Kapan terakhir ke Borobudur? Saya sih jaman piknik SD, jadi ya,,,sekitar 17 tahun yang lalu. Sebagai warga Jawa Tengah yang selalu haus akan piknik, kok saya jadi malu. Magelang itu dekat lho dari Pekalongan, tapi mengapa ke-skip gitu? Makanya pas ada event Borobudur International Festival 2017 akhir Juli lalu saya tak mau ketinggalan. Secara ini acara besar dan 4 tahunan, pasti dong istimewa dan memesona.
Sebuah obrolan di kereta
“mba turun mana?”
“jogja, kalau mba?”
“sama...”
Obrolan saya dengan teman sekereta pagi itu menghangatkan suasana pagi yang mendung di gerbong fajar utama Jogja.
Saat melirik ke bawah, terlihat tas berlogo Borobudur dengan tulisan yang sama dengan buku di tangan saya.
“saya kerja di Taman Wisata Borobudur” tuturnya.
“oalah, saya lagi baca buku sendratari Borobudur yang diterbitkan Taman wisata Borobudur lho mba”
Obrolan kami semakin akrab saat kereta merapat di stasiun Tugu. Kami berpisah, sebab saya harus segera menuju ke mahakarya putera bangsa Borobudur di Magelang.
Gemerlap Di Bawah Stupa Mahakarya Borobudur
Malam minggu jam tujuh, stupa terbesar di puncak Borobudur nampak gemerlap menyapa. Tentu pemandangan ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun 1835 saat Borobudur pertama kali dibuka untuk umum.
Tak jauh dari jalan masuk dekat resort Manohara, berjajar warung-warung yang menjajakan menu kuliner khas Jawa Tengah. Ternyata sedang ada festival kuliner yang merupakan bagian dari Borobudur International Festival.
Dari panggung utama terdengar alunan gamelan. Lengger Banyumas yang kocak dan sangat menghibur tampil malam itu. Tari tenong dari Pemalang membuat penonton berebut kue jajanan pasar yang dibagikan penari. Tak ketinggalan seniman dari Tiongkok, India, Jepang, memeriahkan malam ke-2 Borobudur International Festival 2017.
Di sela-sela pertunjukan seni, sekelompok pemuda-pemudi yang tergabung dalam genpi (generasi pesona Indonesia) Jateng mendeklarasikan semangat juangnya. Berjuang bukan dengan parang membabat hutan seperti pasukan Thomas Stamford Raffles untuk membuka reruntuhan candi Borobudur pada 1872-1822. Genpi Jateng siap memperlihatkan pesona Jawa Tengah kepada dunia lewat dunia digital sosial media maupun berbegai aksi di dunia nyata.
Dua bule di samping saya berdecak kagum saat reog dari Temanggung tampil memungkasi kemeriahan malam itu. Meski semakin larut, penonton justru makin antusias. Rasanya pengen teriak “one more...one more...one more” saat Fahmi Anhar sang MC menutup acara.
Biar lebih tahu bagaimana serunya, nih saya bagikan vlognya.
Malam sebelumnya, gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka festival 4 tahunan ini. Sayang banget saya belum nyampe Magelang, padahal pengen selfi hehe.
Bukan Malam Minggu Kelabu
Borobudur cerah malam itu, bulan sabit nampak di langit seakan awan telah ditiup entah sampai nun jauh di sana. Mungkin dipindahkan ke tempat banyak jomblo berdoa agar malam minggu hujan saja, seperti itu?
Nggak kebayang kalau candi terbesar di pulau Jawa ini dulu mau dipreteli reliefnya dan disimpan di museum, rasanya pasti ngga semenarik sekarang. Pernah lho ada ide seperti ini, untung nggak kejadian ya. Borobudur yang saya saksikan malam minggu kemarin adalah bangunan sama yang dibuat pada 800M.
Badan lelah, mata ngantuk, hati ‘gemebyar’ atas pengalaman malam yang memesona di candi Borobudur. Hey kamu iya,,,kamu, tertarik mau ke Borobudur juga?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Generasi PesonaIndonesia Jawa Tengah 2017 yang diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia
Jawa Tengah.
sayang banget acaranya 4 tahunan, jadi harus nunggu lama buat dateng,, padahal seru dan keren banget kalo diadakan tiap tahun yah..
ReplyDeleteada kemungkinan mau diadain tiap tahun mba
DeleteAcara ini jangan sampai terlewatkan ya mba untuk datang ke Borobodur International Festival :) Duh pengen datang euy :)
ReplyDeletepiknikan mba ke borobudur
DeleteAku ke Borobudur tahun 2008 mbak pas liburan kelulusan SD. Sekarang pun pengen ke sana tapi belum kesampaian.
ReplyDeletenahh udah lama banget tuh
DeleteAcara 4 tahunan, ya. Nabung ah. Kali aja nanti saya bisa datang :D
ReplyDeleteamiin
Deletekeren banget nih, sh lama gak kesana dan banyak yang baru dan bagus ya
ReplyDeleteiya, sekalian mba ke gereja ayam
DeleteLighting nya cakep
ReplyDeleteyupps makin meriah
Deleteaku terakhir ke borobudur pas smp hehe pingin kesana lagi tapi yaaa seperti biasa masih dalam bentuk rencana rencana dan rencana yang nggak tau kapan terlaksana xD
ReplyDeletesemoga soon ya ke ke Borobudur
Deletewidihh... serunya acaranya...
ReplyDeleteAku terakhir ke Borobudur keknya juga udah lama banget.. lupa sama sekali gimana bentuknya... keknya lebih dari 17 tahun deh wkwkwk parah bet.. jadi pengen kesana ih.. bagus banget festivalnya...
ReplyDeleteMeriah dan seru ya mbak. kangen borobudur jadinya.
ReplyDeleteBlom pernsh ngrasain borobudur malem nay,kayaknya syahdu gitu ya auranya jd beda
ReplyDeleteJadi kangen kesana, huhu. Waktu tahun 2012 kesana siang hari aja udah bagus apalagi kalau malam menjelang subuh ya <3 thanks for sharing, mba.
ReplyDeleteKereeen.....
ReplyDeleteSayang bgt pas ketemu di Pekalongan kemaren kita ga banyak ngbrol :( saking menikmati perjalanannya hahaha (padahal kondisi lagi capek) makin baca blognya makin jatuh cinta sama untaian katanya :D
ReplyDelete