Kabupaten Pekalongan Bumi Legenda Batik Nusantara

August 10, 2017
Kepala saya sudah pusing mengelilingi los demi los di pasar Beringharjo Jogja. Rencananya mau mencari dress, tapi kok belum ketemu yang pas dengan selera. Saat hampir putus asa, pandangan saya tertuju pada manekin di pojokan sebuah toko. Tak lama kemudian penjaga toko mengambilkan dress seperti yang saya lihat tersebut. Setelah dilihat dengan saksama, di bawah kerahnya tertulis “dibuat di Pekalongan”. Begitulah, batik Pekalongan sudah menjadi legenda dan terkenal kehalusannya sejak dulu sehingga keberadaanya bisa dipastikan mendominasi pasar Beringharjo maupun Thamrin City dan Tanah abang di Jakarta. Layak banget kalau Bupati Pekalongan menyuarakan Tagline Pekalongan Bumi Legenda Batik Nusantara.
pekalongan legenda batik nusantara


Bukti Kejayaan Batik Masa Lampau di Pekalongan

Pekajangan, sebuah kelurahan di kabupaten Pekalongan yang masih meninggalkan sisa-sisa kejayaan batik di tahun 60an. Gang-gang tertara rapi, rumah dengan gaya kolonial maupun art deco masih berdiri. Akses pendidikan dari TK hingga perguruan tinggipun telah berdiri di sana. Sebuah gedung bertuliskan “koperasi batik Pekajangan” yang didirikan pada 1939 nampak selalu ramai dengan kesibukannya kini sebagai tempat pertemuan hingga hajatan.
Koperasi batik pekajangan
Gedung koperasi batik pekajangan

Tiga kilometer ke selatan dari Pekajangan, Oey Soe Tjoen sang legenda batik nusantara telah memulai usahanya membuat batik peranakan sejak 1930 di Kedungwuni. Ciri khas dari batik buatannya menonjolkan bunga dan objek lain dengan titik-titik yang membentuk garis melengkung.
Pasar kedungwuni
Pasar Kedungwuni

Oey soe tjoen legenda batik kedungwuni pekalongan
Oey Soe Tjoen dan istri (dari buku Batik Pesisir Pusaka Nusantara)

Yang tak kalah tua dan legendarisnya adalah Eliza Charlotte (lies) van Zuylen yang telah menjadi bos batik sejak 1890. Van Zuylen merupakan pemilik pembatikan Indo-Eropa terbesar di Jawa yang memopulerkan buket bunga atau motif buketan dengan warna pastel. 

Jika Oey Soe Tjoen dari Kedungwuni menghasilkan motif batik peranakan Cina, lain lagi dengan batik Jlamprang yang dipengaruhi budaya Arab. Jlamprang adalah sebutan untuk ‘jalan perang’ lokasi asal mula motif tersebut berasal yang tepatnya adalah di daerah kampung arab Pekalongan. Jalan perang merupakan jalan raya tempat serdadu berbaris untuk pergi berperang pada masa itu.

Meski Jepang tidak lama berada di Pekalongan, pengaruhnya terhadap motif batik menghasilkan batik Djawa Hokokai. Pada masa itu terjadi kelangkaan kain sehingga bahan mori untuk pembuatan batik harus diimpor. Lahir pula motif djawa hokokai pagi-sore dimana keistimewaanya adalah meskipun dipakai seharian tidak akan ketahuan. Ibaratnya sih motif pagi sore ini ada side A dan side B yang berbeda.

Batik Warna Cerah Itu Dikenal Sebagai Batik Pesisir

Saya orang Pekalongan yang merantau, jadi hampir setiap pulang kampung ada saja yang menitip untuk dibelikan batik. Meski online shop sudah menjadi bagian dari kehidupan, tapi beli batik langsung dari pengrajinnya di Pekalongan punya rasa kebanggaan tersendiri.
“nitip batik dong”
“beli di online shop aja sih”
“maunya langsung gitulah, selain murah, juga kan bisa kualitasnya lebih baik”
“mau yang kayak apa?”
“ya yang cerah-cerah gitu, sekiranya buat ngemall pantes, buat ke kawinan masuk”
Kurang lebih selera orang-orang seperti itu setiap nitip batik ke saya. Batik dengan warna cerah dan berani memang ciri batik pesisir yang dimiliki Pekalongan. sebenarnya, batik pesisir juga meliputi batik yang dihasilkan di Betawi, Cirebon, Batang, Lasem, Lampung, hingga Bengkulu dan Jambi.
batik pesisir failasuf
batik dengan ragam hias dan warna khas pesisir

Peter Carey, ilmuwan Inggris yang meneliti sejarah Jawa, dalam Enchanted Fabric menyatakan pesisir utara menjadi tempat lahir kebudayaan yang unik. Kebudayaan ini memiliki masa gemilangnya antara kejatuhan Majapahit di awal abad XVI sampai perang Diponegoro (1825-1830) berakhir.

Pesisir Jawa menjadi tempat pertemuan pedagang, pelawat maupun agamawan dari India, Cina dan pelbagai penjuru Asia Timur. Di sinilah pendatang Cina, Arab dan Gujarat dari India Barat memperkenalkan agama Islam. Di sini pula para penjelajah Barat pertama pada abad XV dan XVI mendarat.

Daerah pantai terletak jauh dari keraton. Penduduknya lebih terpapar dan lebih mudah menyerap pengaruh luar, sehingga pesisir utara Jawa menjadi ‘belanga peleburan’. Inilah yang menyebabkan batik di wilayah pesisir punya corak dan warna beragam.

Batik Petungkriyono

“Pak Failasufnya yang mana?” Tanya teman sebelah saya di padepokan batik pesisir.
“itu lho yang pakai topi koboi”
“wah, kok masih muda banget, kirain sudah sepuh”
Budaya Pekalongan yang egaliter sejak dulu membuat para seniman batik bebas berekspesi. Diantara Seniman batik masa kini yang eksis berkarya adalah H. Failasuf yang juga berasal kabupaten Pekalongan tepatnya Wiradesa. Bapak dari ‘Padepokan Batik Pesisir’ ini sedang dalam proses kreasi membuat  motif Petungkriyono dengan metode batik tulis.
failasuf pekalongan
H. Failasuf, seniman batik Pekalongan

Petungkriyono natural nature heritage merupakan salah satu ikon kabupaten Pekalongan. Keberadaanya sebagai paru-paru pulau Jawa dan rumah bagi flora fauna langka membuatnya istimewa dan harus dijaga. Jiwa seni Pak Failasuf memanggil untuk menorehkan cantingnya melukiskan kecantikan alam Petungkriyono.

Saat saya ke padepokan, batik motif Petungkriyono baru menjalani tahap awal yaitu proses klowongi dan ngiseni. Belum ada warna sama sekali, jadi penasaran nanti bagaimana hasilnya. Untuk membuatnya tidak bisa kilat, perlu berbulan-bulan hingga hasil akhir yang sempurna dapat dinikmati. Mengapa begitu? Sebab proses membuat batik adalah membuat karya seni yang harus dilakukan dengan segenap hati dan jiwa.
batik petungkriyono
batik motif Petungkriyono karya H. Failasuf


Proses Pembuatan Batik

Aroma “malam” menyeruak akibat sensor hidung saya teraktivasi saat masuk ke pranggok batik H. Failasuf. Pranggok adalah semacam bengkel untuk membat batik dari awal hingga akhir. Ada belasan pengrajin yang sedang konsentrasi berkarya meski hari sudah siang. Jika ingin merunut proses pembuatan batik, maka alurnya adalah dari sebelah kanan Pranggok.

Batik adalah kain yang ragam hiasnya dibuat dengan menggunakan ‘malam’ sebagai bahan perintang warna, sehingga zat warna tidak dapat mengenai bagian kain yang tertutup ‘malam’ saat pencelupan.
Alur proses pembuatan batik tulis adalah sebagai berikut:

Ngloyori
Sebelum kain mori digambari pola, ada proses yang harus dilewati yakni ngloyori. Kain tersebut direndam dan direbus untuk melepas kanji di atasnya.

Ngemplongi
Setelah diloyori kain mori dipukul dengan palu agar jadi lebih lemas. Kalau kondisi kain sudah lemas dan lembut lebih enak untuk diproses.

Njaplak
Di sebelah kanan pranggok, kain mori yang lebar sedang dihamparkan di atas meja oleh seorang pria usia 30an. Tak lama kemudian, motif burung garuda siap ia lanjutkan untuk dijaplak atau dibuat polanya dengan pensil.
“mas, ini kok gambar garuda sih?” tanyaku
“iya mba, spesial order untuk agustusan” jawabnya.
batik motif garuda
batik motif garuda

Mbatik
Kalau pola sudah dibuat pada dua sisi, mulailah proses pembatikan dengan canting. Pertama-tama yang dicanting adalah garis luar atau disebut dengan klowongi. Setelah semua garis luar selesai baru ngiseni  atau mengisi bagian dalam garis luar. Batik tulis dibuat pada dua sisi kain. Proses mbatik di sisi sebelahnya  ini dikenal dengan istilah nerusi.
proses membatik
proses membatik

Nemboki
Batik pesisir kaya akan warna, nemboki adalah proses yang cukup krusial dan tak boleh lewat. Bagian motif yang tidak ingin terkena warna dasar ditutupi dengan malam seakan-akan diberi tembok.

Medel
Setelah ditemboki, kain batik dicelupkan ke zat pewarna. Zat warna untuk batik ada yang sintetis, tapi tentu lebih baik yang alami. Misalnya ketika di padepokan batik pesisir Failasuf, saya melihat beberapa pewarna alami seperti secang dan tingi.

Kandungan air juga berpengaruh terhadap hasil pewarnaan ternyata. Warna dan formula yang sama belum tentu akan menghasilkan wujud serupa jika airnya berbeda.

Ngerok
Malam yang tadi ditembok dan dibatik akan dikerok dengan logam tipis, misalnya sendok. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan proses ke pencelupan warna selanjutnya.

Nglorod
Setelah proses pewarnaan selesai semua, bagian akhir adalah nglorod. Nglorod merupakan pencelupan kain batik ke air panas untuk melepaskan semua malam yang menempel.
nglorod batik
nglorod batik

Fiuuh panjang banget ya proses pembuatan batik tulis. Kalau mau agak sedikit cepat sih pakai cap, yaitu canting berbentuk stamp. Prosesnya hampir sama, hanya pembatikannya saja dengan stamp tersebut yang sudah dicelupkan ke malam.
batik tulis pekalongan
batik tulis

Batik merupakan pilar ekonomi bagi warga kabupaten Pekalongan sejak dulu. Ratusan pranggok batik dengan ribuan dapur bertahan padanya. Batik bukan cuma soal kain penutup aurat atau penghias ruangan, sesunguhnya di dalamnya terdapat tutur yang ingin disampaikan si seniman. Seperti H. Failasuf yang menyerukan kecintaan terhadap alam dengan batik Petungkriyono. Atau Eliza Va Zuylen yang memperlihatkan keindahan aneka bunga dari Eropa. Layak sekali, jika kabupaten Pekalongan menyandang tagline sebagai bumi legenda batik nusantara.
37 comments on "Kabupaten Pekalongan Bumi Legenda Batik Nusantara"
  1. Rasanya pengen sekali cepet kesampaian bisa menginjakan kaki di kota Pekalongan, ingin keliling di kota itu, dan pengen bisa belajar membatik juga. Rasanya baca ini semakin cepat pengen ke Pekalongan..he

    Aku sendiri sangat suka pake batik. Ini baca dan komen ini juga sedang pake batik..hehe

    Btw, salam kenal ya, Teh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo ke pekalongan, mampir ke pranggok batik biar bisa melihat prosesnya

      Delete
  2. Sayangnya, aku belum pernah nyobain scr langsung mbak, batik cap. Hehehehehe, mas Salman udh nyoba

    ReplyDelete
    Replies
    1. berat lho ngecap itu, makanya bapak2 kekar pekerjanya haha

      Delete
  3. Aku belum paham kain sutra untuk batik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama saja kan, hanya beda di bahan baku saja

      Delete
  4. pingin coba buat batik langsung sama pengrajinnya

    ReplyDelete
  5. Batik Jambi itu berarti ada pengaruh dari Batik Pekalongan kayanya ya? Warna-warna batik Jambi cerah ceria, warna merah, hijau, biru terang. Motifnya kebanyakan flora fauna, jadi inget ucapan Pak Bupati tentang ciri batik Pekalongan. Menarik ini kalau ditelusuri, jangan-jangan memang orang Jambi dulu belajarnya dari Pekalongan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, batik jambi masih sodaraan dengan kain besurek dan pekalongan dari yang kubaca di literatur batik pesisir

      Delete
  6. waw,, mereka terima orderan gambar juga ya, keknya klo nyasar ke "anime" gituh, naruto, pokemon atau semacamnya, bisa nyasar ke remaja perkotaan tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehhe coba aja ke pak Failasuf, bikin batik pokemon

      Delete
  7. Aihhhh, jadi semakin penasaran pengen ke Pekalongan deh. Pengen lihat batik di kota batiknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Dew, siapa tahu batik di Purworejo masih sodaraan dengan batik Pekalongan

      Delete
  8. pekalongan emang batiknya gemeus gemeus banget ya nay... jadi pengen mukena batik deh aku lihat foto di post ini

    ReplyDelete
  9. dari dulu selalu penasaran sama batik Pekalongan, soalnya terkenal banget. kalau batik Petungkriyono sudah jadi, harganya kira2 terjangkau rakyat biasa ga ya?)=)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin ga dijual saking berharganyan hehe

      Delete
  10. Aaaa mbak inayah, jadi pengin kepekalongan.. Liat batik begituan bikin ngilerrr

    ReplyDelete
  11. Batik pesisir ternyata kuat pengaruhnya dari peran warga keturunan ya. Warnanya cakep dan nyenengin. Salut buat Pak Failasuf yang turut melestarikan batik sembari meraup sisi bisnis juga. Next time kalau ke Pekalongan mau ke kebun teh ah :)

    ReplyDelete
  12. Iya Kedungwuni pusat batik pesisir pekalongan yaa..emejiing..

    ReplyDelete
  13. weeww keren yah Pekalongan, sayang banyak seniman batik yang tidak mengabadikan namanya

    ReplyDelete
  14. wow, amazing, gak nyangka sepanjang itu prosesnya, pantesan mahal ya karena karya seni dan pengerjaannya bener-bener kreasi handmade. Kalo istilah2 ngebatik keluar dalam ujian sekolah, rasanya agak sedikit pusing kalo gak biasa praktek haha

    ReplyDelete
  15. batiknya emang cantik-cantik banget warna dan motifnya

    ReplyDelete
  16. Bener, saya juga pertama ngira Pak Failasuf itu udah tua. Eh ternyata masih muda gitu, gayanya juga santai

    ReplyDelete
  17. Rada penasaran sama hasil akhir batik yg inspirasinya dari alam kab.pekalongan
    Full keindahan panorama

    ReplyDelete
  18. Pan kapan temen-temen Blogger harus maen ke Padepokannya Sang Maestro Batik Tulis Pekalongan (Bapak Sapuan) ^^v

    ReplyDelete
  19. memang pekalongan terkenal dengan batiknya, tapi kota solo juga gk kalah saing sama batik dari pekalongan.

    ReplyDelete
  20. pekalongan memang terkenal akan budayanya, salah satunya ya batik itu. kita sebagai orang Indonesia supaya bisa melestarikannya..

    ReplyDelete
  21. Kota pekalongan memang sangat terkenal dengan batiknya...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature