Identitas Buku
Judul: Menjerat Gus Dur
Penulis: Virdika Rizky Utama
Penerbit: NUmedia Digital
Indonesia
Tahun terbit: 2019
Sinopsis
Dari dokumen-dokumen yang
diungkap dalam buku Menjerat Gus Dur ini terlihat bahwa sebenarnya tokoh
sentral yang paling berpengaruh dalam upaya pelengseran terhadap Presiden Gus
Dur adalah Akbar Tandjung yang saat itu menjabat Ketua Umum DPP Partai GOLKAR /
Ketua DPR RI.
Dari buku ini juga kita akan
tercengang bahwa ternyata biaya operasional pelengseran Gus Dur beredar di
lingkaran HMI senilai 4 Triliun guna menggerakkan BEM se-nasional yg dikuasai
HMI. Dana ini digalang oleh bendahara umum partai Golkar Fadel Muhammad dan
Fuad Bawazier atas arahan Akbar Tanjung.
Review
Saya membeli buku ini satu tahun
setelah booming, tepatnya di Januari 2021. Awal 2020, wah buku ini jadi
perbincangan di mana-mana. Tapi saya cukup memantau, ya karena kondisi
mentally-emotionally-financially saya pada saat itu sedang ambruk-ambruknya. Perkara
buku cetak, sebenarnya sudah saya hindari. Bukan mau sok go green, tapi ini
tentang penyimpanan. Saya sering banget teledor, buku ketinggal dimana-mana
lalu hilang. Pinginnya bawa buku kemanapun, tapi buku cetak ratusan halaman itu
berat. Belum lagi soal rak buku yang semakin sesak dan memaksa saya
meng-giveaway puluhan buku di dalamnya.
Buku Menjerat Gus Dur tidak ada
versi digitalnya, bahkan versi cetaknya saja terbatas banget. Saya beli di
sebuah toko buku online di Jogja (tapi ini ori loh, bukan foto kopian). Intinya,
rasa penasaran saya akan buku yang fenomenal dan sold out dimana-mana ini
akhirnya terjawab. Buku Menjerat Gus Dur banyak diburu, terutama oleh
orang-orang yang penasaran tentang kasus pelengseran Gus Dur yang diduga
merupakan skenario dari beberapa elite politik.
Tidak ada yang spesial dari
desain sampul atau tata letak penulisan buku ini. Selama font-nya enak dibaca,
untuk sebuah buku cetak itu adalah hal krusial. Pemaparan yang runut, tidak
banyak pengulangan, keterangan yang jelas, membuat saya betah membaca buku
Menjerat Gus Dur seakan membaca novel thriller.
Tapi, setahun setelah buku ini
ramai kok rasanya masih adem ayem saja ya. Maksudnya, tidak ada tindak lanjut
yang lebih dalam dari bagian terkait untuk mengungkap ini sebagai kebenaran
atau sebagai kebohongan.
Saya mengira buku ini bakal Gus Dur sentris, ternyata tidak loh. Ini menampilkan gambaran dinamika politik di masa itu. Dari mulai orde baru, kejatuhan orde baru, jaman Habibie, lalu jaman Gus Dur. Yang paling menarik adalah bagian ini, saat bagaimana situasi politik-kemananan-ekonomi bisa serunyalm itu. Kondisi tersebut enggak alami, namun bikinan. Jadi lengsernya Gus Dur adalah kerjasama elit politik dengan orang-orang anti demokrasi, ini yang awalnya mungkin tidak terpikirkan oleh kita semua. Banyak hal yang saya belum ketahui, sebab masa itu saya masih kana-kanak. Cuma tahu dari TV saja di gedung DPR sholawat badar setelah Gus Dur dinyatakan menang jadi presiden.
Sebaiknya buku ini tidak hanya
beredar dalam pembicaraan orang-orang NU saja sih kalau mau lebih punya dampak
sistemik. Membicarakan buku tersebut dari spektrum lebih luas menjadi penting. Terlalu
sayang untuk buku yang telah ditulis secara informatif, naratif, dan ilmiah ini
jika dibiarkan viral pada wal munculnya saja.
Rate
4.5/5 stars
Quote
“Hendaknya Anda bersabar, bisa menahan kekerasan, karena perjungan untuk menegakan demokrasi membutuhkan keadilan dari kita semua. Demokrasi tanpa keadilan hanyalah sebuah lelucon saja”- Gus Dur.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah