Saya masuk ke bioskop dengan
prasangka bahwa film yang akan saya tonton ini pasti menguras emosi dan air
mata. Bagaimana tidak, ini adalah film yang konon menceritakan Wiji Thukul si
penyair yang hilang hingga kini. Mungkin ini juga yang ada di pikiran 30an
orang lain di studio 6 Blitz tadi siang. Sebagian besar oom-oom sih, mungkin
saya yang paling unyu ahahaha. Nggak nyangka kalau Istirahatlaj kata-kata
akhirnya ditayangkan di bioskop secara umum. Meski nggak semua bioskop nayangin
sih ya, Bekasi saja cuma satu studio. Bagi saya generasi 90an, ini adalah pesan
dari masa lampau. Masa dimana kami masih bedakan cemong-cemong dan nonton arena
123. Dunia terasa damai dan tentram, tanpa tahu ada sosok wiji Thukul dan
banyak kawan-kawan seperjuangannya yang menjadi buron.
Sinopsis
Istirahatlah kata-kata dimulai
dengan adegan seorang anak yang sedang diinterogasi polisi di rumahnya. Itulah putri
kecil wiji thukul, Fitri. Rumah sang penyair digeledah untuk kesekian kali. Sang
empu rumah buron, dia berpindah dari rumah seorang teman ke teman lain di
Pontianak. Dalam pelarian, Wiji sempat berganti identitas dan menumpang di
tempat temannya yang orang Medan sebelum kembali ke Jawa.
Review
Ekspektasi saya akan segala drama
menguras emosi, ternyata tidak ada. Aman, tentram, tenang. Kok bisa?
Minim Dialog
Ini film yang minim dialog di
luar puisi-puisi wiji Thukul. Selain minim dialog juga minim musik. Tapi Kesan gelisah,
tidak jelas, yang dialami para tokoh bisa nyampe banget lho.
Gambar Yang Bercerita
Sebab mimim dialog, maka
bagaimana menyampaikan pesan jika idak lewat gambar? Saya merasakan kekuatan
dalam gambar-gambar di film Istirahatlah kata-kata ini. Bukan angle luar biasa
apalagi animasi bombastis melainkan komposisinya. Gambarnya benar-benar bisa
bercerita.
source: www.hollywoodreporter.com |
Penokohan
Saya suka akting Marissa Anita
banget yang berperan sebagai Sipon istri Wiji Thukul. Menjiwai pastinya, dan
gerak-geriknya...cara jalannya...intonasi kalimatnya, ah kece. Saya nggak tahu
sih, Sipon asli itu seperti apa.
Setting
Istirahatlah kata-kata bersetting
tahun 1996, detil yang ada di film itu juga diperhatikan. Plat nomor, jenis
motor, pakaian, juga dandanan. Ada sebuah adegan dimana muncul cameo seorang
wanita yang membawa dokumen untik KTP baru Wiji Thukul. Meski muncul sekilas,
tapi dandanan serta wardrobe si wanita ala 90an banget. Nggak ada tuh bedak
kinclong hasil pakai bb cushion khas kekinian apalagi lipcream warna neon.
Sedikit kecolongan terjadi di
scene pasar sepeda. Saya melihat sepeda-sepeda merek masa kini terpajang di
sana, hehehe.
Bukan Film Kontroversial
Saya sempat berprasangka bahwa
film ini pasti emosional dan memicu kontroversi. Ternyata, tidak lho. Sutradara
Yosep Anggi Noen berhasil membawa Gunawan Maryanto memerankan sosok Wiji Thukul
selayaknya manusia biasa. Rakyat sipil yang buron, bukan sebagai aktivis dengan
amarah membara. Bukan pula diceritakan tentang sejarah siapa Wiji dan mengapa
dia buron, bukan. Tidak ada darah, tidak ada kebencian membuncah yang saya
rasakan hingga akhir cerita. Tetap menjadi misteri, tanpa ditambah-tambah
dramatisasi.
Siapa Wiji Thukul
Sebagai generasi 90an yang
berharap bisa mengetahui siapa sebenarnya sosok Wiji Thukul, saya tidak
menemukannya di Istirahatlah kata-kata. Tapi meski pengetahuan saya soal ini
sama sekali nol, pesannya nyampe kok. Kondisi rakyat yang tak berdaya,
kegelisahan seorang buron, dan ketidakjelasan seorang istri yang suaminya
pulang dari persembunyian untuk akhirnya pergi lagi.
Rate
Saya beri rate 4 dari 5 deh untuk Istirahatlah kata-kata.
aku ora pengin kowe lungo, tapi aku yo ra pengin kowe muleh, aku mung pengin kowe ono - Sipon
Ternyata, ada hal-hal di periode
90an yang baru saya tahu. Baguslah tahunya sekarang, saat sudah bisa berfikir. Kadang
saya merasa sangat beruntung sebab saat masa kecil...tak ada berita buruk di
televisi. Isinya berita pembangunan, berita orang rapat, orang sidang. Coba dulu
tahu berita soal demo besar di Medan, penangkapan aktivis di beberapa daerah,
hemm...mungkin bisa menjadi trauma. Terima
kasih Istirahatlah kata-kata untuk sedikit pelajaran sejarahnya hari ini kepada
saya generasi 90an.
Hm..minim dialog, sejalan dg judulnya ya.. Di Pekalongan main gak ya?
ReplyDeletesayangnya engga diputer di Pekalongan
DeleteWah. Jadi makin penasaran! Senin nonton ah! :3
ReplyDeleteayeyy, aku lagi nonton senyap nih...habis tu mau jagal
DeleteInteresting... dan masih banyak misteri yang tersisa ya..
ReplyDeletesperti kabut
DeleteMenarik.Jadi penasaran pengen nonton. Tapiii ... di daerah tempat tinggal saya tidak ada bioskop. Gimana donk? *pasang muka sedih*
ReplyDeletesemoga nanti muncul di youtube ya mba
DeletePengen nonton ini...semoga sempat *sok sibuk :p
ReplyDeleteassikk mba Ika pancen sibuk kayake
DeleteBaru tahu cerita Wiji waktu kuliah, dan jadi penasaran dengan filmnya... tapi nonton dimana?? *nasib gak punya bioskop :(
ReplyDeletesemoga nanti ada di yutub
DeleteBaru nonton tadi siang, dan setujuuu suka sama angle-angle yang diambil di film ini dan aktingnya Marissa Anita! dia fasih banget ngomong pakai Bahasa Jawa. Yap film ini minim banget dialog dan musik, tapi pesannya tersampaikan :D
ReplyDeletesepakaat...
Deleteayo nonton sneyap sama jagal juga. dah ada di yutub tuh.
hmm jrang banget ke BLITZ makanya gatau ada film ini
ReplyDeleteaku tau jg dari iG nya marissanita
DeleteAku lagi duduk manis depan layar nih nay, mau nonton. Dan inget km udh review film ini. Ok aku ada sedikit gambaran, karna memang gk sama sekali tau ttg wiji thukul
ReplyDeletewkwkw kamu sempet2nya browsing yak ahahhaa
DeleteSempet denger nama wiji thukul itu, beliau salah satu tokoh 90n yang hilang entah kemana, semacam kasus pembunuhan aktivis ham Munir mungkin ya? sampai sekarang masih misteri
ReplyDeletePasti seru tuh kak filmnya. pokoknya jadi pengen lihat nih...
ReplyDeleteMarisa anita yang mantan penyiar sekarang maen film ternyata
ReplyDeleteceritanya bagus... coba ada lanjutan filmnya pasti ane tonton
ReplyDeleteBiasanya film yg minim dialog dan lebih mengedepankan gambar sebagai representasi mereka. Para pemainnya watak semua, hmmm ... penasaran jadinya sama film ini.
ReplyDeleteblm sempet nonton udh turun layar -__-
ReplyDeletedi bbrp film bersetting lama memang suka ada kecolongan kayak gitu :3
bahkan kalo jeli ada mobil dan sepeda motor masa kini juga ikutan muncul :D
kayaknya bagus ya filmnya.... aku jadi pengen nonton .. aku juga kangen masa-masa 90an.. masa dimana anak-anak mendapat apa yang seharusnya mereka dapat dari negeri ini, permainan anak-anak bukan gadget, film kartu bukan sinetron alay ... aduh jadi sedih
ReplyDeletePaling suka judulnya. Kadang ketika kepala sudah pusing waktu scroll medsos isinya, "aku tu bla bla" "anakku bla bla" "tetanggaku bla bla" belum lagi segala screenshoot obrolan dengan suami diupload, lalu tiba2 tulisan "istirahatlah kata2" melintas di timelineku, that's exactly the words i want to scream at those people. Hayati lelah hahaaa
ReplyDeletePengeeeeen banget nonton film ini...
ReplyDeleteFilm yang memotret Wiji Thukul dari sisi lain ^^
ReplyDeleteSaya juga suka akting Marrisa.