Lapangan gemek Kedungwuni nampak
ramai di minggu pagi, meskipun sebenarnya orang Pekalongan lebih banyak yang
libur di hari Jumat. Di tengah area taman, nampak seorang wanita berjilbab yang
menggesek biola dengan nada fals. Tangannya kaku memegang bow, hingga sesekali
pria di sampingnya membenarkan posisi gesekan biola tersebut. Jangankan
memainkan lagu, mengesek dawai secara bebas saja memprihatinkan. Itulah aku,
sebulan yang lalu pada hari pertama memegang alat musik gesek bernama biola.
Kuliah dan Lagu Tanah Air
Aku itu baru memperhatikan biola
di jaman kuliah, memang telat banget sih. Di tingkat pertama, saat masih
tinggal di asrama aku sering melihat seseorang entah siapa berlatih biola. Sore
hari biasanya, dia berdiri sendirian di bawah gedung Toyib Hadiwijaya fakultas
Pertanian.
Ketika sudah masuk jurusan, adik
tingkatku yang namanya Dea sering nampil di acara-acara. Salah satunya pas ada kuliah nyampur lintas angkatan. Kok aku
lupa ya itu kuliah apa, sehingga tiap akhir kelas selalu ada acara nyanyi
bersama. Dea ini bawain biola, ada yang main gitar entah siapa namanya, dan
teman sekelasku Asa nyanyi.
Lagu tanah air dengan iringan
biola itulah yang paling terngiang di telingaku. Saat itu aku menganggap biola
adalah alat music yang mustahil akan bisa kumainkan. Background music aku hanya
pemain marching band yang ngga paham not balok. Kalau rebana sih, hayuk aja
kita mainkan hahaha.
Ketemu coach biola
Tahun demi tahun berlalu,
kemampuan musikalitasku tak ada perkembangan sama sekali. Yaiyalah, wong ngga
belajar kok meski aku tahu bahwa belajar musik itu bagus buat otak. Pada suatu
malam, dalam obrolan yang tak berhubungan dengan music sebenarnya…tercetuslah
kata “biola”.
Sebuah video 3 detik masuk ke
pesan whatsap berisi penampakan tangan yang memainkan tuts piano.
Coach: belajar piano
Me: 3 detik doang, lagi JCoach: masih belajar, kaku banget ya JMe: aku anak marching band pas SMP
Coach: aku lebih bisa main biola
Me: serius?
Coach: yap, boleh aku ajarin?
Me: Mau, tapi gapunya biola
Coach: beneran yaa, mau diajarin
Mulai detik itu, ada satu bagian
dari diriku yang selama ini hibernasi rasanya terbangun tiba-tiba. Apalagi saat
coach aku bilang bahwa musik itu bukan soal bakat ngga bakat, semuanya bisa
asal mau belajar dengan sungguh-sungguh.
Beli biola pertama
Beberapa jam setelah sesi latihan
pertama di lapangan gemek Kedungwuni, aku beli biola secara online. Sebelumnya coach
sudah ngasih panduan biola kayak gimana yang cocok untuk pemula. Yang pasti
sih, jangan sampai salah beli biola ukuran anak-anak ya kalau kamu sudah gede
ehehhe.
Biola merek Vienna seharga
600ribu lengkap dengan tambahan shoulder rest tiba keesokan harinya di
tanganku. Sebelumnya aku sudah pesan kepada penjualnya untuk sekalian melakukan
penyeteman (setting senar) pada biola tersebut. Jadi, pas biola datang aku
langsung bisa nyoba.
Do-re-mi nya gimana?
Inilah yang aku bingungin jaman
dulu, nentuin nada di biola tuh kayak gimana ya? kan nggak ada batasan kayak di
gitar atau piano? Yaps, pakai perasan sodara-sodara. Tapi, karena aku masih
tahap belajar bolehlah pakai alat bantu. Tutorialnya sudah banyak di youtube,
kamu bisa lihat aneka cara dari pakai tip X hingga selotip bergambar chord.
Pada suatu malam di stasiun
Pekalongan, coach aku membantu menempelkan selotip-selotip hijau itu pada freet
biola. Nah, jadi sedikit ada panduan tempat memencet senar dengan benar
sekarang. Kalau mau tabulator fret biola yang lengkap banget, yang jual
stickernya juga banyak kok.
Lagu Pertama Yang Kubisa
“Pemanasan dengan doremi di dua
senar paling engga 30 menit” begitu pesan coach.
Jadi, setiap malam sepulang kerja
aku punya kesibukan baru. Latihan nada dasar buat lemesin jari dan tangan,
nonton aneka macam tutorial, dan sedikit demi sedikit berlatih lagu. Yang mudah
saja lah, bukan lagu Akad nya payung teduh kok. You know ‘Twinkle little star’?
yak, itu dia lagu pertama yang kubisa mainkan pakai biola.
Pada minggu ke-2, aku mencoba
belajar lagu ‘balonku ada 5’ yang sampai sekarang rasanya kok masih fals. Lagu kekinian
macam ‘surat cinta untuk Starla’ juga aku cobain biar ngga jenuh dengan
meletusnya balon hijau. Tapi ya begitu, patah-patah tak menentu.
Nada patah-patah
Aku pernah frustasi banget, lalu
ketiduran dengan biola di sampingku. Rasanya kok aku lambat amat, suara gesekan
ngga bisa bersih dan masih saja patah-patah. Hingga keesokan harinya ketika
nonton tutorial biola di youtube ada yang bilang begini,
“jangan stress kalau gesekan biolamu masih patah-patah, semua perlu proses. Pergelangan tangan, jari, posisi bow, bahkan postur tubuh kamu berperan dalam menghasilkan suara yang ngga fals.”
Yakkk…semua perlu proses dan aku
harus menikmati setiap progresnya.
Mulai Menikmati Musik
Kemarin-kemarin ketika dengerin
lagu, fokusku ya ke liriknya. Kalau sekarang tuh kayak yang pengen merem dan
fokus ke musiknya, nadanya. Aku lebih menikmati musik, mungkin itulah kalimat
yang tepat.
“kalau ada yang mensugesti biola itu susah, jangan diterima. Hanya butuh kesabaran” coach.
Inilah progres aku sebulan
belajar mengenali alat musik gesek yang ternyata punya banyak saudara dari
Viola hingga bass. Jangankan Stacato, vibrato saja aku belum bisa singkronin
jari kiri dan tangan kanan. Dan selama tulisan ini dibuat, telingaku full suara
gesekan biola lagu Indonesia pusaka dan Tanah airku yang diputar
berulang-ulang.
Teh In.. aku minta link toko online yang di pake Teh Inayah buat beli biolanya dong.. plis yaa :)
ReplyDeleteoke sudah dijapri
Deletegak ada yang namanya mustahil selahi kita mau berusaha dengan sungguh" yang menurut kita mustahil untuk bisa kilakuin bisa jadi gak mustahil, karena ada tekat dan kemauan yang besar untuk belajar dengan giat pasti kita bisa
ReplyDeletesemangat
Deletegak ada yang mustahil selagi kita mau berusaha dan belajar dengan tekun, apa pun bisa kita lakukan asal ada kemauan dan tekat yang kuat untuk belajar
ReplyDeletebiola wah susah mainnya gitar saja saya tak mampu
ReplyDeleteaku pasti bisa
Deletesemangat belajar innnayah..
ReplyDeletemakasiii
Deletewiiih semangat. adek gue juga lagi keranjingan ikutan belajar biola gitu juga. tapi udah lumayan sih. bener tuh, kuncinya mah bukan bakat atau engga, kalau mau dan usaha pasti ada aja jalannya.
ReplyDeleteatau engga, gabung aja d komunitas biola gitu, jdi bisa lebih semangat.
dinikmatin aja prosesnya, na. hahah. sok bijak ya
wow biola lagi naik daun ya ahaha
DeleteHebat kamu mau belajar hal baru pas umur segini, jarang yang mau terbuka dengan hal baru kan pas udah gede gini. Semoga segera lancar yak, kalau rajin latian gitu kayaknya bisa cepet lancar lah ;D
ReplyDeleteiya Nia,,,aku nekat nih
DeleteNaaaay, seriusan belajar main biolaaa?
ReplyDeleteKeren banget sih!
Tiap denger atau lihat orang main biola atau piano suka terkagum2 sendiri, tapi suka males bekajar gitu hahaha
Semangat yaaah!
serius teteeh...semoga cepet paham
Deletekeren banget mba! memang ga ada kata terlambat untuk belajar ya, yang penting adalah kemauan!
ReplyDeleteSemangat mba!
yeyy semangatt
Deletebiola mengingatkanku pada film sang pencerah nay...
ReplyDeleteaku sih nggak pernah main biola
dan nggak bisa juga :)
aku malah lupa ahaha. nanti di ayat2 cinta 2 bakal muncul lagi biola
DeleteWuih mba hebat belajar biola.
ReplyDeleteSaya lho mau cari sekolah musik buat Salfa. Usia 3th bisa ga ya diajarin?
bisa mba, sedini mungkin lebih baik
Deletekayak nya asik nya kak bisa blajar main biola..
ReplyDeletewaah keren belajar biola
ReplyDeletesusah gak sih Tante?