Bagiku
privilege bukan hanya soal uang, namun juga kesempatan. Waktu luang, kondisi
geografis, maupun lingkungan yang mendukung. Keinginanku untuk lanjut S2 sudah
ada sejak masih S1, tapi langkah nyatanya baru sekitar 2 tahun lalu. Sempat
mencari info LPDP, mau nyoba kelas SBM ITB di Bandung, eh malah jadinya tes S2
di president university. Mana itu? Silakan googling, mungkin kalian akan
menemukan artikel-artikel mengenai kampus swasta termahal di Indonesia, hhhehe.
Keinginan yang tertunda
Aku sudah
mengazamkan dalam diri, bahwa harus S2. Waktu itu dalam perjalanan ke Senayan
city buat arisan, sempat ngobrol-ngobrol sama Zainal. Jaman itu dia baru akan
memulai SBM ITB nya tiap weekend. Kondisi memang mengharuskanku untuk lulus S1
langsung kerja. Kalau mau S2 ya sebisa mungkin sambil kerja dan nggak
memberatkan cashflow.
Upaya
pencarian beasiswa termasuk LPDP lalu kulakukan. Foldernya masih ada tuh,
ahahha berisi aneka dokumen untuk pendaftaran. Di saat keseriusanku memuncak,
kesempatan dari kantor datang. Aku akan diberi beasiswa kuliah S2 di sebuah PTN
nggak jauh dari tempat kerja. Oke, aku close dong itu LPDP.
Tahun
berganti, beasiswa S2 tersebut tak kunjung ada kabarnya. Aku malah diminta
untuk mengumpulkan dokumen guna kesiapan keberangkatan ke Sydney. Wowow!!! Iya,
aku terpilih buat ikut short course di TAFE NSW Sydney. Beasiswa tak terduga ke
Sydney dari Australia Award. Aku nggak hanya merasakan bangku kuliah di sana
tapi juga merasakan kehidupan mewah di pusat kota Sydney. Kebaikan apa ya yang
kulakukan di kehidupan sebelumnya? Ah, mungkin doa tulus orang-orang yang menyayangiku.
Program Study S2 di President University
Akibat dari
kehidupan di Sydney yang teratur, tak membuang waktu, aku semakin semangat
ketika balik ke tanah air. Semangat buat belajar apa saja. Aku sempat kursus
biola, renang, bahasa Inggris, video editing, dan sekarang lagi jalanin kursus
terpadu perpajakan.
Keinginanku
buat S2 masih menyala. Setelah melakukan berbagai survey, aku memilih president
university. Seperti yang aku bilang di atas, bahwa privilege nggak hanya soal
uang. Bisa saja aku ambil S2 di IPB, tempatku kuliah S1. Mungkin lebih murah,
tapi secara geografis jauh. Begitupun UI, UGM dan ITB, kalau kerjanya di
Jakarta sih ngga masalah.
Alasan
geografis itu yang utama bikin aku memilih S2 si President University.
Kampusnya terletak diantara kantor dan tempat tinggalku. Jadi bisa banget aku
pulang kantor langsung ngampus. Ibarat kata mah tinggal ngesot.
Kebetulan
tahun ini President University membuka program study baru untuk S2 yaitu
magister management technology. Sebelumnya hanya magister management
information technology atau MMIT. Tentunya biar nyambung dengan S1 aku dan
kerjaanku sih aku prefer MMTech.
Tes Seleksi President University
Meskipun
kampusnya setiap hari kulewatin, ketika hari tes itulah pertama kalinya aku
masuk. Woow tenyata parkirnya mbayar ahahha. Tentu beda sih hawanya dengan
kampus negeri. Sebelum tes aku sudah mendaftar secara online dan nanya-nanya by
whatsap dengan contact person yang tersedia.
Loh kok rame
dan banyak dedek-dedek? Aku masuk ruangan yang luas gitu, bareng sama seleksi
beasiswa S1 dan seleksi masuk kelas ekstensi (kelas malam). Sepertinya cuma aku
yang mau tes S2 deh. Tapi kan aku masih terlihat selayaknya anak SMA ya. Ehhee.
Aku
benar-benar nggak seperti mereka yang lengkap bawa alat tes. Pensil saja minjam
ke panitia, haeduh. Kirain tes-nya online gitu lah seperti mau masuk bimbel semacam EF. Pulpen
mah aku bawa, penghapus juga, tapi tidak dengan pensil 2B. Harus bulet-buletin
lembar jawab komputer.
Oke soal
tesnya ternyata sama dengan S1. Dalam buku soal, bagian pertama adalah tes
wawasan umum. Kalau nggak salah sih ada 20 soal. Bagian ke-2 adalah tes
matematika dan fisika, ada 60 soal. Bagian ke-3 tes bahasa Inggris 40 soal.
Oiya semua soalnya pakai bahasa Inggris ya. Jadi, tadi wawasan umum dan
matematika juga in English. Tes Bahasa Inggrisnya tentu pakai bahasa Inggris
ahhaha.
Nggak ada
soal speaking, listening, atau wawancara psikotes. Iya, kukira ada soal
psikotes gitu kayak ngelamar kerja, ternyata tidak. Kalau kalian biasa ngerjain
latihan soal SPMB, soal seleksi di President University pasti bisa dengan
mudah.
Nggak sampai
2 jam aku kelar ngerjain. Ya ngapain dipikir terlalu dalam sih, kecuali ini tes
STAN ya aku harus benar semua ahahhaa. Btw aku S1 masuk dari jalur PMDK jadi
nggak ngerasain tes SPMB yang try outnya saja ga pernah lulus itu.
Tapi saranku
kalau buat adek-adek S1 yang ada imbalan beasiswa mah dikerjain bener-bener.
Makin banyak benernya makin banyak beasiswanya kan? Tapi ini kampus swasta, aku
nggak tahu juga sistemnya apakah semudah itu dari hasil tes semata.
Biaya S2 di president university
Kurang lebih
2 hari setelah tes, aku dikirimi LOA (letter of acceptance) beserta rincian
biaya. Jadi, untuk S2 itu ada kelas weekend dan weekdays. Aku ambil weekdays
biar murah ahhaha. Lagian kan sekalian capeknya dari kantor gitu, weekend bisa
diisi dengan kegiatan lain. Weekend full sabtu dari pagi sampai sore. Alamak bisa-bisa
aku nggak traveling nanti. Kalau weekdays dari 18.30 sampai 21.00 senin-kamis.
Yay! (Tapi pada kenyataanya kuliah sampai jumat malam).
Total biaya
untuk 3 semester (program hanya 1 tahun) adalah 70 juta rupiah. Mahal? iya, makanya harus serius
kuliahnya.
Mungkin
terlihat gede, tapi kalau dibanding kelas malam S1 mah belum ada apa-apanya
lho. Lagian, aku nggak ngeluarin lagi ongkos transportasi sebab sekali jalan
dari dan ke kantor. Semoga aku dapat beasiswa entah dari kantor ataupun pihak
ke-3.
Baca: Nikah atas S2?
Kehidupan mahasiswa di President University
Saat tulisan
ini dibuat aku belum mulai kuliah. Tapi karena tinggal di sekitaran kampus, aku
paham lah ya kehidupan mahasiswa President. Jauh sama IPB lah tentunya. Kampus President University itu di kawasan Jababeka, kawasan
industri Cikarang tetangganya Meikarta.
Di sini
fasilitasnya lengkap, dan kalau ada yang bilang gaya hidup mahasiswanya elit
sih aku aminin. Aku tinggal sekomplek dimana banyak mahasiswa President ngekos.
Ya gitu deh, bermobil adalah hal biasa. Nggak semua, tapi rata-rata kayak gitu.
Setelah tes
aku sempat keliling kampus, lihat ke kelas-kelasnya dan kantin. Kalau kata
temenku yang ambil kelas ekstensi sih makan nasgor di kantin presiden setara
dengan nasgor Solaria. Hmm,,,tapi yang paling bikin aku shock adalah parkir
yang harus bayar. Jadi, nggak ada ceritanya lama-lama ngerjain tugas di kampus
kayak jaman IPB.
Sebagai
orang yang sekolah dan kuliah di institusi negeri sebelumnya, aku cukup excited ahahha
pengen rasain kuliah di swasta. Mohon doanya ya, semoga lancar segala urusan
dan ilmuku bisa bermanfaat. Aku ambil S2 bukan untuk mengejar gelar semata,
tolong distabilo pernyataan ini!
hallo ka. untuk biaya keseluruhan sampai lulus 70jt atau lebih ya?
ReplyDelete70 juta kak sejauh ini angkatan saya
DeleteWah, mantap banget storynya kak, good luck ya kak, salam kenal saya Hendrika dari kelas malam President University faculty of Industrial Engineering, Sebelumnya saya ucapkan selamat bergabung di keluarga besar President University.
ReplyDeleteMengenai parkir, emang betul disini gk ada parkir gratis kak, tetapi ada opsi member dengan membayar 50k per bulan untuk motor, 75k untuk mobil. Dari pada perhari lebih hemat perbulan.
Nah dimasa pandemi ini, saya sudah 2 semester kak belajar online, gimana nih dengan kabar mahasiswa S2 ? Apakah belajar online juga kak ? ����
Di President University ini termasuk kampus yang ngebut kak, karena 1 semester itu cuma 4 bulan, jadi jika dianalogikan kerja keras, KK selama kuliah kerja extra kerasnya cuma 1 tahun aja, beda dengan kampus lain yang menerapkan S2 bahkan bisa sampai 2 Tahun.
Nice story and very inspiration.
Hai kak, iya semenjak pandemi S2 juga online full
DeleteAkreditasinya apa ya kak?
ReplyDeleteAnakku dapat fullscholarship S1 prodi EE (Electrical Eng), feb kemarin selesai, dan dapat lagi beasiswa S2 di MJIIT (Mal-Japan) tapi gegara pandemi tertunda gak jelas. Untungnya PresUniv juga kasih lagi beasiswa S2 nya 80%, jadi cukup bayar 20% dibagi 12 bulan. (dapat bayar bulanan aja). Syukur kepada-NYA... 😊
ReplyDeleteMau tanya kak emngnya kakak kerja dimana?
ReplyDeleteKerja nya dimana kak?
ReplyDeleteCerita yg bagus, mba.
ReplyDeleteTerima kasih pak Gugi
DeleteSoal2 tesnya seperti apa kak?
ReplyDeletepengetahuan dasar aja kok, tp pakai basa Inggris
DeleteKa mau tanya untuk konsentrasinya yg di mm-it ini apa saja ka?
ReplyDeletepas angkatanku ada HR sama finance
DeleteHalo kak mau tanya, apakah untuk S2 di presuniv ada jalur beasiswanya?
ReplyDeleteada kak, cb ke websitenya yahh
DeleteGimana kak kul sambil kerja??
ReplyDeleteByk gk tugasnya sampe begadang gk?
Haha
itu sih soal time management aja kaka...tugas banyak tp bisa dihandle kok
DeleteHallo ka... untuk biaya keseluruhan itu sistem bayarnya gimana? Persemester atau harus lunas semua. Mohon sharing pengalamanya.. thanks
ReplyDelete