Apakah kamu orang yang setiap kali stress malah memilih
membersihkan kamar mandi? Suatu hari teman saya bilang kalau dia setiap PMS
justru semangat banget buat membereskan rumah. Tapi, meski sudah melakukan
beberes besar-besaran minimal sebulan sekali, rumah kok masih berantakan saja. Itu
persis yang dialami Marie Kondo di bukunya The Life Changing Majic of Tidying
Up: The Japanese Art Of Decluttering And Organizing . Selesai membaca buku yang
terbilang unik tersebut, saya langsung semangat banget beberes rumah lho. Buktinya
ada kok, tenang saja...semua step metode konmari saya rekam dan videonya ada di
bagian bawah postingan ini.
Tentang Buku Metode Konmari
The Life-Changing Magic Of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing
Penulis: Marie Kondo
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: 2016
Drama Yang Terjadi Saat Beberes
Kalaupun kita sudah semangat 45 buat membereskan ruangan,
pasti deh pas eksekusi...harus merasakan drama-drama berikut.
Dibuang Sayang, Dijual Jangan
Ini drama yang pasti akan terjadi saat mulai beberes. Banyak
banget barang-barang yang statusnya “dibuang sayang, dijual jangan”. Kondisi masih
bagus, malah kadang tag harganya juga ada. Masalahnya, barang tersebut sudah
lama banget ngga dipakai bahkan lupa kalau memiliki. Pasti punya kan? coba cek
deh lemari dan laci-laci.
Konmari method anti banget dengan pemikiran seperti itu. Dilarang
keras menimbun barang yang tidak kita gunakan. Terus bagaimana dong?
Jika itu pakaian, coba deh pegang dan rasakan apakah
menimbulkan perasaan bahagia. Menyimpan sepotong dua potong baju yang melihatnya
saja kita jadi berseri-seri tidak jadi soal.
Biar lebih ikhlas, Konmari mengajarkan agar kita berkata
seperti ini jika ingin membuang barang.
“terima kasih telah membahagiakan saya saat membelimu, membantu saya selama ini” ucapkan sambil dielus dengan lembut.
Hahahha kayak
oramg sinting ya, yaudah ngga apa-apa. Di agama saya sebenarnya juga diajarkan
agar seperti ini memperlakukan barang, tapi ngga pernah dilaksanakan heuheu.
Ini Kan Dikasih Orang, Ngga Sopan Kubuang
Hadiah, oleh-oleh, souvenir nikahan, nyatanya itu ternyata
menumpuk banget di lemari dan meja. Barang-barang sepele dan printilan yang
belum tentu kita butuhkan sih sebenarnya. Kalau kata Annisast yang sudah baca
buku ini dan nerapin, mendingan tolak saja jika memang kita ngga yakin bakal
makai souvenir-souvenir itu.
Jangan Dibuang, Siapa Tahu Nanti Perlu
Ketika membereskan dokumen dan kertas-kertas, pasti deh
dramanya adalah ‘merasa penting semua’. Kartu garansi alat elektronik yang barangnya
sudah entah dimana saja masih disimpan ya kan? Kardus ini itu, struk belanjaan,
slip gaji dari jaman masih jadi karyawan training, dan bahan seminar. Yoi, sampah terbanyak
saya di kategori dokumen adalah bahan seminar.
Menurut Konmari, kita bayar mahal buat seminar atau training
itu buat mendapatkan pencerahan dari pembicara saat seminar dan segera mempraktekannya.
Jadi, bukan diktat seminarnya yang kita simpan lalu materinya entah menguap
kemana.
Saya menyimpan slip gaji dari awal kerja ya btw, dan itu
sudah kumusnahkan beberapa hari lalu. Yang tersisa adalah slip gaji 3 bulan terakhir
saja.
Buku Ini Bagus, Baca Nanti Deh
Yang suka bau buku mana suaranya? Beli buku tuh emang
nyenengin kok, tapi kalau ngga dibaca atau dibaca separo, atau bahkan ngga
dibaca...kan kasihan. Nanti bukunya nangis jerit-jerit lho (ini Konmari banget).
Kalau drama yang saya punya sih, baca buku sudah beres lalu
bukunya numpuk. Kebanyakan buku nasibnya seperti itu, dibeli hanya untuk
membuat si pemilik merasakan ketenangan. Padahal, tugas utama lembaran bertulis
tersebut bukan itu. Coba deh pilih mana yang favorit dan bakal kamu baca ulang,
sisanya sumbangkan ke taman bacaan atau berikan ke orang lain.
Sekarang ini buku yang tersisa tinggal Harpot dan Supernova,
next bakal mulai ngurangin beli buku cetak.
Simpan Di Rumah Ortu Nggak Ya?
Rumah orang tua memang termasuk lowong banget, saya naruh
lemari besar buat nyimpan buku-buku saja masih nggak apa-apa. Tapi, kata
Konmari nih...yang beginian ngga bener. Kita beberes lho, bukan cuma mindahin
penyimpanan...malah kejamnya jadiin rumah orang tua sebagai gudang.
Aku Harus Beli Lemari Atau Wadah Penyimpanan Baru
Saat sedang melakukan proses beberes, saya berpikir untuk
belanja setelah itu.
“aduh, ini harus beli wadah kosmetik nih. Juga rak baru, oiya...sama wadah kaos kaki yang bening”
Ibu...ibu dan remaja puteri, selesaikan dulu upaya beberesmu
hingga akhir. Semua step dilaksanakan tanpa terkecuali. Jangan langsung membeli
berbagai jenis wadah printilan yang sepertinya akan berguna. Dalam kasus yang
saya hadapi sih, ternyata saya malah membuang stau rak sepatu dan tidak perlu
membeli rak-rak lain.
Step-step Beberes Ala Konmari
Konmari membuat susunan step beberes nih, biar lebih terorganisir.
- Pakaian (termasuk tas, sepatu)
- Buku
- Dokumen
- Pernak-pernik
- Barang kenang-kenangan
Biar lebih jelas, tonton video saat saya membereskan kamar
kos ini ya. kalau kamu punya rumah sendiri, tidak disarankan membereskan berdasarkan
ruangan seperti kamar saja atau dapur saja. Bebereslah berdasarkan kategori
step di atas. Oiya, satu lagi nih. Jangan coba-coba beberes sambil ditonton anggota
keluarga atau orang lain di situ, nanati malah barang-barang kamu cuma
berpindah ke lemari dia...padahal belum tentu juga bakal dia manfaatkan dengan
baik.
Apakah Konmari bisa 100% merubah orang jadi rapi?
Pagi ini saya kembali dihebohkan dengan kesalahan lama,
yaitu lupa membawa STNK. Lhah, padahal seminggu lalu saya baru khatam baca buku
Konmari. Kerapihan dan organizing memang perlu pembiasaan ya berarti, ngga
majic juga. Tapi, saya merasa belum terlambat untuk membaca buku ini sekarang. Modal
bangetlah buat mengarungi hidup sebagai wanita yang kelak akan mengurus
rumah,hahahhaha.
to be honest pola hidup sederhana dan secukupnya meskipun lebih dari mampu itu sudah ada di agama kita juga nay. bahkan dakwah campaign melalui metode beberes one in one out sudah lama digalakkan sebelum Konmari. buat aku one in one out ini berguna banget... beberapa temanku yang nonmuslim juga pake konmari buat beberes dan aku sempet sharing sama mereka soal one in one out ini. menurutku lebih ngontrol untuk beli dan hoarding sih :)
ReplyDeleteAku jg udah baca buku ini dan coba nerapin. Susahnya nerapi cara lipat pakaian ala konmari. Soalnya kondisi lemariku bukan lemari laci.
ReplyDeleteIntinya sih belajar tega ya. Hahaha. Aku sih sekarang kalo beberes gak pake drama. Cuma kebiasaan buruknya adalah masih suka belanja barang yang menurut aku nanti bisa dipake. Padahal jadi numpuk :'(
ReplyDeletenah aku sih gak punay gudang jadi garasi mobil ajdi tumpukan barang yang gak kepakai. Dan ayng palings ulit itu bersein dokumen punya suami, dibuang takut dibutuhkan gak dibuang aduh tumpukannya bikin mata sepet
ReplyDeletehahaha, inayyy, ngakak deh :) Urusan rapi2 gini emang perlu niat dan konsistensi. Jadi rapinya mesti everytime kl aku, palingan kalo sortir2 bs sebulan sekali. Paling suka ngurangi baju. Kl buku, emang sengaj dikumpulin buat perpust pribadi tar. Setelah ga nomaden lagi, bukuku dikirim dari 3 kota yg berbeda :D Semangat rapi2!
ReplyDeleteaku perlu banget nih ilmu ini! Setiap pindah dari satu negara ke negara lain, otomatis barang nemabha..padahal rumah di Indonesia mungil hiks..cari aaah bukunyaa
ReplyDeleteIni buku tepat banget buat membereskan segala masalah kehidupan yang belum beres :D
ReplyDeletePR banget ya emang kalau beberes itu.
ReplyDeleteSebenarnya prinsipnya sdh ada di perusahaan Jepang terutama pabrik spt tempat kerjamu, tergantung strict apa nggak bosnya. Boss ku dulu termasuk strict banget smp ke hal2 kecil. Konmari muncul belakangan & lebih viral krn contoh2nya banyak & applicable dg kehidupan sehari-hari. Aku selalu takjub tiap habis selesai beres2 ala konmari. Selalu ada bbrp kresek besar yg bisa dibuang atau disumbangkan. Kalau dijual aku belum pernah berhasil, nggak pandai jualan preloved wkwkwkk, jadi kebanyakan aku kasihkan orang saja.
ReplyDeleteNay ini jadi masalah aku sejak lama,udh beres2 tp masih aja blm rapi kamarku. Beneran sih itu karna barang2 lama yg cm karna kesian gk oernah dibuang. Mommnetny oas bgt nih mau lebaran,aku rapihin lagi semua barang2 yg gk terpakai.
ReplyDelete