Ada masanya saya
terbangun saat dini hari karena mendengar suara owa. Itu jaman masih sekolah
pakai merah putih, kalau sekarang di desaku sudah tak ada lagi. Katanya, tempat
yang masih ada Owa Jawanya di Pekalongan adalah Petungkriyono. Sebuah kecamatan
di kabupaten Pekalongan yang sebenarnya tak jauh dari rumah saya. Dulu rasanya
tak ada alasan untuk kesana, hingga sekitar 3 tahun lalu Petung makin sering 'seliweran' di sosial media. Setiap ke sana selalu ada wahana wisata baru yang
menarik untuk dicoba. Tadi saya ikut acara Amazing Petungkriyono National Explore 2017 dengan peserta dari seluruh Indonesia. Jujur ya, makin
mengenal petungkriyono kok saya makin penasaran dengan kehidupan lokal disana. Pengen
deh ada paket wisata gitu ke Petungkriyono, apalagi sekarang Petung sudah makin
mapan dengan branding National Nature Heritage selain juga dikenal sebagai Technoforestry park.
2 days 1 night trip untuk Petungkriyono
Sedang membayangkan nih
kalau ada paket wisata 2 days 1 night trip
ke Petungkriyono. Sekarang ini kebanyakan wisatawan yang datang ke Petung ya
hanya sekedar mengunjungi spot-spot wisatanya. Kalau tidak ada pengembangan,
makin lama pasti bosan.
Baca: Mass Tourism Ke Petungkriyono Cultural Technoforestry Park
Baca: Mass Tourism Ke Petungkriyono Cultural Technoforestry Park
‘Orang kota’
ceileh...istilahnya, atau masyarakat urban saat ini sedang seneng banget
tipikal wisata yang lebih menyentuh ke kehidupan masyarakat lokal. Ya sekali-kali
seharian tanpa sinyal, fokus ke sekitar, pasti bakal me-recharge semangat
banget. Mereka nggak punya banyak cuti, palingan libur sabtu-minggu saja atau
syukur-syukur ketemu hari kejepit. Makanya paling optimal ya wisata 2 hari 1
malam.
Isi Paket Wisata 2 days 1 night Trip
Paket wisata yang paling cocok untuk kondisi Petungkriyono adalah berjenis Ekowisata yang mana harus memenuhi tiga kriteria. Syarat tersebut adalah meningkatkan pelestarian keragaman hayati, mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat dan pemerintah lokal, serta memberikan keuntungan
ekonomis bagi lembaga yang terlibat.
Hari pertama
1| Penjemputan wisatawan di shelter
Wisatawan baik domestik
maupun internasional berkumpul di shelter menuju Petungkriyono. Lokasi sekitar
kecamatan Doro sangat strategis karena menjadi titik akhir sebelum masuk kawasan
Petung. Pagi hari adalah waktu yang cocok untuk memulai trip ini.
Jika wisatawan mengalami kesulitan untuk akses ke Doro karena berasal dari luar kota, akan lebih baik jika penjemputan dimulai dari stasiun atau titik tertentu di kota Pekalongan.
2| Mobilisasi wisatawan dengan Anggun Paris
Jika wisatawan mengalami kesulitan untuk akses ke Doro karena berasal dari luar kota, akan lebih baik jika penjemputan dimulai dari stasiun atau titik tertentu di kota Pekalongan.
2| Mobilisasi wisatawan dengan Anggun Paris
Saya cukup senang ketika menikmati perjalanan ke Petungkriyono dengan angkutan khas ini. Anggun Paris yang merupakan akronim dari ‘angkutan gunung pariwisata’ merupakan angkutan sehari-hari masyarakat Petung. Di sana disebutnya ‘kol doplak’, itu lho mobil angkutan sayuran kalau kamu kurang bisa membayangkan.
Sensasi offroadnya itu kerasa banget lho, tapi tenang ya...drivernya asli Petungkriyono kok. Sudah hapal setiap kelokannya. Di setiap mobil juga ada guide yang berpengalaman.
kondisi di dalam Anggun Paris |
3| Masuk ke Homestay
Jika perjalanan dari
shelter dimulai sekitar pukul 9 pagi, maka pada jam 12 siang wisatawan sudah
bisa menikmati suara tongeret di hutan Sokokembang. Saya belum pernah menginap
di homestay, meskipun sekitaran kecamatan Petungkriyono terlihat ada beberapa papan
bertuliskan fasilitas tersebut. Daerah sekitar kecamatan rasanya pas untuk
pembuatan homestay, biar dekat kemana-mana aksesnya.
4| Blusukan ke kebun kopi
Percayalah bahwa nggak
semua orang yang mengaku ‘hobi kopi’ pernah melihat langsung pohonnya. Kopi merupakan
komoditas utama yang ditonjolkan sebagai ikon Petungkriyono. Setiap desa
sekarang sudah punya brand masing-masing. Ada kopi owa, kopi petong, kopi welo,
dan mungkin besok ada brand baru dari desa yang lainnya.
Musim saat bunga kopi
bermekaran seperti saat ini, menyenangkan banget lho berjalan di sana. Untuk paket
wisata, bisa disesuaikan dengan musim karena kopi kan tanaman yang nggak
berbuah sepanjang tahun. Kalau musimnya panen, ya wisatawan diajak memanen
kopi.
Beruntung di acara Amazing Petungkriyono National Explore tadi saya bertemu pak Tasuri. Penggiat kopi yang profilnya pernah saya baca di surat kabar nasional asli dari Sokokembang Petungkriyono.
Sosok inspiratif Pak Tasuri |
Yang tak kalah penting adalah demo pemaparan proses pembuatan kopi dari awal hingga menjadi secangkir minuman membahagiakan itu. Roasting tradisional, sorting manual, cupping, ah...kok jadi makin pengen mewujudkannya.
5| Kegiatan malam di sekitar desa
Bagaimana suasana malam
di Petungkriyono? Yang pasti sih langit tak ada polusi cahaya. Kalau pas cerah
kita bisa melihat bintang gemintang. Tapi, yang syahdu adalah saat bisa
mendengar suara aneka serangga dan binatang malam tanpa gangguan deru suara AC
atau polusi suara lain seperti di kota. Jika memungkinkan dan SDM nya sudah
siap, pemantauan hewan langka seperti owa jawa sepertinya sangat menarik.
Hutan Petungkriyono itu menyimpan banyak sekali flora dan fauna langka, makanya pantas kalau bisa disebut dengan technoforestry park. Lutung hitam (Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), Owa Jawa (Hylobates moloch), burung Elang Hitam (Ichtiaetus malayensis), Elang Jawa, Julang mas (Aceros undulatus). Tentunya masih banyak spesies langka lain yang bisa ditemukan jika dilakukan penelitian.
Hutan Petungkriyono itu menyimpan banyak sekali flora dan fauna langka, makanya pantas kalau bisa disebut dengan technoforestry park. Lutung hitam (Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), Owa Jawa (Hylobates moloch), burung Elang Hitam (Ichtiaetus malayensis), Elang Jawa, Julang mas (Aceros undulatus). Tentunya masih banyak spesies langka lain yang bisa ditemukan jika dilakukan penelitian.
Hari ke-dua
Aktivitas di hari ke-2
paket wisata 2 days 1 night di
Petungkriyono didominasi exploring spot wisata. Mana saja yang harus
dikunjungi?
Peta Wisata Petungkriyono |
1| Curug bajing
Lokasi curug bajing
yang tak jauh dari kecamatan layak untuk jadi starter sebelum ke spot lain. Medan
trackingnya juga ringan, agak panjang sih tapi landai.
Asrinya curug bajing |
Bisa dilihat sendiri
kan, kalau curug bajing itu gagah banget. Padahal ya, asal nama ‘bajing’ itu
kan tupai...bukannya kecil? Ternyata tidak seperti itu, dinamakan curug bajing
karena dulu sering dijadikan tempat persembunyian bajingan (tuut sensor).
ada banyak spot gardu pandnag, salah satunya ini |
kalau ngga kuat tracking, dari jauh juga nampak jelas |
2| Makan siang di Curug Lawe
Area curug lawe ini
luas banget, terdiri dari bumi perkemahan dan area curug. Nah, jarak dari bumi
perkemahan ke curugnya sendiri cukup jauh, sejam lah kalau tracking santai.
eits, tapi jangan khawatir ya...hammock ria di bumi perkemahannya juga syahdu
semilir lho.
gerbang loket |
area bumi perkemahan |
Kudapan khas daerah adalah
salah satu yang ditunggu wisatawan. Paket wisata ini bisa menyediakan menu
makan siang yang khas dari Petungkriyono seperti nasi hitam, ikan asin, sayur,
ah..sedapnya.
makanan khas petungkriyono |
3|Tubing di welo river
Saat matahari sudah
agak condong ke barat, tubing sepertinya asik. Di welo river, nggak hanya ada area
‘ciblon’ lho. Kalau nggak mau nyebur,
main air di pancuran-pancuran juga sudah menyejukkan. Ada banyak gardu pandang
yang menempel pada pohon-pohon besar. Asyik banget, super adem...awas malah
jadi ngantuk hehhe.
hempaskan mood jelek di gardu pandang |
area tubing di bagian bawah |
main ayunan sajalah |
4| Jembatan Sipingit
Spot wisata selanjutnya
adalah jembatan sipingit. Tiap lewat sini, pasti deh ramai. Awalnya saya heran,
orang pada ngapain ya. Ternyata kalau kita turun ke sungainya itu seru. Nggak musim
hujan nggak kemarau tetap saja ramai.
bawah jembatan sipingit saat musim hujan |
Pernah saya lewat
jembatan sipingit dan kaget karena di sungainya yang waktu itu lagi kering
banyak orang bakar-bakar. Semacam barbeque-an begitulah, seperti di Jepang. Tahu
kan kamu kalau di Jepang ada kebiasaan piknik di pinggir sungai sambil bakar-bakar?
Tentu bukan bakar kenangan atau bakar obat nyamuk, hihihi.
bawah jembatan sipingit musim kemarau |
kupu-kupu di tepi sungai |
5| Curug Sibedug
Ini dia spot terakhir
dalam paket wisata 2 days 1 night in Petungkriyono. Namanya sibedug, kamu tahu
kan bedug? Legendanya sih, nama ini diambil karena sering ada bunyi ‘mistis’
gamelan di sana pada malam jumat kliwon. Bunyinya ‘dug...dug ‘ begitu.
Curug si bedug ini
nggak perlu tracking, bahkan kamu bisa puas menikmatinya dengan hanya duduk di
warung sambil ngopi. Lha bagaimana tidak, curugnya pas ‘njogrok’ di pinggir
jalan utama Petungkriyono.
sambil ngopi bro... |
curug sibedug dari kejauhan |
6| Kembali ke shelter
Hari menuju malam,
wisatawan kembali menuju shelter dengan anggun Paris. Rasanya memang 2 hari 1
malam tak cukup, tapi nyatanya masyarakat urban seringnya punya libur ya cuma
sabtu-minggu untuk besoknya bisa kerja lagi di hari senin.
Sarana dan Prasaran Pendukung
Tentu sebuah paket
wisata perlu sinergi dari banyak pihak. Saat ini pengembangan wisata di
Petungkriyono dikelola karang taruna masing-masing desa. Mana yang kreatif, ya
mereka yang bisa bertahan. Petung sudah semakin mapan, saatnya dikelola dengan
lebih profesional. Jadi, perlu diapain ya?
1| sinergi antar karang taruna dan instansi
Spot-spot wisata yang
akan dimasukkan ke paket wisata tersebut berada di beberapa desa. Keuntungannya, kalau sudah masuk paketan...otomatis semua spot akan terjual. Repotnya ya perlu
kerjasama, eh ...memang kerjasama repot ya? pasti tidak mudah di awal, makanya
perlu inisiasi dan kesadaran bersama.
Pihak luar seperti
perhutani yang lahannya dijadikan untuk spot wisata juga perlu diajak
bersinergi bersama. Hal ini tentu sangat terkait dengan masalah perijinan yang kadang jadi kendala pengembangan secara swadaya.
2| Perbaikan infrastruktur oleh Pemda
Bersyukur banget tadi
saat lewat di hutan Sokokembang yang tikungannya menggila itu sudah banyak
rambu keamanan. Ya meski jalanan masih rusak dan kabarnya tahun ini akan
diperbaiki.
Infrastruktur itu bukan
hanya soal jalan, yang kadang penting tapi terlupakan adalah sinyal telepon
selular. Jaman semakin maju, kadang generasi milenial enggan piknik blusukan
karena nggak ada sinyal sehingga tidak bisa update instagram story *eh.
3| Pembuatan dan pengelolaan homestay
Tak perlu villa mewah
apalagi hotel berbintang, cukup homestay saja biar kearifan lokal tetap terjaga. Tapi pengelolaanya harus baik
agar tidak dimanfaatkan untuk hal yang merusak tatanan moral.
4| Pengembangan SDM ekowisata
Petungkriyono national
nature heritage, slogan yang artinya kurang lebih menjadikan Petungkriyono
sebagai warisan alam nasional. Warisan alam tersebut meliputi flora, fauna,
juga budaya. Yang namanya warisan tentu nggak bisa kita pakai semaunya dong...malahan
harusnya diwariskan lagi ke generasi selanjutnya. Jadi, SDM yang mengelola
paket wisata ini perlu dikembangkan lagi khususnya dalam bidang ekowisata. Mengapa
ekowisata? Sebab, konsepnya adalah bagaimana mengeksplor potensi alam tanpa mengeksploitasi.
Sebagai warga
Pekalongan saya punya andil untuk ikut menjaga paru-paru Jawa Tengah ini. Keindahan negeri di atas awan bisa menyihir
dan bikin susah move on. Jadi, tertarik nggak untuk ikutan kalau ada paket
wisata 2 days 1 night ke Petungkriyono national
nature heritage?
Sejuuuuuk banget deh lihatnya... duh jadi pengen main ke air terjun niiiih... inget masa di Malang yang lumayan deket tempatnya hahaha
ReplyDeleteiya sejuk banget dan airnya jernih
DeleteMnuurtu memang penting sekali sinergi dengan berbagai pihak ya mba. Terutama perbaikan infrastruktur agar makin banyak yang berkunjung ke tempat wisata
ReplyDeletebetul mba, masuk belantara hutanpun akan lebih nyaman kalau jalanan enak
DeleteAndai pakat 2D1N itu sdh siap..aku mauuuuu..... Cakep tulisan n foto2nya Nay.. Goodluck yaa...
ReplyDeletesemoga segera bisa diwujudkan ya...
DeleteIya setuju. Petung adalag wrisan alam yang wajib kita jaga.
ReplyDeleteSukses nay
buang sampah pada tempatnya hihii
DeleteAjiibbbbb....ahhhh ...semoga jadi pemenang..
ReplyDeleteHeeeee
amiiin,,,pak
DeletePerihal sanitasi jg penting ya Nay apalagi kl menargetkan wisman... aliran air gmn sekarang, sudah lebih memadai?
ReplyDeletetoilet yang memadai rasanya baru di curug bajing sih mba. Padahal keperluan ini penting ya
DeleteAsik banget kayaknya ya Sist, jadi pengen nyobain pankapan. kamunya juga keliatan super fresh :D
ReplyDeleteiya, lupa sama ruwetnya kehidupan...happy
DeleteJadi Anggun Paris itu angkutan, kirain apa gitu. Tapi namanya menarik dan bikin orang penasaran hehehe.
ReplyDeleteownernya bukan Anggun C Sasmi hihhii
DeleteSeru deh kemarin melihat teman-teman pada kopdar di Petung Kriyo, rame apalagi di tempat hijau nan sejuk
ReplyDeletekapan-kapan mampir sini ya mba
Deletewaaa keren bangettt, ada kebun kopinya segala.. kapan ya bisa ke sana...
ReplyDeletearea sini dikembangkan untuk perkebunan kopi dari jaman Belanda
DeleteAje gile ni tulisan.mewakili isi hati,yg bisanya mbatin saja. Smoga ide kreatif ini benar-benar bisa terealisasi. Kebayang petung bakal makin hits dan pastinya peket trip macam gini banyak diminati.ya karena bisa mengcover kebutuhan pelancong.
ReplyDeleteTentang fasilitas toilet,mungkin di sibedug ya yg masih minim.
Selamat nay, smoga tulisanmu jadi salah satu pemenang.
iya, akses toilet di sibedug belum ada.
Deleteiya semoga terwujud, bayangin kalau di doro banyak homestay. mungkin orang bisa juga tracking jalan kaki kalau mau lebih berasa adventurenya.
Kawasan wisatanya sudah bagus ya tinggal promosinya biar banyak yang dateng, aku penasaran nasi hitamnya itu gimana... kayak nasi merah gt kah?
ReplyDeletenasi hitam tak sehambar nais merah menurutku Mir
DeleteAku mupeng sama menu makan siangnya. Khas ndeso tapi sepertinya enyaakk itu. Tempenya menggoda banget.
ReplyDeleteiya, makan pas lagi laper-lapernya di bawah pohon pinus
DeleteJadi pengen ke Petungkriyono nih, Nay. Pengen merasakan suasana alam tanpa gangguan kebisingan kota yang modern.
ReplyDeletebener nih teh, mirip dago lah...tapi ga macet hehhe
DeletePaten mantab jaya artikelnya nih
ReplyDeleteTapi Petungkriyono dieksplore seminggu kayaknya juga ga bakalan habis, banyak banget potensinya
iya, beli tanah aja apa ya nanem tomat sama cabe hihii
DeleteIdenya bagus banget Mbak Inn, bisa dijadiin referensi buat pengembang pariwisata Petung
ReplyDeletesemoga bisa terlaksana ya
DeleteWaaah ide menarik. Supaya lebih efektif, sebaiknya jemput bola. Penjemputan ditarik maju ke stasiun KA bagi wisatawan dr Jakarta atau tempat lain di kota utk wisatawan dr kota yg tidak terkoneksi KA, misalnya wisatawan dr Jogja. Sebagai contoh, waktu aku ke Bromo, sdh ada yg menjemput aku di stasiun. Begitu selesai, aku dikembalikan lagi ke stasiun. Aku nggak mikir apapun termasuk ganti jip segala, kecuali transportasi dr Jogja ke Malang pp. Untuk wisatawan dg kunjungan singkat dan belum pernah ke Pekalongan akan lebih memudahkan, tidak menghabiskan waktu mencari-cari cara menuju Doro dan Doro itu dimana.
ReplyDeleteiya sepakat mba, kemarin juga kami jadi jemput peserta dari staisun karena bingung aksesnya ...naik apa aja dll.
Deletenah nah 2D1N atau pilihan extend yg lebih lama sambil homestay, liat aktivitas warga sambil bertani, asik ya Nay. Hayuklah kapan, hehe
ReplyDeletesemoga segera diwujudkan ya mba, nanti dedek bayi udah bisa ngetrip kita jalan lagi ke petung
DeleteWaa,tempatnya asik bangettt.
ReplyDeleteNasi hitam itu asli warna hitam (keungu2an) atau nasi putih yang diberi campuran alami dari tanaman ya Nay??pengeennn >_<
itu asli mba, hitam keunguan gitu
DeleteSetuju kalau ada paket 2D1N tapi rasa-rasanya masih kurang ah klo buat explore si Petung ini :)
ReplyDeleteAnw, fotonya bagus bgt2 mbak.. ajarin dong *wink
iya, bisa extend kalau punya banyak waktu libur
DeleteUlasana wisata Petungkriyono ala teh Inayah juara banget.
ReplyDeletebeda sama aku yang nulis ala kadarnya, bahkan masih belum rampung wkwk.
tapi vlog kamu kereen
Deletewaks ini yg acaranya saya gak bisa ikuti padahal mau deh daftar uhuhuhuhu. bagus ya daerah-daerah kayak gini mulai menggeliat usaha wisatanya. jelas lagi acaranya 2 hari 1 malam. mantap!
ReplyDeletecoba teh Ulu bisa ikut ya, next trip aku colek lagi deh
DeleteSebelum baca definisi dan lihat angun paris, aku mikir itu kereta kelinci lo. Ternyata.. Mau makan nasi itemnya. Dan setuju dengan tempat-tempat ekowisata sebaiknya mengelola homestay bukan resort dengan modal dari luar.
ReplyDeletehaha iya namanya unyu ya, tapi trenyata garang mampu mebelah hutan
DeleteSetuju banget dengan ide paket wisata dari Mbak Nay. Emang ada yang kurang kalau ke Petungkriyono tapi nggak nginep. Nggak ikut ngerasain suasana khas pegunungan yang sejuk nan asri. Apalagi suasana malamnya pasti asyik sekali kalau di sana. Untuk mendukung ini perlu dibangun sejumlah homestay yang memadai, sekelas Airy Eco-lah kali ya :D
ReplyDeleteSoal penjemputan, aku setuju dengan pendapat kawan-kawan yang mengusulkan tamu dijemput di stasiun atau terminal bus. Jadi nggak perlu sampe ke Doro. Bukan apa-apa, soalnya transportasi dari Pekalongan ke Doro juga nggak mudah. Dan time-wasting banget naik kendaraan umum.
hihi iya Airy Eco boleh tuh, dibikin selokal mungkin...ngga perlu hotel. hotelnya di Doro aja yak hahha
Deleteasyik
ReplyDeleteasyik dong jalan sama om sarbu
Deleteasyik
ReplyDeletePingin balik lagi ke Petung rasanya. Pertama, pingin hiking di Curug Lawe, ngecamp terus pingin rafting di Welo
ReplyDeleteyuhuu...naik ke kendalisodo juga. belum pernah aku
Deletesetuju soal nginep, api unggunan juga bisa nih kalau camping. maunya 3 hari 2 malam atau 4 hari sekalianlah=)
ReplyDeleteMantep ya,,,adventure
DeleteGAGAL MOVEON! HUHU
ReplyDeleteHayoloo
DeleteNah..kan harusnya perjalanan diambil dari yg terjauh dulu. Saya sih biasanya begitu :D
ReplyDeleteSenang sekali bs mengunjungi Pekalongan. Ternyata keindahan alamnya pun sangat memukau