Apa yang kamu pikirkan jika mendengar Belitung? Pasti pantai pasir putih dengan laut berwarna biru muda plus batu-batu besar. Laskar Pelangi memang menguatkan branding Belitung menjadi seperti itu. Pantai Tanjung Kalayang adalah tujuanku ke Belitung, sebab lokasi ini masuk ke daftar 10 Bali Baru versi Kemenpar. Tapi, selama di Belitung aku justru menemukan hal-hal yang tak biasa dan sayang untuk disimpan sendiri. Bukan island hoping atau mercusuar pulau lengkuas, kalau itu sih kalian sudah bisa browsing sendiri. Inilah 5 hal ajaib cenderung aneh dari Belitung.
1. Tidak ada alfamart dan indomaret
Ini bukan
sponsored post ya, tapi aku sebut merek sajalah langsung. Alfamart dan
Indomaret itu sudah menjadi hal yang umum dan ada dimana-mana. “aduh perlu ini…”
“okedeh ntar aja beli di alfa atau indomaret”. Gitu biasanya, mau di kota atau
di desa (utamanya kita yang tinggal di pulau Jawa).
Itu juga
yang aku pikirkan waktu elitung. Aku punya niatan buat ngemper di alfamart
atau indomaret 24jam. Ya biasanya kan di terasnya ada kursi dan colokan, trus
bisa mesen kopi juga. Perfect lah buat backpackeran.
Ketika
kakiku mencapai negeri Laskar Pelangi, aku tak menemukan semacam toko swalayan
di bandara Tanjung Pandan. Pikirku “oh mungkin lokasinya nyempil, nanti saja
deh di kota kalau mau beli-beli tisu dll”.
Ternyata hingga motor sewaanku sampai di pusat Kota yang ada tugu batu meteor itu, tak satupun indomaret dan alfamart kutemukan. Tapi, ada toko-toko sejenis sih. Babel mart, Belitung mart, dan ‘mart-mart’ lainnya.
Usut punya
usut, Pemda memang melarang adanya alfamart dan Indomaret di Belitung. Wooww!!!
Menurutku ini sangat menarik. Padahal Belitung sekarang hidup dari sektor
wisata yang mana orang ‘luar Belitung’ macam aku ini terbiasa apa-apa ke dua toko
tadi. Sebuah langkah yang berani dan harusnya ditiru daerah lain.
Bagaimana dengan Supermarket? Di Belitung nggak ada Matahari, Giant, Carefour, apalagi Farmers market. Gantinya adalah supermarket-supermarket lokal, yang jualannya juga lengkap kok. Aku nyobain belanja di tempat yang lumayan terkenal karena kelengkapannya di Belitung, yaitu “Puncak”. Iya, supermarketnya namanya "Puncak" ahhaha.
2. Susah cari pom bensin yang berjualan
Aku belum
blusukan ke tempat-tempat yang termasuk pelosok di Indonesia. Tapi menurutku,
Belitung itu bukan pelosok, apalagi kota Tanjung Pandan. Dia punya bandara.
Nggak terpikir olehku bakal susah cari SPBU atau pom bensin yang jualan. Eh
maksudnya gimana?
Pom bensin
di Belitung kamu bisa cek sendiri di google maps, banyak dan tersebar. Tapi
belum tentu ada stok bahan bakar di sana. Pada suatu pagi, aku muterin kota
Tanjung Pandan demi nyari pom bensin. Baru kali ini aku sampai ngetok kaca
kantor SPBU trus nanya “pak, jualan bensin ngga?” ahahhaha…konyol. Dan ternyata
nggak jualan. Lalu terpikir dalam hati, setidak-merata inikah akses kemudahan
bagi rakyat Indonesia? Gimana di Papua sana ya, atau pulau Rote misalnya yang
jelas-jelas jauh dari Jakarta.
Selama belum ketemu pom bensin yang jualan, aku mengisi tangki pakai bensin eceran. Yang mana tahu sendirilah ya, kita ngga bisa pastiin kevalidan ukuran dan kualitasnya.
3. Tidak ada angkot
Jadi sebelum
berangkat aku sempat browsing “Belitung Rental Motor”, Alhamdulillah dapat.
Yang logonya bagian depan motor warna hitam. Chat whatsap fast response, ramah,
termasuk waktu aku cancel karena keberangkatanku ke Belitung diundur. Ada helm
dan jas hujan juga. Ngga ribet, ketemuan di bandara juga untuk serah terima.
4. Warung Kopi Belitung
Warung kopi,
coffe shop, apapun kamu mau sebutkan…itu bejibun di Belitung. Kayaknya lebih
mudah nyari warung kopi dibanding warung makan. Bahkan yang jam 6 pagi sudah
bukapun banyak. Aku mengamati kebiasan orang-orang sebelum kerja tuh
ngopi-ngopi dulu di warung kopi.
Sore ke malam, makin banyak lagi yang buka. Aku sempat tau nama “kong djie” sebagai warkop paling legendaris di Belitung. Eh kok pas di Tanjung Pandan saja tuh ada banyaaak banget “kong djie”. Ternyata warkop ini sudah diwaralabakan. Jadi bebas mau nikmatin di Kong Djie yang mana. Aku menikmati kopi Belitung justru di warung Timpok dulu. Tempat makan fancy buat turis ahahha. Tapi aku terkesan, sebab bisa merasakan berbagai sajian khas Belitung.
5. Susur hutan ke Gantung
Aku nginep
di dekat pantai, tapi pengen ngerasain Belitung versi lain. Tujuanku adalah
replika SD Laskar Pelangi di kecamatan Gantung. Sukur-sukur bisa mampir ke
Manggar. Kalau di google maps, dari Tanjung Pandan ke Gantung itu sekitar 2 jam
perjalanan bermotor dengan jarak 70km. okelah, nggak sejauh jarak Pekalongan ke
Semarang.
Selepas Tanjung Pandan, hawanya sudah berbeda. Jalanan menanjak, aspal menyempit dan kadang rusak. Tapi itulah yang seru, susur hutan. Bukan sembarang hutan ya tapi beneran hutan sawit yang rapat. Sempat nyasar juga ke jalanan rusak di tengah kebun dan berpapasan dengan puluhan monyet liar.
Belitung memang surganya pantai indah, tapi ada banyak hal lain dari sana yang bisa kamu rasakan. Setiap perjalanan bukan hanya tentang seberapa banyak stok foto yang kamu dapatkan, melainkan seberapa banyak dan dalam pengalaman yang kamu bisa ambil.
Waktu itu ke Belitong, sampe gak sempet merhatiin ada Alfa or Indo* hihi.
ReplyDeleteAnyway jeli sekali pengamatannya. Awesome!
heheh karena saya kalau ke tempat baru pst nyari convenience store macam itu. entah beli-belian sesuatu atau numpang istirahat
Delete