Perawatan sampai hampir 2 juta
rupiah kayak apa sih hasilnya? Untuk menjadi percaya diri memang engga hanya
soal penampilan luar, tapi aku percaya pepatah Jawa “ajining rogo soku busono”.
Penampilan luar banyak pengaruhnya, apalagi kalau aktivitas kita bayak
berinteraksi dengan orang lain. Aku pernah cerita soal chemical peeling di Erha. Silakan dibaca dulu ya, karena ini berhubungan dengan collagen rejuvenation
therapy (CRT) yang 3 bulan lalu aku jalani.
Masalah Jerawat di Kulitku
Topik tentang jerawat di blog ini
sudah sering aku tulis. Aku jerawatan sejak mulai kerja, jadi masa ABG aku
malah engga jerawatan sama sekali. Sebenarnya jerawatku itu termasuk yang jinak,
karena hanya muncul saat menstruasi. Tapi mungkin aku mengalami masa-masa sok
nyoba skincare aneh-aneh yang bikin aku jadi rentan banget kulitnya.
Aku pernah pakai rangkaian skincare the body shop, itu sebenarnya bekerja di aku meski pelan. Tapi aku
pengen deh mulus gitu kan, tanpa bekas jerawat yang kayaknya sudah dari 2017
bercokol. Aku sampai cek foto-fotoku lho, tuh bekas-bekasi jerawat kronologis
munculnya bagaimana.
Hasil Acne Peeling/BPA Peeling Erha
Akhirnya aku ke Erha Pekalongan,
niatnya mau laser. Tapi disarankan untuk peeling dulu saja. Baiklah, aku
melakukan itu. Alhamdulillah cocok, Bisa dibilang selama 1 bulanan setelah perawatan
tersebut aku engga jerawatan. Kalaupun muncul 1 biji saat mens, ya udah aja
gitu kempes sendiri dan engga ganggu.
Aku perawatan Acne Peeling pada 8
Februari 2020 di Erha Pekalongan, stop semua skincare lain yang kupakai. Engga bedakan
juga, apalagi pakai foundy. Hasilnya kulit dipegang halus banget, tapi kalau
ngaca masih ada bekas jerawat. Krim-krimnya juga cocok, engga ada yang bikin
muka kinclong minyakan.
Jujur saja pola hidupku sekitar 2
tahun ini kacau banget. Begadang, stress, jarang olahraga, sering melakukan
aktivitas di luaran, dan makan sedapetnya asal halal. Tahun 2014 dan 2015an
akutuh terkontrol banget urusan jam tidur, asupan gula, hingga olahraga. Tanggal
aku boleh ngopi atau cheating makan mi instan aja aku standarkan loh. Sekarang,
mana bisa!
Persiapan Sebelum Tindakan Collagen Rejuvenation Therapy (CRT)
Sebulan setelah Acne Peeling, aku
ke Erha Lippo Cikarang tepatnya pada 15 Maret 2020. Itu sudah musim Corona sih,
tapi belum PSBB jadi masih santai aja kluyuran. Aku ketemu dr. Rahmad, yang
ramah dan kalau dichat buat konsultasi fast response.
Seperti protokoler Erha pada
umumnya, ketika dipanggil untuk konsul ya aku cerita Panjang lebar. Termasuk bilang
kalau sebulan sebelumnya aku sudah acne peeling di Pekalongan dan mau lanjutin
CRT di Lippo Cikarang. Dilihatin juga database Erha yang berisi foto Riwayat kulitku
dari pertama kali ke Erha. Oiya, aku dulu sempat perawatan di Erha pas
jerawatku habis parah-parahnya. Cuman terhenti karena aku ngurus dinas ke
Australia lalu ribet tetek bengek urusan haidup setelah balik ke Indonesia.
Dr. Rahmad wanti-wanti banget
kalau CRT ini termasuk perawatan yang beresiko. Aku ditanya apakah ada keloid,
apakah alergi, dan apakah sudah tahu biayanya hhee. Setelah kulitku diperiksa,
alhamdulillah aku bisa CRT hari itu juga dan engga full face. Bekas jerawatku
tuh di pipi saja, jadi masuknya mid lower face. Efeknya yak e biaya perawatan
tentunya yang harusnya 2 jutaan jadi 1.5 juta.
Aku juga harus menandatangani
beberapa surat yang intinya persetujuan untuk dilakukan tindakan Collagen Rejuvenation
Therapy (CRT) ini. Enggak main-main loh, aku bakal dibius wajahnya. Ini pertama
kalinya aku menegnal dunia perbiusan uhuhu. Sebelum memutuskan CRT aku sudah
baca-baca artikel soal tindakan ini, jadi sudah kebayang sedikit resiko dan
prosesnya.
Apa sih Collagen Rejuvenation Therapy (CRT) ?
Collagen Rejuvenation Therapy
(CRT) adalah tindakan untuk mengoreksi acne scar, kerutan, garis halus, stretch
marks, serta peremajaan kulit yang kasar dan kusam dengan menggunakan kombinasi
teknologi “Automatic microneedle dan Electroporation”. Harus dilaukan secara
berkala sesuai interval yang disarankan dokter.
source: Erha catalog |
Metode ini juga dikenal juga
sebagai terapi induksi kolagen. Luka-luka kecil yang terjadi pada kulit akan
merangsang produksi dari elastin dan kolagen. Kolagen baru ini akan membuat
kulit wajah lebih halus. Serum yang digunakan berguna untuk membantu merangsang
produksi kolagen baru tersebut.
Kelebihan Auto Microneedle
dibandingkan dengan treatment lainnya adalah Auto Microneedle lebih aman karena
kerusakan epidermis lebih sedikit; lebih higienis karena menggunakan jarum baru
yang selalu diganti setiap tindakan, dan hasil yang lebih baik karena penetrasi
serum yang lebih maksimal. Hal ini dikarenakan serum yang dimasukan ke dalam
kulit menjadi lebih efektif karena dihantarkan melalui jarum-jarum halus dengan
kedalaman jaringan di dalam wajah yang diinginkan.
Pesan dokter, hasil CRT bakal
bagus kalau pola hidupku diperbaiki. Jangan begadang! Kalau urusan makan
makanan yang mengandung kolagen sih pasti ya, sama konsumsi buah sayur
diperbanyak.
Efek sampingnya adalah sensasi
perih di kulit, kemerahan, bintik kecil perdarahan (petechiae), dan reaksi
hipersensitifitas seperti kemerahan dan jerawat kecil.
Jadi kulit kit aitu diisikan
collagen tapi pakai jarum micro gitu. Nah sakit dong? Banget kalau engga dibius!
Bayangin itu jarum superkecil ditusuk-tusukkan secara merata di wajah selama kurang
lebih 1 jam. Ketusuk 1 jarum saja kita sakit kan ya? Ahahha. Beauty is pain,
mantra dokter dr. Rahmad selama sepanjang tindakan. Aku sekarang tahu arti
judul novel “Cantik Itu Luka”.
Proses tindakan Collagen Rejuvenation Therapy (CRT)
Pertama-tama wajahku dibersihkan
oleh mba-mba terapis, habis itu diolesin krim bius gitu sewajah dan mukaku ditutupi
plastic kayak kue biar ngembang. Makin lama efek biusnya makin kerasa tuh,
dingin dan…tebal gitu.
Aku lupa berapa lama, kayaknya
setengah jam kemudian deh dr. Rahmad mulai tindakan CRT. Aku masih santai aja,
tidak sakit sama sekali. Ya cuma cekit-cekit dikit, engga sesakit diangkatin
komedonya secara manual kok.
Tapi Namanya bius ya lama-lama
berkurang dong, mulai deh ada sensasi panas ahaha. Dr. Rahmad mulai melancarkan
jurusnya, aku diajak ngobrol banyak hal. Emang ampuh sih, aku jadi engga
terlalu fokus sama sakit di wajahku.
Hidungku mencium bau sesuatu,
amis-amis gimana gitu dan rasanya kok wajahku lengket. Aku amsih berpikiran
mungkin itu collagennya kali ya. Sampai pada suatu titik, aku coba mau selfi
pakai hapeku di tengah tindakan. Aku kaget, wajahku penuh darahku sendiri!
Dok, ini merah darahku sendiri kan, bukan krimnya?
Iya mba,,,
Ahaha yang tadinya aku santai aja,
malah jadi lemes lihat darah semuka-muka. Haduh, saranku jangan deh engga usah
ngaca dulu sampai kelar tindakan. Soalnya sakitnnya biar engga terasa. Karena serumnya
masih nyisa banyak, akhirnya dr. Rahmad ngabisin buat CRT in bagian pipiku yang
ada nodanya paling parah. Uhuuu mantep deh nyerinya.
Dan akhirnya badai berlalu,
tindakan selesai. Aku diberi krim anti iritasi.
Biaya Collagen Rejuvenation Therapy (CRT)
Konsultasi: Rp. 200.000
Single Collagen Rejuvenation
Therapy (CRT)
For mid lower face : Rp. 1.500.000
Total: Rp. 1.700.000
Untuk krimnya masih melanjutkan
dari yang diresepkan pada perawatan part 1 yaitu ACSBP, AMG 1, AF1, CC (yang
ini dinaikan dari CC10 ke CC25), dan AST.
Kebetulan krimnya masih ada
semua, aku cuma beli CC25.
Oiya karena habis tindakan, aku
engga pakai sabun ACSBP yah. Dokter meresepkan Erha21 DF Erha 2 Facial wash for
oily skin 60 ml seharga Rp. 74.500 yang engga pakai scrub.
Progres
Ini yang penting!
Jadi selama 3 hari setelah
perawatan kulit kita bakal kemerahan lalu menghitam. Nah ini tampilan kita
bakal horror banget. Bayangin aja kamu kayak habis jatuh lalu lutut kamu lecet.
Prosesnya sama, ada luka lalu menghitam dan mengelupas. Namun kalau di lutut
kan engga kelihatan, nah ini sewajah dong. Untungnya lagi musim corona, jadi aku
kemana-mana maskeran orang engga akan nanya aneh-aneh ehehe.
Makin lama si kulit hitam tadi
lepas dan menyisakan kulit baru yang mulus banget dan cerah. Apakah bekas
jerawatku langsung hilang? Belum, karena kata dokter paling engga untuk kondisi
kulitku 2 atau 3 kali CRT dengan selang sebulan. Tapi sekarang masalahnya lagi
corona, aku belum ke Erha lagi. Krim-krimku malah tinggal CC25 saja. Buat menjaga
kulit, palingan aku pakai sheetmask untuk saat ini.
Selama habis perawatan Erha part
1 maupun part 2, bedak-bedak serta BB cream sudah engga kepakai. Cukup pelembab
saja kalau buat sehari-hari.
Itulah ceritaku dalam
menghilangkan bekas jerawat melalui Acne peeling di Erha dan Collagen
Rejuvenation Therapy (CRT). Semoga segera ada rejeki dan kesempatan untuk
lanjut CRT tahap 2 ya. Akan aku update lagi setelah itu. Semoga bermanfaat.
Saya Desember 2019 juga ambil tindakan CRT. Seharusnya Juni 2020 juga kembali CRT, apa daya keadaan corona co mengharuskan jika ingin CRT hrs rapid tes dulu, ya saya pending saja dlu. Menurut dokter dlu scar saya kemungkinan bs 4x CRT. Scar nya di pipi kanan kiri dan juga hidung. Ke luar air mata pas di tusuk2, tp 2 hari setelah itu saya malah liburan k pantai. Obat nyerinya cuma 1 bj yg saya minum. Dokternya sempat was2 kalo2 muka saya knp2. Alhamdulillah gk kenapa2.
ReplyDeleteKak mau nanya, butuh berapa kali CRT ya untuk sampai hilang scarnya? karena saya juga setelah konsul dianjurkan untuk CRT. Mohon jawabannya ya kaa :)
ReplyDeleteKak, mau nanya.. Kakak bilang semenjak di erha make up uda nggak kepake lagi elain pelembab. Kakak pake pelembab apa?
ReplyDeleteamg 2 dari erha, kadang skinaqua
DeleteKak gimana keadaan wajah kk skrg? Apakah masih pake cream erha? Kan kk bilang cream kk tgal cc25 apa kk g beli2 cream lg setelahnya?
ReplyDeleteCRT yg harga 1,5 juta. .. Cuma pipi sama batok saja yah. ?
ReplyDeleteIjin komen kak🙏 sy habis di CRT,,tindakannya menyeluruh sewajah & bagian yg agak parah di CRT lebih lama kak
DeleteMana kak lanjutannya
ReplyDelete