Langit Pekalongan masih berwarna jingga saat aku sampai di lapangan kuripan lor, kota Pekalongan. Tumben banget sih aku masih stay di kota batik hingga H+7 lebaran yaitu pada hari syawalan. Syawalan di Pekalongan selalu meriah. Tahun 2018 ini agak berbeda dari tahun sebelumnya. Selain festival lupis raksasa di Krapyak, Gunungan megono di Linggo asri, ada juga Java Balloon Festival 2018.
Balon udara dan pro kontranya
Sedari jaman aku kecil, tiap syawalan pasti langit Pekalongan penuh balon dengan ekor petasan. Ternyata tradisi ini sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu.
Syawalan 2017 seperti titik balik untuk tradisi balon udara. Balon Udara sudah tidak cocok dengan perkembangan zaman. Maksudnya, keberadaan balon-balon ini mengganggu aktivitas penerbangan. Selain itu juga keamanan pemukiman penduduk serta jaringan listrik terancam.
Tapi bagaimana dong, tradisi masa dihapus? Ya, akhirnya airnav dan kemenhub bekerjasama dengan pemda menyelenggarakan event Java Balloon festival 2018 di Wonosobo dan Pekalongan.
Gagal di Hari Pertama
Festival balon di Pekalongan diadakan 2 hari. Pada hari pertama, aku gagal mengabadikan momen di lapangan kuripan. Jadwalnya sih jam 05.30 sampai jam 10 pagi. Tapi jam 8 sudah bubar jalan. Jalanan macet, parkiran berantakan, hujan pula. Wow, sampai lapangam kosong tinggal balon sponsor.
Warna-warni balon kota kreatif
Tidak mau gagal seperti pada hari pertama, kali ini aku bela-belain pagi buta ke lapangan kuripan. Kurang lebih jam 6 pagi sudah memarkirkan motor dekat jembatan. Alhamdulillah belum macet sama sekali.
Sesampainya di lapangan, wow!! Balon-balon warna-warni dengan desain menarik sudah siap diadu dalam lomba. Ada yang bermotif batik, geometri, bahkan motif logo slank juga ada.
Balon-balon ini hasil kreasi sendiri warga kota Pekalongan lho. Jadi nggak ada yang jualan balon udara, hehe. Dari desain, tim penerbang, semua swadaya masyarakat sebagai peserta.
Penyelenggara belum siap
Aku merasa sosialisasi acara ini masih kurang. Buktinya, di hari pertama banyak warha Pekalongan yang nggak tahu. Kekacauan di hari pertama baik dari schedule maupun kemacetan, sepertinya bisa diperbaiki pada hari ke-2.
Tetapi, antisipasi banyaknya penonton belum diperhitungkan dengan baik. Peserta nampak kesulitan untuk melakukan pengasapan dan pendorongan balon karena banyak pengunjung dan suporter di lapak lomba.
Akan lebih baik jika jarak antar lapak peserta diperhitungkan lagi. Sebab, aku melihat sendiri ada balon yang turun dan menimpa balon lain. Kan ini bisa saling merugikan.
Memang ini tahun pertama penyelenggaraan, jadi ya wajar sih masih banyak kekurangan. Jika tahun depan masih ada, semoga lebih baik.
Akhirnya balon bisa dinikmati
Jika dulu tiap syawalan hanya melihat balon-balon dari kejauhan, sekarang balon bisa diajak selfie. Balon bisa dilihat dan dinikmati warga Pekalongan yang sebenarnya semua sepakat buat mempertahankan budaya ini.
Pengasapan seharunya bisa diganti dengan cara listrik atau tenaga lain. Biar lebih efesien.
ReplyDeletemungkin tahun depan bisa lebih baik
Deleteitu keistimewaan balon udara, pake helium
DeleteRamee
ReplyDeletewah sayang banget nda dateng
DeleteSemoga selanjutnya penyelenggaraan semakin baik mbak, aamiin. Jadi ingin ke Pekalongan nih, hehehe.
ReplyDeletetahun depan ya mba hadir
DeletePadahal sudah tradisi puluhan tahun. Sayang banget kalau panitia masih belum siap juga :)
ReplyDeletekalau yang konsep baru ini, pertama kali mba
DeleteWaah sama Nay,gagal di hari 1 aku mruput datang di hari ke-2 bela2in mampir sblm ngantor.. haha.. Semoga th2 berikut lebih bagus lagi ya..
ReplyDeleteahaha iya, akhirnya dapet moment
DeleteWaah...acaranya keren yaa. Sempat dikirimi foto-foto sama teman yang ikut acara. Jadi pengen ke pekalongan kalo gini.
ReplyDeleteOyaa, promo acara juga ga terdengar secara luas. Padahal acara cukup menarik dan unik.
iya promonya kurang banget, tahun depan semoga lebih baik
DeleteTahun depan masih ada kan ya? Semoga bisa ke sana
ReplyDeleteSiip, salut untuk Pekalongan
ReplyDeleteKeren ya Mbak. Nggak perlu jauh-jauh ke Turki. Saya baru tahu ada tradisi syawalan kayak begini yang ternyata udah lama tradisinya.
ReplyDeleteselalu ada hal baru di Pekalongan. Smg tahun depan lbh baik dan masif ya, Nayy
ReplyDelete