Diaz Hanafiah nama yang sekian
bulan susah hilang dari ingatan saya. Password wifi pun saya isi dengan nama
itu. Sebelumnya, seorang sahabat pernah bilang “Nurul, kalau kamu tahu Diaz
Hanafiah...kamu akan menemukan sosok pria idaman.” Tidak ada ekspektasi apa-apa
hingga akhirnya saya membuktikan sendiri. Memang luar biasa sensasinya saat
diajari drible bola, dibela dan dilindungi dari pria-pria iseng, ditemani
masak, ya...Diaz yang to the point tapi romantis. Susah dipercaya bahwa Diaz
Hanafiah yang sering saya sebut-sebut itu hanyalah tokoh fiksi. Tokoh utama
dalam sebuah novel Indonesia yang berjudul Lukisan Hujan.
Diaz Bukan Rangga
Rangga yang manis dan puitis itu
berbeda dari Diaz. Dibikinin puisi setiap hari? Ya...boleh saja, tapi saya
lebih suka sosok pria yang memperjuangkan bukan hanya diam dalam harap. Kalau perlu
berantem...ya berantem aja, bukannya galau lalu bikin puisi dan membiarkan si
wanita menunggu untuk dibela.
Diaz Nggak Sok Ganteng
Pria ganteng yang merasa ganteng
atau sok ganteng itu menyebalkan. Meski secara fisik Diaz yang blasteran
Indonesia-Meksiko itu guanteng abis, tapi ya dia nggak sombong karena
kegantengannya. Sombong karena kegantenagn itu begini contohnya, tebar pesona
kesana kemari tapi ya sekedar ditebar saja.
Diaz Nggak Gila Status Sosial
Hidup mapan 7 turunan nggak bikin
Diaz memilih-milih dengan siapa bisa dekat.
Diaz Itu Fiktif
Ini yang harus diketahui, bahwa
Diaz Hanafiah itu hanya ada di lukisan hujan. Saya pernah membayangkan betapa
bahagianya pacar Diaz. Apakah akan ada sosok seperti itu di dunia nyata? Yang ganteng,
jago berantem, jago basket, anak teknik, dan segala kesempurnaan lainnya. Saya rasa
tidak akan ada. Tapi, mewujudkan kebahagiaan seperti yang dialami tokoh Sisi
pacar Diaz di Lukisan Hujan rasanya tak mustahil.
Accidently meet him
Saya memang tidak hujan-hujanan di
pinggir jalan seperti Sisi yang mobilnya dibetulin Diaz. Tapi, si dia...sosok ajaib yang tiba-tiba muncul dalam
kehidupan saya itu rela menembus hujan mengikuti motor saya sampai rumah. 30km
diterjang hujan malam hari tanpa jas hujan bukanlah hal yang menyenangkan. Saya
merasa dilindungi dan diperjuangkan.
Dari Diaz Hanafiah saya jadi
memahami apa yang dirasakan pria saat menghadapi wanita. Kalau kamu siap untuk
dibikin jatuh cinta dengan tokoh fiksi, baca deh Lukisan Hujan yang ditulis
Sita Karina.
“kita hanya orang-orang bodoh dan berengsek yang mencoba untuk berbbuat benar. Setidaknya, kita mencoba.” – Diaz Hanafiah
Terima kasih sudah membaca rubrik
Saturday Jomblo story.
Ya ampun Diaz dan Sisy bacaanku zaman kuliah. Jadi kangen baca kisah hanafiah yang lain deh.
ReplyDeleteHahaha...aku telat bacanya
Deletehaduh, saya perlu baca juga gak? gawat dong kalo sampe kepikiran, hihihi...
ReplyDeletePerluuu
Deleteiki diaz opo sih, itu novel anyar apa sudah lama? baru tau soale
ReplyDeleteNovel lama ini mba
DeleteBaca sekilas profil Diaz, kayak tipe2 cowok yang aku idam2kan jaman dulu haha...
ReplyDeleteAiih...jadi penasaran pengen bacaaa :D
Yuuk bacaa
Deleteoalah bukunya sitta karina itu, daku kagak baca
ReplyDeletetapi itu yang mengawal sampek rumah lagi cerita soal samwan ya rulnay? yang fotonya gandengan bukan?
Gandengan wkekek
DeleteAku kira kemarin yg di instagram itu namanya Diaz.. oh.. jadi nama masnya siapa?
ReplyDeleteCoba mba Ran lihat lg dg saksama...di foti aku aku ngetag siapa hihi
Deletejyahahhaha....tak kira yang foto di ig kemaren neng inayy
ReplyDeleteWkeekke kepo ah
DeleteKaya saya, tokoh fiksinya gak dikenali orang lain, hahaha...
ReplyDeleteWow. Seneng banget ketemu fansnya Diaz Hanafiah juga, hehe
ReplyDelete