Beberapa hari yang lalu baca
status sosmed saudara, katanya anaknya nangis pulang dari lapangan karena kalah
lomba makan kerupuk. Ya namanya juga anak kecil, meski hadiahnya cuma buku
tulis sebiji juga baper. Aneka macam lomba dalam rangka agustusan bertebaran
dari tingkat RT hingga Istana Negara. Kamu ikut lomba apa? Dalam kompetisi
pasti dong ada yang menang dan kalah, lalu bagaimana biar ngga sakit hati saat kalah
dalam lomba? Saya bukan psikolog, bukan juga lomba hunter, hanya mau mencoba
berbagi pengalaman saja karena pernah mengalami sendiri pengalaman kalah dan
menang.
1| Ketahui Ketentuan Lomba
Setiap lomba mau itu makan
kerupuk, balap karung, lomba blog, lomba SEO, lomba fotografi, pasti punya
ketentuan dong. Coba ketahui dan pahami dengan sebaik-baiknya, kalau ada yang
kurang paham atau ambigu segera tanyakan ke penyelenggara.
Ketentuan lomba itu berbeda
dengan kriteria penilaian lho. Contohnya ketentuan dalam lomba makan kerupuk,
peserta tidak boleh sambil minum apalagi makan nasi plus sambal.
2| Ketahui Kriteria Penilaian
Setelah aturan main lomba
diketahui, pahami juga kriteria penilaian. Kecuali kamu ngga pengen menang,
hanya ikut berpartisispasi meramaikan lomba saja. Kriteria penilaian mengacu
kepada hal yang menjadi concern juri
dalam menilai. Saya mengambil permisalan lagi dari lomba makan kerupuk. Kecepatan
makan kerupuk biasanya yang dijadikan kriteria penilaian, kostum dan gaya makan
mau itu elegan atau gragas ya tidak
dinilai.
Biasanya di kampung sudah ada
sosok-sosok jagoan lomba. Kalau si A ikutan, pasti deh menang. Di dunia
blogging, salah satu blogger yang malang
melintang menang lomba adalah Langit Amaravati. Beliau ini mau-maunya lho
bagiin tips menang lomba di blognya. Saya sudah nyontek sih, tapi tetap ngga
sekeren blognya kalau ikutan lomba.
Kalau ada lomba yang nggak
menyertakan kriteria penilaian bagaimana? Sebegai peserta yang waras sebaiknya
tanyakan ke panitia atau penyelenggara. Siapa tahu panitia punya, tapi lupa
menyampaikan saja.
3| Kenali Juri
Ini penting, jangan sampai kamu
ikut lomba susah-susah ternyata nggak ada jurinya hahaha. Bayangin deh, lomba
makan seblak level 10 misalnya. Pas kamu udah beres duluan, lha jurinya ngga
ada. Keputusan penyelenggara adalah lomba dinyatakan batal dan hadiah buat
panitia. Nyesek from earth to the moon
and back.
Tapi, nggak semua lomba menjembrengkan sosok juri sedari awal. Ada
yang demi objektivitas, jurinya disembunyikan dulu. Sebenarnya ini nggak
masalah sih, asal beneran dijuri dengan objektif. Jangan sampai mencantumkan
nama si anu ternyata si anu tersebut nggak melakukan penjurian.
Saya senang saat ada senior
blogger sebut saja mba Haya Aliya Zaki terang benderang memaparkan info bahwa
beliau sedang menjuri untuk lomba X beberapa waktu lalu. Selain jadi tahu bahwa
ada lomba x tersebut, langsung kebayang juga kriteria penilaiannya meski belum
membaca. Mba Haya ini concern banget
urusan EYD, alur tulisan, dan kawan-kawannya.
Juri yang kredibel dan berada di
bidangnya itu penting, makanya kamu harus tahu dulu sebelum ikutan lomba. Melakukan
penjurian secara baik dan benar itu ngga mudah, hal ini pernah diceritakan oleh
mas Efenerr dalam postingan blognya.
4| Ketahui penyelenggara lomba
Setiap penyelenggara lomba punya
kepentingan dong pastinya. Kamu harus tahu siapa yang nyelenggarain. Lomba balap
karung yang ngadain pak lurah, masa pas menang kamu malah terima kasih ke pak
RW misalnya.
Lomba agustusan yang diadakan di
tingkat RT atau desa sih ngga terlalu masalah ya soal penyelenggara. Tapi kalau
lomba tingkat nasional yang menyangkut banyak sponsor patut diperhatikan. Penyelenggara
lomba juga terkait dengan profesionalitas dan kredibilitas lomba lho.
5| kepoin hadiahnya
Poin terakhir ini khusus buat
yang punya hasrat memenangkan lomba. Meskipun kadang kita nggak peduli
nominalnya sih, tapi kebanggaanya itu lho. Seperti saat lomba makan kerupuk
tingkat RT dengan hadiah sebuah gayung platik warna shocking pink.
“yaelah lomba dengan begini
banyak syarat hadiahnya cuma begono?” normalnya memang hadiah adalah penarik
utama peserta lomba. Jangan sampai kamu menang malah ribet sendiri dengan
hadiahnya. Saya pernah soalnya, dapat hadiah ban motor satu doang. Iya, satu glundung itu saja bukan sepasang. Ya bisa
sih dijual, tapi kan ngerepotin juga.
Selamat berlomba, katanya kalah
atau menang itu biasa. Sakit hatinya sebentar saja deh, segera move on dan
menangkan harimu.
"Juri yang kredibel dan berada di bidangnya itu penting" nah itu yang utama
ReplyDeleteKetentuan lomba oke
Ketentuan penilaian oke
Juri juga oke
Semua fair..... :v
salam capret...
DeleteKetahui penyelenggara memang tak kalah penting jgn smp ikut lomba di wlyh tgs Lurah A eh tulisan kita mengacu ke Lurah B... Wkwkwk...
ReplyDeletewaduh, maaf ya pak lurah
DeletePantesan aku kalah terus, aku ga kenal jurinya
ReplyDelete#ehhh
salim dulu mba...sama jurinya
DeleteTambahan: kenali kompetitor. Setidaknya, tahu kekuatan lawan. Waktu ikut lomba KEB aku riset tulisanmu sebagai pemenang di periode sebelumnya. Jadi tahu poin-poin apa aja yang harus dikedepankan.
ReplyDeletewew, makasih sudah mendatangkan traffic yeeaah
DeleteWah, penting nih!
ReplyDeleteWalo belakangan ini udah males ikutan lomba2 sih, kecuali kalo hadiahnya ke Korea lagi baru mau ikutan bhahahaha.
*anaknya sok pokus*
bagus gitu dong, fokes.
DeleteKalo juri sekaligus panitia lomba gimana?!
ReplyDeleteAku tuh, lomba 17an. Wkwkwkwk
malahan ebner, jadi maksud dan tujuan langsung terkover hahaha
DeleteIya banget, Nay.
ReplyDelete1. Kadang ada syarat dan ketentuan yang ambigu, dan bikin kita menafsirkan sendiri-sendiri.
2. Ga semua yang kasih tahu sih kriterianya. Jadi inget lomba henpon waktu itu yang juri melanggar kriteria penilaian sendiri. hadeuuuh
3. Juri memang penting banget buat tahu selera dan gaya yang dia suka. Tapi sayang, ga semua juri ditunjukkan namanya. ya gitu deh macam-macam alasannya.
4. Tepat, jadi inget bahasan sama Faisol yang ikut lomba review memdia online berhadiah tablet. Sampe sekarang ga ada jluntrungannya. Ga ada pengumuman pemenang. Eh dia mamsih aktif di fanpage. Gw unlike dong! Kasihan mereka. Dari awal aku dah merasa penyelenggara ini ga berpengalaman dan belum pernah bikin lomba.
5. Syarat bejibun dan ribet, eh hadiahnya gitu doang. Sah sah aja sih tahu gitu. Harus sebandinglah. Hadiah besar ya syarat atau tema biasanya berat. Ada lomba yang mensyaratkan instal aplikasi di HP, ya skip karena memori hp ku dah tipis. Hadiahnya HP yang kurang greget haha.
Dah lama ga menang lomba....kapan ya?
woow komen terpanjang, bisa jadi bahan postingan hihii
DeleteKalo lomba yang kayak kemarin itu, lomba A**E 2017 gimana menurut Njenengan mas ?
DeleteWah, aku nggak kenal jurinya... lalu lihat peserta lainnya yang lebih jago. Hiks..
ReplyDeleteminder duluan ya
DeleteBulan ini tuh aku nge draft 3 tulisan buat lomba sangking semangarnya tapi kok makin males nerusinnya trus pagi tadi juga ada langgangan juara share tulisannya jadi makin males wkwkwkwk... aku gak kreatip !!
ReplyDeletemaju Mir...sayang udah didraft
DeleteBalik-balik emang ke selera juri. Mau sebagus apa juga kalau jurinya suka tipe yang sederhana, maka yang bagus (dan lengkap) akan dianggap lebai. Bener-bener mengenal juri itu wajib. Makanya respek dengan penyelenggara lomba yang membuka identitas jurinya.
ReplyDeleteomnduut.com
Sepakat tuh, kecuali lombanya cerdas cermat atau balap karung rasanya juri rahasia gapapa
Deletejadi kalian nanti ikutan gak lomba yang jurinya aku? :p
DeleteSetuju banget,
ReplyDeleteIntinya jika semua transparan dan sesuai dengan aturan main dan petunjuk tekni, maka tidak ada yang sakit hati, apalagi sampai nyinyir, wkwkw. Sekarang banyak banget tuh yang kalah lomba terus nyiyir di sosmed, ahaha
transparan dan akuntable *opooo
DeleteTerus lihat aturan lombanya. Apa disuruh piknik dulu seharian sampai capek terus malamnya langsung disuruh kerjain artikel demi menjaga orisinilitas tanpa peduli kualitas
ReplyDeletewkwkwkw ngetik artikel tanpa tahu kriteria penilaian. Yang penting yakin, hahaha
Deletebeneran adventure berarti, memacu adrenalin di gunung dan di hotel
DeleteUdah capek-capek begadang eh bisa diundur dengan beragam alasan :v
DeleteWow komennya Mas Rudi panjang beut. Aku termasuk yang jarang kepo poin-poin di atas. Kadang nulis ya, nulis aja. Tapi ya gitu deh, suka malah jadi baper kalau nggak sesuai ekspektasi. Padahal salah sendiri juga kenapa nggak mempelajari poin2 penilaian sebuah lomba, misalnya. Tfs, Nay.
ReplyDeleteiya tuh ampe dibuat poin2 hehe
Deletewew postingan baru to ini, kaget lihat tanggalnya,hehe.So far aq sama kayak Mbak Inayah dan Mbak Langit, kalo penyelenggaranya sama, bisa kepoin pemenang sebelumnya. Terus tiap ada yang menang lomba blog, juga kita lihat kekuatannya dia apa, jadi next time kita bisa maksimalkan kekuatan kita dimana, atau malah belajar bila beda dengan kekuatan kita. Kenali selera/kemauan juri juga penting. Sekedar cerita, waktu pidato Pak Asip K. kemarin, beliau sempat menyebutkan harapannya terhadap tulisan yang akan ditulis oleh blogger/jurnalis,dan poin tersebut aq catat. Nah, pertanyaanku, kalau nama jurinya ada, sementara kita nggak kenal, cara mengenali seleranya gimana? Googling blog atau tulisan beliau? Terus dari situ bisa ketahuan karakter atau seleranya? Anyway, soal kalah atau menang itu biasa, nikmati aja prosesnya. Pernah baca Mbak Evrina tuh menang puluhan lomba misalnya, tapi ga ada yang tahu kalau dia ga menang lombanya juga banyak. Oh ya menambahkan, tema lomba juga jadi pertimbangan. Misalnya kayak aku, kalau temanya gadget atau tekno duh rasanya effortnya lebih dan banyak kalahnya, karena nggak terlalu mudeng soal spek=))
ReplyDeletesetidaknya jadi ada bayangan mba kalau tahu siapa jurinya. kayak yang aku contohkan mba Haya Aliya Zaki. kalau jurinya Raditya Dika, tentu beda lagi selera dia hehe.
DeleteAkumah sekarang kalo kalah lomba paling lunglai sejenak, besoknya udah lupa lagi.
ReplyDeleteKalah lomba kadang bisa bikin down buat ikutan lomba lagi.
tapi semakin banyak kalah semakin kebal sih, sepertiku ini wk :v
lunglai, hahahha
DeleteSalut buat yang tetap semangat ikut lomba meski belum pernah menang. Hehe.
ReplyDeleteBeneran tuh menang hadiahnya satu ban motor doang? *gagal fokus
iya, satu aja
DeletePernah ikut lomba nulis piknik sehari, DL 12 jam dengan minimal 3 foto per spot. Padahal ada 6 spot,, lucu banget 😂
ReplyDeletehayoo curhat apaan ni
DeleteDuh aku selalu jiper duluan kalo mau ngelomba wkwkw, payah yaaa...
ReplyDeletemba Dedew spesialis menjuri saja
Deleteterimakasih atas informasinya, jangan lupa kunjungi
ReplyDeletehttps://goo.gl/SuzDjN
aku sedih kalau gak menang lomba.. apalagi kalau hadiahnya aku pengen banget :( udah lama gak rasain menang lomba lagi nih.
ReplyDeleteGimana cara lomba memenangkan hati dia??
ReplyDeleteAih.. Kudunya memang klo anak kecil yg lomba semua dapet hadiah, walaupun isinya permen dibungkus, biar gak ada yg nangis.. Namanya juga lomba untuk nyenengin anak2
ReplyDeleteAku termasuk yang melankolis kalau kalah lomba. Trus pengen banget ditunjukin mana-mana poin yang bikin tulisanku kurang dibandingkan pemenang hehehe. Tapi kan kenyataannya gak bisa gitu.
ReplyDeleteAkhirnya sekarang malas ikut lomba. Kalaupun ikut cuma sekedar meramaikan. Gak menang ya udah. Biasanya kalau mentalnya udah begitu di depan, gak bakalan sakit hati kalo gak menang hehehehe.
masih mending gayung shocking pink haha kalau kaus kaki shocking pink cuma sebiji gk ada pasangannya pegimane
ReplyDeletemenang kalah tetep semangat
dari dulu tingkat kompetisi gue kurang bangat. kalau lagi pengen ikut lomba itupun hanya buat seru2an doang. hehehehe..
ReplyDeleteKadang sakit hati sih nggak cuma nyesek karena nulisnya pake perjuangan panjang. Tapi itu juga paling lama seminggu, setelah itu mah ya normal lagi.
ReplyDeleteyuk ikutan lomba mbak.... pengen ikut lomba lagi, setelah dulu kalah dalam perlombaan. dan sampai sekarang, jarang banget ikutan lomba blog.
ReplyDelete