Bagiku membaca buku itu layaknya
prosesi atau ritual suci. Darinya aku bisa menyelam jauh dan merasakan
ketenangan atau malah pergolakan. Sayang sekali, aku sudah lama tidak membaca
buku dengan tekun. Setahun ke belakang ini membaca buku terasa berat karena
seakan aku sedang membuang waktu. Entah, aku masih snagat mencintai buku tapi
ada perasaan takut dari alam bawah sadar.
Genre bukan menjadi patokanku
dalam membaca. Ya, sesuai kebutuhan dan minat saja. Kadang fiksi, kadang non
fiksi. Kadang buku dengan Bahasa sastra tingkat tinggi, kadang buku petunjuk
praktis dengan Bahasa teknis.
Diantara buku-buku yang pernah
membanjiri tak dan lemari, aku punya 5 judul yang sekiranya sampai sekarang
masih terngiang-ngiang.
1| Konmari : The Life Changing
Majic of Tidying Up
Cara pandangku terhadap kebendaan
diubah total oleh KOnmari. Awalnya aku mengira ini buku tutorial leipat-lipat
baju saja, eh ternyata filosofinya dalam khas Jepang. Yang sebenarnya kalau aku
kaitkan dengan kaidah Islam tuh nyambung banget. Kalau mau baca review
lengkapnya bisa di link berikut.
Baca: Review buku Konmari
2| Lukisan Hujan: Sitta Karina
Maaf ini buku menye-menye khas
remaja. Tapi dari buku ini aku merasakan gegap gempita jatuh cinta. Jadi selama
ini engga? Entahlah. Buku ini direkomendasikan oleh sahabatku, Drupadi. Dan pada
akhirnya aku minjam buku dia dipaketin dong dari Bandung ke Bekasi. Duuhh…
Dan karena reviewku lumayan rame
di google, mba Sitta Karina menemukanku. Pas beliau launching buku barunya,
dikirimin deh buat direview. Senangnya !
Baca: Review Lukisan Hujan
3| Tetralogi Buru 1: Bumi Manusia
Kecintaanku terhadap Indonesia
tumbuh seketika saat membaca Tetralogi buru ke-1, nya Pramoedya Ananta Toer. Sebelum
dicetak ulang, aku rela beli buku super tebal nan mahal itu dari Jogja. Maklum,
dulu buku ini kan terlarang. Pandanganku akan kaum wanita, hokum di Indonesia,
dan sejarah, diaduk-aduk rasanya.
Baca: Review Bumi Manusia
4| The geography of faith
Eric Weiner mengajakku menyelami
relung keimanan. Bukan hanya mengenai agamaku, kepercayaanku. Tapi jug agama lain
yang kukenal seperti Budha dan nasrani. Yang menarik adalah, ternyata di dunia
ini ada kepercayaan-kepercayaan lain yang bagiku sungguh unik seperti penyembah
Ufo misalnya. Rasa toleransiku ke agama lain sepertinya bertumbuh setelah
membaca buku ini.
5| Life of Pi
Kadang aku sebegitu mudahnya
menyerah, panik, kalut, ketika menghadapi masalah. Padahal kalau ingat kisahnya
Pi yang mampu bertahan hidup di tengah Samudera usai kecelakaan kapal luar
biasa banget. Buku ini ngajarin aku cara survive, memperlihatkanku alasan
mengapa aku harus hidup. Sedih, dalam kondisi nyaman saja kadang aku merasa
hidup ngga guna dan pengen mati saja.
Diantara 5 buku yang mengubah
cara pandangku soal hidup ini mungkin bisa kamu rekomendasikan buat orang
sekitar. Atau malah kamu juga suka dengan salah satunya?
Kenalan sama Lukisan Hujan sejak SMP, dibaca sampai hari ini pun masih bagus. Nggak tau kenapa nagih banget cerita Hanafiah ini.
ReplyDeleteiyaaa...sama! bisa gitu ya
Deletembak saya salfok sama water color nya hhe. saya blogger pemula mbak, blog mbak sangat bagus. semoga saya bisa sperti mbak. sukses terusss
ReplyDeleteiya mba aku suka menggambar
DeleteKenal Tetralogi Pulau Buru gara-gara dapet hukuman dari dosen filsafat dulu. Disuruh baca dan bikin rangkuman. Dan malah bangga bisa dihukum baca buku itu. Bener-bener jadi ngerti kenapa Indonesia harus bertahan.
ReplyDeleteseru banget emang, smeoga fillmnya ngga mengecewakan
Deleteitu ... itu, di antara tumpukan bukunya ada yang pernah kubaca kurang dari seminggu. Ayat-Ayat Cintanya Habiburrahman Elsirahzy :)
ReplyDeletewoow korban Fahri nih
DeleteMba, udah baca Never Let Me Go - Kazuo Ishiguro belom? Ngga life changing banget sih tapi ceritanya baguus
ReplyDeleteSaya jadi tertarik sama the Geography of faith. Pernah direkomendasi teman yang the Geograpghy of Genius pun belum sempat beli.
ReplyDelete