aktivitas anak-anak di gang yang asri |
Klakson kendaraan tak henti menjerit. Asap dan debu membuat kulit semakin lengket. Di sebelah kanan jalan sebuah monster besar bernama pabrik baja seakan tak terusik. Begitulah si kota industri setiap hari hidup, membuat penghuninya kadang lelah lebih cepat. Memilih untuk mencari jalan pulang, aku membelokkan motor ke gang yang melewati kampung Telaga Murni Cikarang. Selalu asik memotong jalan lewat sini, sebab suasananya berbeda. Seperti bukan di Cikarang saja. Adem, asri, berseri, membuat senyumku tak segan tersungging untuk menyapa orang-orang di gang-gangnya.
Kampung Seribu Bunga
Aku menamai sendiri RW 05 tempat aku sering lewat ini sebagai kampung seribu bunga. Bagaimana tidak? Semua rumah di RW ini menanam aneka bunga warna-wani dengan penataan yang instagramble.
Selain aneka bunga, di beberapa titik taman milik warga aku melihat kebun tanaman obat keluarga (toga). Hal yang saat ini sudah banyak dilupakan orang karena obat instan banyak kok dijual. Padahal, memiliki stok tanaman obat sendiri di rumah adalah sebuah penjagaan kesehatan yang baik. Kalau kebunnya luas dan hasilnya melimpah malah bisa dijual.
“Aduh mba...potnya lagi nggak teratur nih kemarin habis hujan lebat” kata bu Yahya waktu aku sedang berfoto bersama sekumpulan bunga sepatu.
“Pak, ko warga sini rajin-rajin amat nanemin bunga-bunga?” Tanyaku ke pak Nyoto sang ketua Mapela (Masyarakat Peduli Lingkungan Asri) yang kebetulan sedang berada di depan rumah bu Yahya.
“Sudah komitmen mba, buat jaga bareng lingkungan sendiri. Yang nyaman kan ya kita juga. Ketua RW 5 Pak Ir Rohdian luar biasa menggerakkan warga memoles MAPELA TM 05 jadi rapi” Jawabnya.
Bank Sampah Telaga Murni
Saat aku sedang asik bercakap dengan bu Yahya dan Pak Nyoto, seorang bapak berkaos singlet lewat dengan sepeda motornya.
menuju bank sampah |
“Woii pak..tunggu” seru pak RW.
Bersama pak RW aku bergegas mengejar bapak berkaos singlet. Kami berhenti di bangunan bercat abu di pinggir Posyandu. Ternyata bangunan tersebut adalah bank sampah.
penimbangan di bank sampah |
“Pak, ini serius RW 5 punya bank sampah sendiri?”
“Beneran mba. Ini liat..di dalam...sampah plastik punya warga yang belum diangkut ke pengepul.” Jawab pak RW sambil menimbang sampah milik bapak berkaos singlet.
Ternyata RW 5 kampung Telaga Murni merupakan bagian dari Kampung Berseri Astra. Nggak nyangka lho di Cikarang ada. PT Yutaka Manufacturing Indonesia yang merupakan anak perusahaan Astra melakukan CSR (corporate social responsibility) di sini. Ada 4 Pilar CSR yang distandarkan di Kampung Berseri Astra Seluruh Indonesia yaitu Lingkungan, pendidikan, kewirausahaan, dan kesehatan. Begitupun di kampung berseri astra Telaga mUrni. Sederet prestasi telah diraih baik di tingkat provinsi maupun Nasional.
Tak hanya sekedar wacana, bank sampah di KBA (Kampung Berseri Astra) Telaga murni punya buku tabungan. Resmi lho dari Astra.
“Pak ini yang ngajarin manajemennya siapa sih, rapi amat pembukuanya.” Aku penasaran.
“Oh dari PT Yutaka, ada PIC nya mba...sini ada mba Selvi.” Pak Nyoto menjawab dengan antusias.
Awalnya aku kira pak Nyoto karyawan Astra, ternyata bukan. Kata beliau, Astra nggak memilih sebuah kampung untuk dijadikan tempat CSR nya berdasarkan banyaknya karyawan yang tinggal di sana. Beruntung RW 5 yang saat ini dipimpin pak Nyoto dibina Astra.
Gapura reuse botol plastik bekas |
Berjalannya Circularity Ekonomi
Setelah melihat adanya bank sampah dan kebun tanaman obat keluarga, aku jadi berpikir tentang konsep circularity ekonomi.
“Pak, warga sini memang banyak yang berwirausaha ya?”
Dalam circularity ekonomi, setiap fase sebuah produk harus punya nilai. Misalnya botol plastik dikumpulkan untuk dijual. Dari sini, nanti pengepul mengambil untuk dibawa ke pabrik pengolahan plastik. Tak ada yang benar-benar menjadi sampah, sebab semua bernilai ekonomi.
Bagaimana dengan sampah selain plastik? Sampah dapur merupakan sampah yang paling banyak dihasilkan warga. Mulai 2018 ini, setiap rumah punya bak kompos sendiri-sendiri. Sedang dicoba juga membuat pestisida organik dari sampah lho.
Posyandu dan Paud Pondasi Keluarga
Jika kamu ingin melihat kemajuan suatu kampung, coba tengok PAUD dan Posyandu nya. Dari sanalah salah satu pondasi keluarga terbentuk.
Sayang sekali saat ini PAUD sedang libur akhir tahun, aku nggak bisa memperlihatkan keseruan mereka.
Di lokasi gedung RW 05 ini juga setiap bulan diadakan Posyandu. Nggak semua warga mampu ke dokter di rumah sakit, Posyandu selalu ramai dihadiri terutama ibu hamil.
Masyarakat Peduli Lingkungan Asri (Mapela)
“Tooot...tooot..” bunyi sirine kereta commuter line diikuti gemuruh lajunya di rel. Kampung ini terletak persis di samping jalur KRL, tapi sama sekali nggak mengurangi keasrian dan kedamaianya.
Gerbang kampung berseri astra telaga murni |
Hebat, itu bapak yg pake singlet putih kok gak ditanya namanya ya.
ReplyDeleteTapi aku tau kok siapa dia. ..
ahahha tau namanya, biar seru aja dirahasiakan ahahha
DeleteHebat, itu bapak yg pake singlet putih kok gak ditanya namanya ya.
ReplyDeleteTapi aku tau kok siapa dia. ..
aku penasaran setelah diurai nanti jadi apa gitu.. penasaran juga buat lihat bunga-bunga yang ditanam.
ReplyDeletesilakan berkunjung ke sini ka
DeleteAsik banget sih ini kampungnya. Kalau warga kompak tu yang untung mereka juga.
ReplyDeleteiya, semua sadar kalau kembang2 dan pohon2 itu bikin nyaman
Deletemantep banget bawa sampah sambil mengendarai motor hehehe
ReplyDeletehahah freestyle dong
DeletePatut ditiru dan di contoh untuk kampung-kampung lain, sangat menginspirasi. Terimakasih.
ReplyDelete