pict source: Unsplash.com, edited by me |
Sepotong cerita menarik
Kalau mendengar kata Papua, aku langsung kebayang penampakan aerial dari atas daratan luas ini. Hijau gelap membentang dengan kontur pegunungan. Mbak Nur bilang
“Medannya luar biasa di sini Rul, perlu perjuangan yang luar biasalah pokoknya. Ada pesawat chartered Rul, buat penerbangan jauh, maskapainya airfast. Kalau untuk timika-tembagapura atau sebaliknya ada chopper Rul. Cuma choper ini untung2an ma cuaca Rul, kalau cuaca bagus naik, kalau jelek dialihin ke bus. “
Bukannya gentar, aku malah penasaran dengan Papua. Kayaknya dalam seumur hidup minimal sekali lah ke sini. Seperti ada ketenangan yang berbeda kalau lihat tayangan-tayangan video tentang Papua atau membaca cerita-cerita di website Econusa. Jika aku bisa ke Papua, inilah hal-hal yang akan kulakukan disana.
Kurasa hutan Papua akan membangkitkan kenangan masa kecilki. Suara satwa akan menemaniku sepanjang jalan. Mungkin iramanya tak pernah kudengar sebab mereka adalah satwa yang tak ada di pulau Jawa.
pict source: pixabay |
Keliling Pasar
Salah satu hal yang paling aku suka ketika menjelajah wilayah baru adalah keliling pasar. Maksudnya disini pasar tradisional ya. Dari sana bisa tergambar kehidupan asli masyarakat lokal. Karena terjadi percakapan aktif, dari pasar pula aku bisa mengerti sedikit bahasa asli daerah tersebut.
Keliling pasar bukan melulu belanja oleh-oleh. Tapi tak dapat dipungkiri, di pasar biasanya kita akan bertemu hal-hal tak biasa yang sayang jika tak dicoba. Terlebih Papua, yang budayanya pasti beda jauh dengan budaya tanah kelahiranku di Jawa.
Tinggal Bersama Orang Lokal
Dibanding dengan menginap di hotel atau resort
yang pasti nyaman, aku ingin melewatkan semalam dua malam tinggal bersama orang
lokal. Aku pernah melihat foto rumah-rumah panggung orang Papua yang menghadap
laut dengan latar belakang gunung. Sepertinya damai sekali di sana.
Mungkin tak akan ada sinyal telepon seluler.
Tapi tak mengapa, bukankah kita perlu sejenak mengambil spasi diantara
distraksi dunia?
Pesan dari mbak Nur, selalu junjung adat
isitiadat setempat. Dan tentu sebaiknya ada guide yang berasal dari orang
lokal.
pict source: unsplash.com |
Jelajah hutan
Nah, ini yang paling ingin aku lakukan jika berkesempatan menjejakan kaki di tanah Papua. Memasuki hutan yang bayanganku asalah mirip di film Star wars yang terakhir. Markas Kapten Leia. Pucuk pohon jauh menjulang di atas awan.
Tempat kelahiranku dan tempat tinggalku memang di tepi hutan. Aku ingat jaman kecil, ketika bangun pagi masih mendengar suara owa. Aku dulu tak pernah tahu wujud owa itu seperti apa. Hingga ketika sudah sedewasa ini baru tahu bahwa owa adalah primata langka. Sekarang bagaimana? Kalau pagi palingan dengan suara kokok ayam sajam tak ada lagi owa. Bahkan ibuku sering cerita bahwa dekat rumahku itu dulu banyak sekali lutung di tahun 70an.
pict source: unsplash.com |
Kurasa hutan Papua akan membangkitkan kenangan masa kecilki. Suara satwa akan menemaniku sepanjang jalan. Mungkin iramanya tak pernah kudengar sebab mereka adalah satwa yang tak ada di pulau Jawa.
Bagiku atmosfer hutan memberikan kesan tersendiri. Damainya tuh beda dengan damai pantai. Apalagi kalau sehabis hujan.
Menelisik Kopi Papua
Meski aku bukan penggemar berat kopi, tapi aku penasaran mengapa kopi Papua bisa seterkenal itu. Apakah hanya branding semata yang kuat atau memang keunikan dari sisi rasa eksotis? Ah...aku harus coba.
Nanti kita cerita tentang jelajah wisata hijau Papua di blog ini secara lebih lengkap kalau aku sudah kesana. Tunggu ya...!
Ahh...semoga bisa ke sana ya say...
ReplyDeleteSemoga suatu hari kita bisa ke sana ya, Kak. Terus naik Chopper hehe... Lanjut, Nanti Kita Cerita tentang Papua... Aamiin...
ReplyDeletePapua, kalau dengar cerita orang tentang alam di sana rasanya pengen punya pintu doraemon. Apalagi raja ampat yang terkenal banget. Padahal lokasi lain ga kalah cantik
ReplyDelete