Memasuki bulan Agustus kita yang
tinggal di Indonesia mulai bersiap menyambut perayaan kemerdekaan. Entah
mengapa perayaan kemerdekaan di negeri saya ini terasa sangat spesial bahkan
layaknya hari raya. Jika hari raya keagamaan hanya dihebohkan oleh para
penganutnya, berbeda dengan 17 Agustusan. Semua rakyat dengan semua keyakinan
meramaikan. Rumah dan kantor dihias dengan aneka rupa bendera, pun dengan
macam-macam perlombaan yang diadakan di masing-masing tempat. Momen Agustusan
jaman masih di kampung dan masa sekolah terasa indah untuk dikenang. Beda
sekali dengan saat ini dimana saya sudah berada di kota besar dan kesibukan
yang sedikit meleburkan rasa itu.
Jika dulu Agustusan diisi dengan
mengikuti bermacam perlombaan, saat ini malah berburu diskonan. Mall, toko
online, berlomba-lomba memberikan potongan yang menggoda, termasuk kejutan17 alfamart yang tentu tak akan saya lewatkan. Ada
hal-hal yang saya rindukan dari momen agustusan, nih saya bagi ceritanya karena
bisa saja kamupun merasakannya.
1| Pasang bendera di depan rumah
Saat ini saya tinggal di
perumahan yang entah mengapa tidak ada satupun bendera tertancap. Mungkin kami
semua orang sibuk dan memasang bendera bukanlah hal essensial. Beda dengan di
kampung dulu, hampir setiap rumah entah itu rumah gedongan atau rumah kayu jika
agustusan ya masang bendera.
2| Beli seragam baru
Ketika masih SD, saya
tidak membeli seragam di tahun ajaran baru melainkan saat agustusan. Jadi,
seragam itu dipakai pertama kali ketika upacara 17an di kecamatan. Rasanya
seperti lebaran banget deh. Pagi-pagi sekeluarga heboh menyetrika seragam
masing-masing dan sarapan (sebab kalau tidak sarapan takut pingsan).
3| Membuat tiang bendera mini dan diberi nama
Yang lucu dari masa SD
saat agustusan adalah kami ditugaskan membuat tiang bendera kecil dari bambu
untuk dipasangi bendera plastik. Biasanya tanggal 16 agustus kami ke sekolah
membawa tiang kecil itu dengan nama tertulis di bawahnya. Bapak-bapak kami
antusias sekali membuat tiang terindah untuk anak-anaknya.
Di pagi 17 agustus,
bendera plastik kecil dibagikan oleh para guru untuk dipasangkan di kain. Nahas
bagi kami yang tiang benderanya kebesaran sehingga bendera plastik tak muat
dimasukkan.
4| Upacara di kecamatan
Setelah upacara di
sekolah, kami diangkut dengan mobil bak terbuka ke kecamatan untuk upacara
detik-detik proklamasi. Rasanya bahagia banget bisa memain-mainkan bendera
plastik di atas mobil yang melaju kencang.
5| Beli rujak usai upacara
Seperti telah menjadi
kebiasaan tiap tahun di keluarga saya, setelah upacara acaranya adalah makan
rujak bersama di rumah. Bapak membeli semangka utuh, sedangkan rujak dan pisang
goreng dibeli ibu. Sederhana banget, sama sekali tidak semewah orang-orang yang
ke pusat perbelanjaan mencari diskonan atau ke alfamart untuk ikutan kejutan17 alfamart sebab di kampung saya tidak ada, hehehe.
6| Lomba di lapangan desa
Usai dzuhur di tanggal 17
Agustus, hampir semua warga berkumpul di lapangan desa. Lomba makan kelereng
(padahal cuma emut sendok isi kelereng) adalah lomba pembuka dan ditujukan untuk
anak-anak usia 9 tahunan. Yang agak besar ikut lomba memecahkan air dengan mata
tertutup, balap karung, dan tarik tambang. Puncak dari perlombaan adalah panjat
pinang. Bapak saya selalu ikut lomba ini dan membuat ibu khawatir.
Menuliskan kisah ini membuat mata
saya berkaca-kaca dan ingin merasakan momen agustusan di kampung layaknya yang
saya alami di masa kecil. Kamu punya kenangan dengan 17 agustusan?
this is a sponsored post, read disclosure
masang bendera di dpn rmh paling gk bakal aku lupain mbk, soalnya dlu sambil akting ala paskibraka gitu,hahaha
ReplyDeleteKata pak Aniesbaswedan, ini cara yang terlihat sepele tapi berpengaruh besar buat menumbuhkan nasionalisme
Deletemomen 17-an pasti punya ceritanya masing2 bagi setiap orang.. klo saya dlu, yg paling seru adalah momen lomba mengambil uang recehan dari buah melon yang diberi oli,, trus cara ngambilnya pke mulut pula tuh.. item2 dah tuh mulut :-)
ReplyDeleteHwahahah kamu ikuta mba?
DeleteMoment 17anku jaman sekolah :
ReplyDeleteAbis upacara di sekolah, ikutan teriak2 suporterin lomba trus buru2 pulang ninton detik2 proklamasi
Hahahaa iya iya
Deletemomen 17an aku, bangga jadi pasukan pengibar bendera (paskibra) disekolah dan seolah-olah serasa jadi paskibraka nasional saat itu hehehehe
ReplyDeleteWah kereen. Aku pembawa proklamasi wkkw
Deletepaling seru lihat panjat pinang kalau Agustusan
ReplyDeleteIya mba..itu yang khas yaa
DeleteKalo aku yg gk lupa, lomba balap kelereng dan kalah. Sesihnya tuh sampai skrg.. Hiks
ReplyDeleteDuuh kamu ga kesedak kelereng kan mba? Hihi trauma
Deletedulu masa kecil pas menjelang 17 san.. pasti cari kayu dihutan bikin pagar rumah n di cat pake kapur.. sekarang ga da lagi yg kaya giti..
ReplyDeleteWahhh so sweet. Brasa mau lebaran ya. Iya sekarang udah g seheboh itu
Deletepasang bendera mah udah pasti yaaaah...
ReplyDeletesampai saat ini lomba balap kerupuk masih jadi favorit nih hehehe..
Balap kerupuk? Hihihi....
DeletePake sambel ya teh sama nasi. Nyaammn
Kalo saya nggak pernah ikutan lomba, cuman asyik jadi penonton saja. :D
ReplyDeleteHihi panitia nih
Deleteuntuk pasang bendera didepan rumah memang kadang suka lupa. parahnya kalo udah nancep benderanya juga suka lupa nurunin. tapi untuk tahun ini insya Allah ga lupa karena udah dialarm terus sama si kakak...hihihi...
ReplyDeleteWah lupa nurunin ampe taun depan hihi
Delete