Mungkin selama ini kalian yang
baca blogku taunya Inayah adalah anak kota supergaul yang hits. Itu totally
salah, percayalah. Aku anak desa yang kebetulan saja tinggal di kota untuk
urusan kerjaan. Aku tumbuh besar bersama alam, tanpa kenal tamagochi atau
nitendo. Bahkan aku baru kenal kaefci dan mekdi ya sekarang-sekarang ini. So,
ketika kakiku melangkah masuk sebuah apartemen tertinggi di Sydney…aku nggak
tahu lagi harus bilang Alhamdulillah berapa kali ke yang kuasa.
Bangun pagi, masak buat sarapan
dan bekal, berangkat ke kampus jalan kaki, pulang pada sore harinya, masak, fitness,
belajar, hari-hari yang ideal. Aku memang sudah lama nggak peduliin kericuhan
di dunia maya. Yang disebut ricuh bukan hanya orang berantem lho ya, tapi
termasuk juga hal-hal happening yang sebenarnya nggak essensial dan nggak perlu
aku tahu.
Aku nggak akan ceritain step-step
dapetin beasiswa atau step-step bikin visa Autralia di sini. Entahlah, aku lagi
males buat cerita-cerita kayak begituan ahahha. Lebih suka nulis apa yang lagi
ada di kepala dan semoga itu bisa ngetuk hati pembaca. Ngetuk buat mikir
tentang hidup yang harus disyukuri, bukan malah munculin rasa iri dan dnegki.
Beasiswa ke luar negeri
Ketika masih kuliah S1, banyak
banget teman-teman yang lanjut study dan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Nggak
hanya Asia tapi juga Eropa. Aku pengen? Pastinya dong. Tapi, aku yang dulu
adalah aku yang cemen. Kurasa aku nggak sanggup dan nggak akan lolos seleksi. Aku
buka anak pinter. Iya, aku selemah itu cara berpikirnya jaman kuliah. Padahal sahabatku
yang kemana-mana bareng, ngerjain tugas bareng, kuliah jejeran terus, belajar
ngadepin ujian bareng, lanjut kuliah di Jerman dan Jepang lho. Masa motivasi
sekuat itu sama sekali nggak ngefek.
Mungkin pernah terbersit dalam
hatiku, meminta Tuhan, supaya aku bisa ngerasain kuliah di luar negeri dengan
beasiswa. Aku nggak nyadar, bahkan aku nggak pernah nulisin itu ke target
tahunan yang tertempel di dinding kamar. Ya, kita nggak akan pernah tahu detik
mana saat suara hati kita diijabah sama Tuhan.
Siapa sangka, lewat jalan tempat
kerja aku malah mendapatkan beasiswa. Aku lupa proses detilnya kayak gimana,
intinya aku ngikutin aja step by stepnya tanpa yang berharap banget. And then,
yang aku ingat secara pasti adalah tepat di hari keberangkatan umroh orang
tuaku…ada email masuk berupa tiket pesawat dan tanda bukti penyewaan apartemen.
Sydney mengubah cara pikirku akan hidup
Tak berlebihan jika aku bilang
Sydney mengubah cara pikirku akan hidup. Ya, aku sadar selama ini hidupku sangat
selow, minim perubahan besar, minim improvement. Meski di Sydney aku nggak
pernah dengar suara adzan, tapi secara ruhani kayak tersirami dengan baik gitu
sih. Aku biasa lihat aurat bertebaran terbuka, bahkan orang ciuman di jalan,
tapi…itu nggak bikin aku jadi pengen marah atau sebel.
Hari-hariku postif banget, minim
distraksi yang nggak penting, dan yang pasti ketika jiwaku sehat maka aku juga
peduli sama ragaku kan? Soal menjaga kesehatan, di Sydney aku tercerahkan
banget. Makan teratur, olahraga teratur, termasuk juga muncul tekad buat bikin
badanku lebih proporsional.
Anak desa di metropolitan Sydney
Sydney adalah kota multikultur
seperti Jakarta. Aku yang berjilbab nggak merasa aneh untuk berjalan-jalan di
kota sebab banyak juga yang jilbaban. Shock culture sebagai anak desa nggak aku
rasain yang gimana-gimana sih. semua terasa normal dan damai. Tinggal di
metropolitan Sydney dengan segala kemewahan dan kemudahannya nggak bikin aku si
anak desa kelimpungan. Beberapa kali saat menatap kerlip lampu kota dari
jendela kamarku di lantai 75, terbersit fikiran “inikah potongan kenikmatan surga
yang kau berikan padaku di dunia ya rabb?”.
selamat sis, siapa tahu ketemu judo twins disana prankster indonesia salam ya
ReplyDeleteOhhh pantesan mba Innayah udah jarang eksis di dumay rupanya sedang mengukir prestasi saluut terus lah menginspirasi dan menoreh prestasi
ReplyDeleteIndah banget nikmat Allah yg diberikan sama sampeyan saluttt...yg pasti proses bukan proses yang mudah untuk menjadi indah
ReplyDeletekeren sekali sih kamuuuu, sukses yaaa disana!
ReplyDeleteSaluut banget.. Next ceritain gimana kamu bisa dpt beasiswa..
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Nay.. memang karunia-NYA seringkali tak disangka-sangka.. trmksh sdh nulis ini, semakin menguatkan keyakinan kita bahwa DIA akan berikan yg paling kita butuhkan pada saat yg paling tepat menurut-NYA.. Berbaik-sangkalah selalu pada-NYA..
ReplyDeleteInspiring banget storynya.
ReplyDeleteRezeki emang ga kemana ya mbak Inay.
Moga aku bisa ke aussy juga, tapi buat traveling aja hhh
Innayah keren banget, selamat yaaa. Aku malah ga pernah terpikir utk skolah di luar negeri. Terlalu cemen dirikuu 😅😅
ReplyDeleteSelamat Inay, berapa lama beasiswa di Sydney-nya?
ReplyDeletelama terdengar kabarnya biasa update blog mba nay ada terus ternyata udah di sydney, barakallah mba semoga studinya lancar ya, nikmati hari2 di negeri orang.
ReplyDeleteSelamat ya, Mbak
ReplyDeleteTetep ingat buat pulang ke Indonesia
ketemuannn dongss di sidney entar ^^
ReplyDeleteRasanya ikutan seneng baca ini.. :) Lancar-lancar ya studinya..
ReplyDeleteLama ngga liat status dan update blognya, tau-tau udah di Sydney aja. Barakallah yaaa, semoga lancar studinya.
ReplyDeletewussh, badai kaa anggota merah saga, ahaha
ReplyDeletecongrats ya kaa, sukses kedepannya ka (Y)
Selamat, turut senang... Rezeki emang nggak kemana ya, semoga lancar studinya :D
ReplyDeleteWah.. Keren, kuliah di luar negeri karena pekerjaan.
ReplyDeleteSelamat belajar di negeri orang, ya. Sukses dan bahagia selalu.
Salam bahagia dari desa di puncak gunung, Bondowoso..
Subhanallahhh
ReplyDeleteSelamat ya Mbak Innayahh
Sugoii, adakalanya impian yg didengungkan tanpa oranglain tahu, bisa diwujudkan oleh-Nya ya mbak
Semangat Mbak ^_^
Akhirnya terbukti juga kan kalo kamu itu aslinya nggak cemen.. tapi btw ajarin dong cara mengalahkan rasa kecemenan dalam diri sendiri
ReplyDeleteSelamat Nay! Semoga lancar hidup dan belajar di sana ya. :)
ReplyDeleteIkut seneng bacanya.. Sukses terus yaa :)
ReplyDeleteTanda bakti yg kamu persembahkan utk orgtuamu lsg dibayar kontan oleh Sang Maha Kuasa... Rahasia Allah itu indah ya Nay...
ReplyDeleteMasyaAllah, ikut seneng bacanya Nay. Berasa ikut deg-degan dan amaze dari lantai 75. Berapa lama di Sidney? Baik-baik yaaa, sukseees buatmu :*
ReplyDeletewah pantes jarang update nay
ReplyDeletekirain kamu business trip ternyata malah beasiswa bakalan lama dong yah
disana masih ada nggak ya tiket vintage gitu bwhahaha pengin titip
WAh. Selamat ya. Selamat menikmati. 😂
ReplyDeleteAku yg cuma baca aja ikut bangga banget. You deserve it, girl. Kamu punya pikiran yg sangat terbuka terhadap hal2 baru.
ReplyDeleteselamat ka innayah, sukses terus ya kak :)
ReplyDeletewah enak banget dapat beasiswa ke sidney, pengen dech
ReplyDelete