Mengapa ada istilah merunduk
seperti padi? Di buku pranata mangsa ini urusan per-padi-an diungkap dengan
sederhana tapi jelas. Begitupun dengan kebiasaan orang-orang di kampung saya
yang meletakkan sesuatu di dekat saluran irigasi sawah. Sampai sekarang,
keluarga masih bertumpu pada pertanian dan kami menghormati sawah. Sebelum panen,
selalu ada selamatan kecil-kecilan sekadar makan bersama lauk seekor ayam
dengan tetangga sekitar. Tentu kami berdoanya kepada Allah swt, bukan kepada
dewa-dewi apalagi makhluk halus pohon mana gitu hehhe. Bapakku bukan lagi
generasi petani yang memakai pedoman Pranata Mangsa. Urusan hitung menghitung,
mungkin simbah lebih paham. Saya sebagai anak petani yang pernah kuliah di IPB
merasa penting untuk mengetahui seluk beluk cara menghitung masa dan musim
lewat buku Pranata Mangsa.
Identitas Buku
Judul: Pranata Mangsa
Penerbit: Kepustakaan Populer
Gramedia
Tahun terbit: 2011
Jumlah halaman: 80
Sinopsis (Goodreads)
Buku ini mengubak cerita tentang pranata mangsa, budaya
petani Jawa yang kini memudar. Dikembangkan dari katalog terbitan Bentara
Budaya Yogyakarta (BBY), Pranata
Mangsa tidak sekadar mengulas
penghitungan musim, hama padi, dan alat pertanian tradisional, namun juga kisah
Dewi Sri dalam beberapa cerita rakyat. Cerita pendek, humor, dan puisi pun ikut
dipadu di dalamnya, dikemas apik dengan gambar menarik hingga menghadirkan
kembali keharmonisan alam dan manusia yang terkikis zaman.
Review
Suatu hari,
teh Ulu Bandungdiary memposting sebuah foto di instagramnya saat sedang
berjalan-jalan di pameran buku. Beliau memegang buku berjudul Pranata Mangsa
berwarna hijau tua. Saya yang pernah mendengar istilah ini, langsung penasaran
dan memesan buku tersebut di toko buku yang diinformasikan teh Ulu.
Pranata Mangsa Itu Apa?
Pranata berasal dari bahasa Jawa
yang artinya tata cara. Kalau mangsa, ya waktu atau musim lah maknanya. Jadi,
pranata mangsa adalah tata cara membaca musim atau pertanda alam. Ini adalah
pedoman bertani, berdagang, merantau, berperang, maupun menjalankan
pemerintahan. Ada pertalian mengagumkan antara aspek kosmografi dan
bioklimatologi. Pedoman yang sudah ada berabad-abad lalu ini dilukiskan dengan
berbagai lambang dan watak mangsa yang mencerminkan keselarasan antara manusia,
kosmos, dan realitas.
Berikut ini adalah inti dari
pranata mangsa.
Buku Lawas
Lewat toko
buku Lawangbuku yang ada di Bandung, seri lawasan Pranata Mangsa akhirnya tiba
dalam waktu seminggu. Harganya cuma 23.000 rupiah kalau ngga salah sih, wong
tipis 80 halaman kan. Eh tapi pas dibuka, kertasnya bagus banget dan berwarna. Model
kertas halus mengkilap kayak majalah gitu. Kesan buku lawas sangat terasa
apalagi dengan ilustrasi-ilustrasi khas buku perpus jaman SD. Aduh gimana ya,
hihii...ya seperti itulah.
Banyak Legenda Soal Padi
Legenda-legenda seperti asal mula
dewi Sri hingga dongeng kancil si cerdik ada lho di buku Pranata Mangsa. Asal mula
istilah ibu pertiwi juga dikisahkan di sini. Ngga nyangka, tiap daerah baik di Jawa
maupun Sumatera punya versinya masing-masing.Ada juga informasi soal hama-hama
yang umum ditemui di sawah lho. Suatu ketika teman dari fakultas Pertanian
heran mengetahui saya tidak paham jenis hama-hama pada jagung. Saya pernah
mendapatkan mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian dan Dasar-dasar Agronomi. Kurang
lebih, dua mata kuliah itu seharusnya sudah membuat saya mengerti banyak soal
dunia pertanian dibanding mahasiswa lain. Nyatanya...engga gitu heuheu.
Perubahan Iklim Dan Sirnanya Pranata Mangsa
Lalu apakah sekarang bisa
dipastikan bahwa bulan Desember adalah puncak musim hujan? Kita tentu sering
mendnegar berita petani gagal panen karena berbagai sebab. Itulah, sebanarnya
pranata mangsa masih ingin petani yakini...tapi zaman yang berubah membuatnya
sulit lagi.
Rate
4 dari 5
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan
untuk kamu yang peduli dengan dunia pertanian, menyukai sejarah, atau kamu untuk
kamu yang penasaran dengan budaya.
Pranata Mangsa ikut menyumbang keberhasilan
dan keagungan kerajaan Mataram lama, Pajang, dan Mataram Islam. Sebuah gambaran
bagaimana nenek moyangku begitu menghormati dan mengapresiasi bumi. Petani masa
lampau menangkap segala pertanda yang diberikan alam. Manusia dan bumi tak
mengasingkan diri, tapi saling memberi.
Wah dibeli bukunya, nay? Mantaaaappp! Seru ya jadi tau itungannya petani. Jadi penasaran itungan ala nelatan gimana :D
ReplyDeletemantap banget teh...
Deleteaku gak gitu paham dunia pertanian sayangnya nay :/
ReplyDeletehehe ini general sih, lebih ke dongeng dan sejarah
DeleteMenarik bukunya, Mba. Jadi pengen beli juga.
ReplyDeleterekomen buat yang suka sejarah
Deletebacaannya kece banget mba... :D
ReplyDeletetipis tapi berisi
Deletemakasih reviewnya ya, memang kalau kita melihat alam dan siklus alam dan gak merusak alam , tanah akan selalu subur ya. sebetulnay nenek moyang kita dulu pinter membaca alam
ReplyDeletemereka cerdas...keren
DeleteJadi informasi yang menarik niih mba untuk dipelajari :)
ReplyDeletebenar mba, banyak yang tidak tahu sebelumnya sepertiku
Deletei never read this book.. hiks
ReplyDeletepinjem donk
sinih mba heheh
DeleteKalo ada buku tadi dengan kondisi bagus dan harga sama aku juga mau. Iya, pranata mangsa sekarang mungkin sudah sulit untuk dijadikan acuan karena global warming membuat musim berubah.
ReplyDeleteNay pengen baca, aku yg notabene anak petani dr desa sedikit bnyak tau ttg pertanian yg bukan hanya teori tp lngsung praktek.
ReplyDeleteZaman dlu aku diceritain kalo musim penghujan bisa dilihat dr munculnya rasi Bintang waluku.
Tapi skrg mh udh gk jelas musimnya.
Ahh penasaran, tipis pula bukunya. Hhe
buku ini sepertinya cocok banget untuk papaku. Beliau suka banget bercocok tanam (tanam apapun, entah padi entah palawija) dan kami anak-anaknya gak ada yang menuruni kegemaran tersebut. Setelah papa meninggal, kebun yang dulu dikelolanya berubah menjadi kebun yang tak terawat :(
ReplyDelete