Aku bukan fans MotoGP, tapi ketika diberi kesempatan yang sebenarnya bagian dari kerjaan…ya tentu tidak menolak. Sebelum membaca lebih lanjut, ini perlu kutegaskan di awal bahwa aku ke Mandalika itu karena penugasan kerjaan yah bukan karena terlalu selo hehehe. Karena lumayan loh itu 4 hari di Lombok. Tahun 2018 tepatnya beberapa bulan sebelum gempa dahsyat menghantam Lombok, aku sempat punya keinginan untuk ikut open trip ke Rinjani. Tripnya itu buat hunting foto drone, seru kan? Nah sayangnya gempa tuh,,yaudahlah yah kapan-kapan. Eh ternyata Tuhan menyimpan takdirku melihat Rinjani secara langsung, untuk 2022 lewat event MotoGP. Jadi, ngapain aja sih selama rangkaina acara di Mandalika?
Ketemu lagi Airbus A330
Masyarakat Indonesia pasti tahu ya, kalau Lombok itu jauh dari Jakarta. Harus pakai pesawat terbang. Nah, karena antusiasme penonton maka tiket pesawat sudah sold out jauh-jauh hari. Aku ditugaskan dari kantor tuh H-2 minggu event, challenging banget soal pesawat. Dapatlah untuk berangkat pakai Garuda Indonesia terpagi dan untuk pulang Garuda Indonesia termalam hahaha.
Pertama kalinya tidur di terminal 3, niat banget dari rumah masih malam lanjut tidur di bandara, daripada telat yak an? Beda lah pergi buat keniatan sendiri sama kerjaan. Ternyata nyaman banget terminal 3 buat tidur, sepi pula 1 gate malam itu cuma ada aku ahahhaha berasa tidur di kamar sendiri. Jadi kepikiran, oke lain kali kemana-mana pakai pesawat yang di terminal 3 aja deh, aminnn.
Pesawat yang kunaiki itu extra flight, tapi penuh sampai
ekor. Aku dapat di ekor, dan ini…Airbus A330 yayyy. Pesawat guede yang
pramugarinya 8 kalau engga salah. Terakhir naik pesawat jenis ini waktu ke
Sydney yang mana sudah lama sekali.
Baca: Tips naik pesawat ke luar negeri dengan transit (untuk pemula)
Pagi itu sarapan di udara, tepatnya di langit Jawa Tengah
dengan menu nasi putih, buncis, dan ayam. Agak hambar sih, aku bertanya-tanya ap
aini makanan khas Lombok? Tapi karena lapar banget dan mengingat sesampainya
Lombok harus langsung kerja ya habisin aja.
Jujur ini pertama kalinya naik pesawat segede ini dapat di ekor. Ketika ketemu awan lumayan sih ya, terus pas landing kayak ekornya masih di atas gitu jadi nggak datar pesawatnya ahhahaha.
Berkenalan dengan Nasi Balap Puyung
Bandara Lombok hiruk pikuk, aku mengantuk. Lihat sana-sini
orang ramai foto di landmark bandara. Yang kucari sebenarnya restoran, tapi cuma
nemu RotiO yang padat dan Nasi balap puyung Inaq Esun. Apa tuh?
Cek gojek, ternyata sudah ada. Langsung saja penasaran
dengan kondisi di luar bandara. Sambal nunggu rombongan lain, aku mengarahkan Gocar
ke warung nasi Padang depan gerbang bandara. Tapi malahan belok ke nasi bapal
Puyung di sampingnya. Apa sih itu?
Nasi balap dikenal juga dengan nama nasi balap puyung atau
nasi puyung, yang merujuk kepada daerah asal kuliner ini, yaitu Kampung Puyung
yang terletak di Dusun Lingkung Daye, Jonggat, Lombok Tengah.
Sajian nasi balap ini sebenarnya sederhana, yaitu seporsi
nasi putih dengan suwiran daging ayam bumbu pedas, kedelai goreng, plus sambal
khas yang disajikan di atas daun pisang. Sementara, kering kentang, oseng
buncis, dan telur juga kerap hadir sebagai pelengkap.
Dulu Nasi Balap itu identik dengan malam hari, karena hanya
tersedia di malam hari untuk melayani anak-anak muda yang suka nongkrong dan
balap di Desa Puyung. Sejarah kuliner ini bermula dari ibu Inaq Esun yang telah
menjajakan makanan ini sejak tahun 1970-an. Pada tahun 90-an, ada salah seorang
cucu dari Inaq Esun yang berprofesi sebagai pembalap lokal. Setiap kali menang
balapan, ia selalu mentraktir teman-temannya di warung nasi milik neneknya.
Dari situlah nama nasi balap ini berasal.
Kini, kedai nasi balap Puyung cap Inaq Esun menjadi salah
satu destinasi kuliner yang sangat populer dan telah memiliki beberapa cabang.
Warung-warung penjaja nasi balap pun menjamur hingga ke luar NTB.
Menginap Hotel Pesona Rinjani
Nah ini dia yang jadi highlight dari cerita nonton MotoGP di
Mandalika. Jadi, karena penginapan di kota Lombok sudah penuh maka travel agent
menempatkan kami di Sembalun. Fyi, Sembalun itu sekitar 2-3 jam dari kota
Lombok. Jalan ke sana menanjak, berliku, yaiyalah kan Sembalun mah di kaki
gunung Rinjani.
Nama penginapannya “Pesona Rinjani”. Di wilayah ini banyak
hotel, cottage, dengan view Rinjaniiiii serta bukit-bukit menawan Sembalun. Aku
dapat kamar dengan 2 bed bareng rider perempuan dari Lampung Lady Shofia. Tipe kamarnya
ada yang bentuk rumah terpisah gitu, rumah panggung. Nyaman lah ya buat
menghela capek mah, air panas nih penting banget,,,alhamdulillah available. View
restoranya mantep banget, jadi meski sarapannya sederhana tapi asik-asik aja.
Menyusuri Gelap Malam Taman Nasional Gunung Rinjani
Setiap hari aku beraktivitas di kota Lombok, perjalanan
pulang pergi bisa 5 jam tuh total. Nah jalur ke penginapan dari kota bisa via Lombok
Utara atau Lombok Timur. Sebenarnya yang jadi pilihan kebanyakan orang adalah
Lombok Barat. Meski lebih lama durasinya, tapi tanjakanya lumayan lah ada
landainya dikit. Terang melewati ladang, perkampungan, kebun. Kalau mau cepat
sih via Lombok Timur, tapiii tantanganya adalah kita harus menyusuri 1 jam di
dalam hutan yang rapat, tanpa sinyal, sepi, menanjak dan berkelok. Namanya Kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Indah banget pemandanganya, tapi bayangin lewat sini tengah malam deh ahahah. Asli sepanjang jalan nahan ngantuk demi selalu waspada. Di sini banyak sekali monyet liar, dan di beberapa tempat dijadikan camping ground. Sayangnya pas aku lewat, benar-benar senyap cuma ada suara daun dan ranting.
Hujan-Hujanan di Sirkuit Mandalika
Se Indonesia tahu lah ya ‘drama’ hujan pas hari H MotoGP. Itu
nyata adanya, dan kalau inget tuh masih kerasa capeknya baju basah kuyub ahaha.
Jadi, minggu pagi jam 8 aku Sudah turun dari Sembalun menuju Kutha Mandalika di
Lombok Tengah. Kalau ke Mandalika, dari Sembalun lebih cepat via Lombok Timur. Tengah
hari sampai pula di Praya, aturanya semua kendaraan diparkir di bandara lalu
penumpangnya pakai shuttle bus. Ternyata lalu lintas kacau, macet parah menuju
bandara. Pun parkiran penuh, akhirnya langsung suruh bablas ke Mandalika. Eh…menuju
sana pun macet. Jujur sih seperti tidak ada pengaturan lalu lintas dengan
proper. Kenapa tidak dibuat satu arah saja ya?
Tepat ketika kaki sampai di area sirkuit Mandalika (privilej loh dapat parkir di area Deluxe), gerimis turun. Penonton membludak, Xray sih ada tapi udahlah bablas semua itu cuma tas ditengok sedikit saja. Padahal ada do-don’ts bawaan di tas, tapi yakin deh pada lolos.
Lagu Indonesia raya berkumandang, hujan masih turun tapi makin menipis, MotoGP pun dimulai. Daripada nonton ke arena, aku malah lihatin di bigscreen ahahha, penonton lain malah ada yang streaming dari hape. Rasanya udah kliyengan tuh berdiri hujan-hujanan. Lepas beres langsung berhimpitan keluar arena, melewati terowongan mina ahhaa.
Ternyata ke ‘chaos’ an lalu lintas kembali terjadi. Aku sih nggak masalah ya mobil parkir di sirkuit. Nah yang parkirnya di bandara gimana sedangkan shuttle bus terjebak macet. Hari mulai gelap, orang-orang memenuhi jalanan yang becek, gerimis masih turun, banyak yang lepas sepatu. Ada yang nampak kelelahan duduk di trotoar, ada yang terus berjalan mungkin sampai bandara.
Lombok, Aku akan Kembali
Overall, 4 hari di Lombok ini akan menjadi bagian cerita hidup yang tak mudah dilupakan. pulangnya pesawat delay, ya traffic Lombok memang sudah parah banget sih ya isinya manusia semua hari itu. masuk pesawat langsung tidur, terbangun saat tengah malam di atas Surabaya disajikan nasi balap puyung (lagi). Selesai makan tidur lagi, terbangun sudah mau landing di Soeta.
Aku ingin ke Lombok lagi, mau ngedrone pantai-pantainya juga bukit-bukitnya, tak lupa kerbau dan sapi-sapinya. Sebenarnya kemarin sempat ke Gili Trawangan juga, tapi mungkin akan dibahas lain kali. Oke mari kita re-cook nasi balap puyung. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.
penasaran pengen kesini
ReplyDeleteseru banget pas momen moto GP
ReplyDeleteaku denger dari Alid blogger Jombang, kalau mbk Inayah ke Lombok dalam rangka kerjaan
aku lupa, kalau nggak Alid ya mbak Andy blogger Lombok
pas bubaran event, luar biasa ramenyaaa, banyak penumpang yang masih belum balik ke mataram sampe dini hari
iya kak, aku dalam rangka business trip motoGP dari kantor. Termasuk aku yg sampai dini hari hahaha
Delete