Selama tiga bulanan ini
aku merasa pantauanku di jagat twitter lebih berfaedah. Bukan hanya tahu
tentang drama dunia, tapi pengetahuanku tentang Corona virus juga banyak
didapat dari twitter. Aku ngikutin perkembangan Corona dari mulai hot-hotnya di
Wuhan. Wakti itu berpikir, “Wuhan jauh, engga akan sampai sini kok. Kalaupun sampai
ya cepet ilangnya.” Ternyata aku salah.
Beberapa minggu
kemudian, media mulai gencar memberitakan kalau beberapa orang yang dari Bali
terjangkit. Orang-orang tersebut wisatawan asing sih. Semua masih nampak
baik-baik saja kalau baca timeline Indonesia. Saat itu malah ramai kasus
penyebaran super di Korea akibat sebuah sekte gereja.
Dari banjir informasi
kasus-kasus di luar negeri, aku tahu bahwa Corona Virus ternyata bisa menyebar
dengan sangat cepat. Waktu aku masih kecil, aku ingat dulu ada flu burung dan
Sars. Tapi jaman itu aku engga sampai heboh pakai masker segala. Sepertinya penyakit-penyakt
itu ramai di kota-kota besar. Saat ini, ketakutan menghadapi Corona Virus telah
menjangkau warga desaku yang bahkan engga tahu twitter.
Di awal merebaknya
corona, tayangan-tayangan video cara penularan virus ini masih terbatas dari
luar negeri. Ternyata tanpa bersinggungan langsung dengan penderitapun kita
bisa kena. Tapi saat itu karena sekitarku masih santai, ya aku juga santai sih.
Virus Corona atau severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Belum terpikir membeli masker, pakai handsanitizer dan sebagainya. Pola hidup
acakadut macam tidur pagi dan makan tak teratur masih kujalani. Tapi setiap
hari aku memantau perkembangan covid 19 ini di media. Pada bulan Januari aku
sempat demam, beberapa kali. Aku mikir juga ini karena gaya hidupku saja yang
bikin sistem imun jadi jelek. Masih percaya diri.
Masuk ke bulan Februari, pemberitaan tentang Corona mulai semain hangat
di Indonesia. Banyak tokoh yang speak up, mendesak pemerintah. Apalagi WHO
sudah menetapkan Corona sebagai pandemi global.
Gong itu akhirnya ditabuh pada awal Maret. Terkonfirmasi bahwa ada kasus
positiv corona di Indonesia. Hari itu grup whatsap penuh dengan berita simpang
siur. Jujur saja aku sudah merasa lebih siap. Tapi sepertinya masih banyak yang
engga tahu dengan Covid 19 ini. Hoax merebak dimana-mana, bahkan dikirimkan
oleh tokoh-tokoh penting.
Oke sekian dulu postingan mengenaik kilas balikku pada awal masa-masa
kenal virus Corona. Next kita lanjutkan lagi dengan pembahasan yang lebih
mendalam tapi santai. Iya, seperti ngobrol saja sebab aku bukan tenaga medis
atau ahli kesehatan. Tapi aku berusaha menuliskan informasi yang benar.
ReplyDeletewow, komplit infonya. makasih kak
.
.
.
Paket Wisata Banyuwangi