Kamu pernah mengalami krisis air
hingga harus mandi pakai Aqua galon? Biasanya kita yang mandi dan mencuci bebas
jebar-jebur tiba-tiba harus menghemat air besar-besaran. Air sekawasan
perumahan mati total. Masjid, musola,
pom bensin, bahkan mall saja tidak ada air. Begitulah kondisinya jika suatu
saat air bersih makin menipis. Di sisi lain, kita dengan santainya menghasilkan
limbah cair domestik yang jumlahnya makin fantastis dari hari kehari.
Ratusan tahun lalu, tanah dan
cinta jadi penyebab perang. Puluhan tahun ke belakang minyak
bumi dan gas alam memecah belah bangsa. Bisa jadi, puluhan tahun yang akan
datang...airlah yang menjadi rebutan. Kita semua sudah diajari siklus air sejak
SD. Sudah hapal di luar kepala, tapi yang mungkin terlupa adalah bahwa jumlahnya
tak pernah berganti.
Air mengalami siklus, kuantitasnya tidak akan berubah, yang berubah adalah kualitasnya.
Jadi, ibarat ada 1 liter air layak
pakai di bumi nih...kalau sudah menguap lalu jadi air hujan, ya tetap 1 liter.
Tapi, apa kualitasnya masih sama? Apa yang bisa kita pakai masih 1 liter juga?
Belum tentu.
Bau Got Atau Bau Hantu?
Kebangun tengah malam karena bau
got? Saya pernah mengalaminya, bahkan sempat berpikiran ini adalah kerjaan
hantu. Ih bener nggak sih bau-bauan busuk di malam hari adalah pertanda makhluk
halus yang iseng? Yang pasti, bau got dan bau-bauan aneh adalah hal yang wajar
untuk orang yang tinggal di kawasan industri seperti saya. Kadang malah air
keran baunya mirip kopi luwak gitu, bukannya enak sih malahan bikin mual.
salah satu contoh sungai yang airnya masih alami di Pekalongan |
Komplek saya sudah punya water treatment untuk industri
sebenarnya. Soalnya industri kan ada undang-undangnya kalau ngga boleh buang
limbah langsung begitu saja. Bagaimana untuk perumahan? Meski saluran drainase
sudah keren dan terintegrasi, sayangnya semua itu langsung mengalir ke sungai.
Ngeri banget kan? ya pantes sungai Citarum jadi sungai terkotor di dunia.
Tifus Menjangkiti
Dua tahun yang lalu badan saya
tiba-tiba drop dengan gejala kurang nyaman di perut. Tanpa pikir panjang, saya
datang ke dokter penyakit dalam. Kenapa ngga ke dokter umum? Karena antrinya
panjang banget. Hasil pemeriksaan fisik, bu dokter langsung tersenyum dan
bilang seperti ini:
Perut orang sini nggak ada yang bersih, sudah sana cek lab dulu
Benar saja, hasil cek darah di
lab rumah sakit membuktikan saya positif tifus. Penyakit yang erat hubungannya
dengan sanitasi.
Lima tahun saya tinggal di
perumahan yang merupakan bagian dari kawasan industri. Sejak awal di sini, saya
tidak pernah menggunakan air keran
sebagai air minum. Meski begitu, mandi...cuci...termasuk sikat gigi pakai air
keran. Hiiiii paparan masih bisa banget masuk kalau gitu.
Keinget Jaman Kuliah
Beberapa hari sebelum hari air
yang jatuh pada 22 Maret, saya hadir di event di Danone Aqua Institute. Rasanya
seperti ditampar sama pak Gunawan Wibisono yang menjadi pembicara pagi itu.
source: twitter Aqua Lestari |
Hello...itu dapat kuliah pengelolaan limbah berapa SKS kok ngga diaplikasikan? Kataku dalam hati
Nggak cuma teori, saya juga
pernah praktikum ke instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di rumah potong
hewan Bogor. Soal reaktor biogas yang bisa mengelola limbah tinja dan urin,
hmm...sudah praktikum juga di lapangan. Soil water analysis tools yang dipakai
AQUA untuk pemetaan kondisi air tanah, dapat juga praktikumnya. Tapi apa yang
saya lakukan? Ikut-ikutan memenuhi selokan kompleks dengan limbah domestik.
4 Cara Mudah Mengelola Limbah
Cair
Kenapa sih kita musti ngurusin
limbah cair rumah tangga? Kan cuma sisa mandi sama nyuci doang? Itu mungkin
yang ada di pikiran kita sejauh ini, sepertinya tak ada salah jika busa sabun
ngalir ke selokan. Sabun, detergen, shampo, mengandung fosfor dan nitrogen. Zat
ini bisa mengganggu kestabilan ekosistem, mencemari air tanah, selain juga
secara pandangan mata nggak enak.
Saya sempat melontarkan
pertanyaan soal pengelolaan air limbah ke beberapa grup whatsap. Jawabannya
hampir sama ternyata,
Limbah cair rumah tangga ya langsung dialirkan ke selokan saja, kecuali kalau industri...itu baru harus diolah dulu.
Adapula yang menjawab begini
Kalau limbah kamar mandi langsung ke selokan, tapi kalau septic tank...pakai pasir dan kerikil gitu di konstruksinya.
Memang sih, menurut data UN water
80% limbah air di dunia langsung dibuang tanpa dikelola dahulu. Tapi ya masa
kita mau jadi bagian dari perusak ekosistem?
Pas di bincang air, pak Gunawan
memaparkan soal pengelolaan limbah. Apa saja yang bisa kita aplikasikan sendiri
di rumah?
1| Membuat Saluran limbah cair
yang memadai.
Beruntung deh kalau air sisa
cucian wastafel atau kamar mandi kamu sudah pakai paralon yang baik. Paralon
itu ditempatkan di lokasi yang aman sehingga limbah tidak ngalir bebas
kemana-mana. Kenapa saya bilang beruntung? Meski ini sangat sederhana, masih banyak
yang belum sadar akan hal ini terutama di wilayah yang kumuh atau di desa-desa.
Akan lebih baik jika pipa
pembuangan limbah cair domestik ditempatkan di bawah permukaan tanah.
2| Memanfaatkan
Air Bekas Cucian.
Kalau kamu ngga pernah ngalamin
krisis air, pasti bakal santai nyuci kaos kaki sepasang dengan air seember.
Setelah itu, air pembilasnya seember lagi deh. Bekas rendamannya langsung saja
ngalir ke selokan. Ini langkah simpel banget lho, si bekas cucian kita itu bisa
dipakai buat nyiram tanaman. Kalau nggak punya tanaman gimana? Ya bolehlah
siram tanaman tetangga. Apalagi kalau cuma nyuci sayur dan buah, airnya kan
ngga sebutek nyuci kaos kaki ahahhaa. Sayang atuh kalau dibuang langsung mah.
3| Menggunakan sabun, detergen,
dan shampo ramah lingkungan.
Salah satu cara meminimalisir
limbah cair domestik adalah pakai sabun, shampo, dan detergen ramah lingkungan.
Sekarang sudah banyak kok homecare seperti itu, ya mungkin agak mahal
sedikit...tapi nggak apa-apa ya demi lingkungan yang lebih baik. Kalaupun ngga
nemu yang ramah lingkungan, bisa kok dengan cara meminimalisirnya. Misal, nyuci
piring pakai jeruk nipis.
4| Merancang Individual Wetland
(Taman Tanaman Air).
Nah, kalau ini...butuh sedikit
modal. Kita bisa merancang individual wetland sederhana. Wetland adalah hal
yang baru saya ketahui dari pak Gunawan. Lho kok ternyata sederhana, menarik,
dan estetik. Kamu pernah melihat rawa? Konsepnya mirip seperti itu sebenarnya.
Wetland atau lahan basah buatan adalah cara pengelolaan limbah cair domestik
dengan mengalirkannya pada sebuah area. Di area tersebut terdapat tanaman air
sebagai penyerap nitrogen dan fosfor yang terkandung dalam limbah cair.
Air limbah tersebut mengalir ke
bagian lain untuk disaring lalu bisa kita pakai. Buat apa? Bolehlah nyuci
kendaraan pakai air itu.
source: limnos.si |
Langkah sederhana dari saya, kamu, dan kalian...bisa memperbaiki planet ini. Percayalah,ini bukan kalimat yang berlebihan.
Kalau kamu punya ide lain soal pengelolaan limbah cair rumah
tangga...boleh banget dibagikan di kolom komentar.
saya pernah ke tempat bude di jakarta, pas minum air putih disana juga ada rasa-rasa anehnya gitu. pas diminum pun rasanya kurang seger di tenggorokan mungkin air kran-nya kena limbah juga ya mbak hehe
ReplyDeleteitu yg air bekas cucian kalo dirumah saya juga sering tak buat nyiramin taneman sama mbersihin teras rumah dari kotoran (semacam ngepel gitu ^^) tapi kalo pas dikost'an tak buang gitu aja. lha bingung mau diapain. mau nyiram taneman, di deket kamar mandi kost ngga ada taneman
iyak seperti itulah kondisi air keran atau air sumur di jakarta dan skeitarnya. makanya aku minum aqua mulu, heuheu.
Deleteini sebenernya gue bingung sih, na
ReplyDeletejadi kita yang orang perumahan bikin saluran baru lagi gitu ya?
kenapa nggak yang langsung kayak, kalau bikin rumah sekligus di wajibin bkin saluran penyaringan gitu, na?
agak'' ribet sebenernya ya buat nyaring air kayak gitu. tapi kalau liat akibat yang ditimbulkan oleh air'' limbah lebih serem uy.
gue masih yang kayak gitu sih, bersihin kaos kaki bergayung'', dan ngebilasnya bergayung'' juga. :(
karena belum ada aturan undang-undangnya buat perumahan Zi. beda sama pabrik gitu, sudah ada aturan...makanya pas bangun industri kudu mikirin juga soal limbah B3 maupun limbah domestiknya. udah gitu ada audit berkala
Deleteaduh gimana ya memilih memilah limbah cairnya, soalnya kalau sudah masuk ke kamar mandi atau ke dapur buat cuci piring pasti muaranya ke satu saluran deh.. perlu penelitian lebih lanjut ya gimana aga limbah rumah tangga bisa memisah sendiri atau pake alat apa gitu hehe..
ReplyDeletedipilah? ngga perlu mba, asal itu bukan sama septic tank gapapa kok. bekas cucian itu kita masukin ke bak penampungan wetland itu bisa untuk pengolahan sebelum ke sungai
DeleteYa harusnya sekarang gak cuma industri atau bangunan umum yang dicek Amdalnya, ijin pembangunan perumahan juga harus ada syarat punya IPAL sendiri.
ReplyDeleteKalau udah terlanjur pembuangannya ke selokan, selokannya ditanemin eceng gondok sama dipasang biofilter aja, itu mayan bisa mereduksi zat kimia dari limbah RT
iya, eceng gondok itu konsepnya kayak wetland...cuman di wetland dipikirin juga aspek estetikanya , jadi pakai tanaman hias air
DeleteAku pernah nyium bau got ya ampun gengges banget apalagi tiap hari
ReplyDeletemalesin banget ya mba
Deletesepakat sama komen meriska diatas meskipun ya eceng gondoknya kudu tetep dijaga sampek seberapa boleh tumbuh soalnya ni taneman cepet banget numbuhnya
ReplyDeleteyang terbaik adalah pakai tanaman hias air, kalau eceng gondok nanti jadi gulma...bikin dangkal perairan
Deleteaku pernah memilah limbah pospak sblm kubuang, memang dilema ya antara sampah dan kebersihan air sdh mulai tercemar
ReplyDeletepospak termasuk limbah cair bukan ya? wah bagus mba sudah care banget sama lingkungan
DeleteSemakin banyak perumahan bikin kandungan air di Jabodetabek jadi nggak begitu bagus ya. Di lingkungan rumahku pun begitu. Kadang kuning dan harus pakai filter.
ReplyDeletengeriin banget, ngga tega buat masak
DeleteBau hantu itu dimana sih? Hehehe
ReplyDeletedimana-mana ahahhaha
DeleteIya ya air bekas cuci piring atau cuci baju mestinya bisa di-reuse, sebelum kemudian dibuang.. Mengefisienkan pemakaian air, sebagai wujud bahwa kita sayang alam >.<
ReplyDeleteiya, itu cara yang paling sederhana tanpa harus rancang ini itu
DeleteYang kasian biota air yang tinggal disungai..
ReplyDeletekalau ditempat ane got got diperumahan buangan akhirnya disungai, alhasil sungainya jadi kotor n tercemar :-(
masalah di smeua wilayah kurasa ya, semua maish buang limbah domestik ke got
DeleteKalau pengelolaan air PAM disini kerjasama dg pemerintah Perancis. Mbuh kok bisa gitu. Yang concern itu ya homecare yg ramah lingkungan. Belum ada sih homecare yg pakai stiker ramah lingkungan di kemasannya. Dulu pernah lihat sekali tp produk ekslusif aka mahal banget. Coba KLH encourage industri utk bikin homecare ramah lingkungan massal trus dibantu promonya, jangan subsidi ntar manja. Kalau pembeli banyak, otomatis harga bisa ditekan.
ReplyDelete