golden sunrise at prau mountain |
Hari ke 101 tahun 2016 saya membuka mata di padang bunga daisy gunung prau Dieng. Konon, sunrise di gunung prau adalah
salah satu yang terindah di Indonesia. Tak heran jika saat weekend tiba,
tenda-tenda pendaki menyemut demi sensasi melihat 4 gunung sekaligus dalam satu
tatapan mata. Gunung sindoro, sumbing, merapi, dan merbabu akan kamu saksikan
secara nyata bersamaan dengan munculnya mentari pagi.
Perjalanan Naik Ke Gunung Prau
Saya naik ke gunung prau pada
hari sebelumnya. Jadi, sempat menginap semalam biar terasa petualangannya.
Perjalanan mendaki saya tempuh bersama 10 rekan lain dari pos pendakian Patak
Banteng. Tak mudah melewati medan yang normalnya cuma perlu waktu 2 jam saja
ini. Tantangannya adalah kabut tebal, hujan, dan petir gunung yang luar biasa.
Saturday Night At Prau Mountain
Malam mingguku tak sendiri lagi
saat itu. Hati hangat penuh antusiasme meski badan kedinginan efek angin
gunung. Semenjak lepas maghrib, jaket tebal sudah saya kenakan. Sarung tangan,
kaos kaki, dan sleeping bag sekalian.
Jadi, malam itu dihabiskan dengan
bercengkerama. Saya tidak bisa tidur nyenyak, sebab kondisi puncak sangat ramai. Lebih ramai dari perkemahan jambore se-kabupaten. Apalagi menjelang
pagi, makin banyak pendaki yang sampai di puncak untuk menyaksikan sunrise tanpa
menginap.
Pukul 05.30 sebagian besar
pendaki sudah mencari spot paling keren untuk mengabadikan penampakan gunung 4
sekawan (sindoro, sumbing, merapi, merbabu) serta mentari. Pun dengan teman-teman
serombongan saya tak ketinggalan.
Area di sekitar tenda-tenda sudah
penuh dengan manusia yang berfoto atau menerbangkan drone. Jadi, mencari lokasi yang masih sepi untuk menikmati sunrise adalah pilihan terbaik.
Golden Sunrise Gunung Prau
Setelah naik turun beberapa bukit
dan melewati padang bunga daisy, saya jadi tahu. Pantas saja orang
rela jauh-jauh ke sini, yang terlihat benar-benar seperti foto di kalender.
Siapkan kamera, drone, dan pasang mata baik-baik ya.
Sudah pagi |
Yang saya lihat ini golden
sunrise bulan April yang kata orang masih kalah indah dengan golden sunrise
gunung prau pada bulan Juli atau agustus. Kamu tetap bisa melihat 4 gunung dalan satu tatapan mata kok. Menakjubkan !
Sarapan ala gunung
Di puncak gunung prau tidak ada
yang berjualan makanan. Yang kami lakukan adalah memasak dan makan bersama.
Nasi putih, sosis, tempe, otak-otak, terasa sangat nikmat jika disantap beramai-ramai di alam terbuka seperti ini.
Usai sarapan, kami ber 11 siap-siap
untuk kembali ke kehidupan asal alias turun gunung. Packing ternyata bukan
perkara mudah. Bawaan terasa lebih berat dari saat mendaki.
Tepat jam 10 pagi, doa diucapkan bersama-sama sebelum kami memulai langkah menuruni gunung prau via jalur dieng.
Puncak 2565 mdpl?
Jalur Dieng kami pilih sebab
medannya yang landai meski jarak tempuhnya lebih lama. Lagipula, bosen ah..masa
lewat jalan yang itu-itu saja. Tak jauh dari bukit yang beberapa jam sebelumnya
saya tapaki untuk menatap matahari terbit, ternyata terdapat jalur yang bisa
membawa kami menuruni gunung prau.
peta jalur dieng |
Setengah jam perjalanan
pemandangan yang kami saksikan hanya bukit dan bukit. Panas
menyengat saat di depan saya terbentang tanjakan cukup tinggi. Ternyata saya
tak perlu mendakinya, hanya memutari bukit.
Di balik bukit, udara terasa lebih
dingin. Kabut mulai turun mendorong saya berjalan lebih cepat. Tapi, sayang
sekali jika momen ini lewat begitu saja bukan?
eh ini tanjakan cinta? |
berasa di film-film |
Saat saya berniat istirahat
setelah melewati sebuah tanjakan, mata tertuju pada tugu kecil. Puncak ?
lho..yang tadi di tempat perkemahan bukan puncak dong? Ternyata, puncak gunung
prau 2565 mdpl itu letaknya di jalur Dieng. Syukurlah kami lewat sini, meski
tidak ada pemandangan di puncak selain kabut tebal.
puncak 2565 mdpl beneran |
tugu puncak gunung prau |
Jalur babi
Selepas puncak, jalur yang kami
lewati bukan lagi padang rumput melainkan jalur babi. Eh..maksudnya jalur
setapak yang sangat sempit. Semak belukar, kadang jurang, dan harus sangat
hati-hati. Di antara puncak dan jalur babi ada persimpangan, ya..kamu bisa
memilih lewat bawah tower pemancar sinyal telekomunikasi atau lewat jalur babi. Yang
saya pilih adalah jalur babi karena bebas dari tanjakan. Menurun saja terus, jadi
persiapkan lutut ya dan awas terpeleset.
Tugu Perbatasan Batang-Wonosobo
Menemukan tempat landai, kamipun
berhenti sejenak.
“lho..perbatasan batang-wonosobo?”
teriakku seakan sudah sampai di seberang kampung halaman.
Gunung prau adalah patok
perbatasan untuk kabupaten Batang, Kendal, dan Wonosobo. Jadi, pantas saja jika
di tengah hutan cemara seperti ini ada tugu perbatasan.
Jalur Dieng ternyata memang bukan
pilihan yang salah untuk kepulangan kami. Dengan riang gembira meski ancaman
terpeleset selalu ada, sampailah kami di batas ladang dan jalur pendakian.
Selepas ladang, pos pendakian
Dieng sudah terlihat di depan mata. Kamu bisa membuang sampah sisa pendakianmu
di sini.
Welcome To Dieng
Berjalanlah melewati perumahan
penduduk usai pos pendakian Dieng. Kamu akan menemukan kembali ATM, minimarket,
toilet umum, dan aneka penjaja oleh-oleh khas Dieng. Hal pertama yang saya
lakukan adalah membalas bermacam jenis chat dan sms. BOS NYARIIN WOII. Setelah itu mencari ATM
dan membeli celana untuk ganti.
Tips Survive di Gunung Prau
1| Pastikan fisikmu sehat dan
mantap (punya motivasi) untuk bisa sampai puncak
2| Siapkan perbekalan yang cukup (di atas tidak ada air)
3| Di puncak prau tidak ada
sinyal. Kabari keluarga, boss, dan orang yang kira-kira akan mencarimu.
4| pemula? Jangan naik gunung
sendirian
5| jika merasa kurang enak badan,
informasikan ke rombongan
6| kepala berat? Badan pegal? Dingin
tak terkira? Itu gejala hipotermia, hangatkan badan segera dan (baca no.4)
7| Tidak ada toilet, percaya
dirilah untuk menggunakan semak-semak, jangan ditahan
8| Ibadah jangan terlewat
9| Turun gunung jam 9-10 pagi agar
tidak terkena hujan di jalan
10| Hujan? Matikan handphone,
awas banyak petir
Setiap perjalanan pasti memberikan pelajaran yang berbeda-beda. Kesan mendalam terhadap berbagai peristiwa mampu menyadarkan bahwa "banyak cara indah menghadapi problematika kehidupan"
belum pernah ke Prau, pernahnya ke Sikunir. Sayang, suasana diatasnya saat itu rame parah, susah mau selfie dengan latar sunrise. Seandainya buka lapak bisa laris manis.
ReplyDeleteArea deket perkemahan memang ramai banget mba...coba melipir dikit ke sisi bukit yang lain..
DeleteMendaki gunung udah kayak self healing aja ya...
ReplyDeleteAku pernah ke Dieng, yg kuingat tempatnya dingin. Kepengen kesana lagi deh...
Dingiinn banget.
DeleteAgustus tuh puncak keramaian di Dieng karena ada festivalnya Li
Sekarang rame banget yak. Dulu masih suepi. :)
ReplyDeletesalah satu tempat yang pingin banget dikunjungin nih, Dieng. Pasti indah banget yaah liat sunrise disana
ReplyDeleteExactly...
DeleteJalur dieng emg cenderung sepi. tapi di aas ya sama aja ruame :D
ReplyDeleteIya..kayak jambore tingkat propinsi hahaha
DeleteHuhu, selalu iri kalo liat orang naik gunung... tapi ga yakin saam diri sendiri kuat apa gak :D
ReplyDeleteYakiin bisa. Gunung2 kecil dulu mba
DeletePoin survive no.7 ngga nahan....
ReplyDeleteUdah dibilang jangan ditahan haha
DeleteBagus banget sunrise nya
ReplyDeleteIyahh...syahduu
DeleteWah ini bisa jadi destinasi nih untuk didaki selanjutnya wah harus dikasih tau dulu nih ke teman komunitas saya kayanya muantappp juga.
ReplyDeleteMonggo rame rame biar seru
DeleteAaakkk jadi inget dieng lah aku
ReplyDeleteUda hampir nyampe tengah2 jalan yang nanjak ealahnkejebak muacet hihihi
Kudu peka sama jalur vabi ni lain kali
Cocok nih Nit buat program hamil
Deletewah ceritanya seruuu..
ReplyDeleteHihi mas Andry
DeleteMbak Inna saya ikut membayangkan melihat Milky Way dalam Suasana dingin ditiup angin di atas gunung Prau itu, aduh indah banget. Kapan ya saya bisa naik gunung seperti itu :)
ReplyDeleteSo sweeet.
DeleteHayuuk atuh ke Prau :)
Aaah jadi pengen naik gunung. Beneran bagus banget ya mbaak.. itu gambar gunungnya bisa berjejer gitu. masyaallah..
ReplyDeleteTapi saya mah belum pernah naik gunung sebelumnya, apa itu tidak apa apa kalau misal nanti mau kesini gitu ?
Ohya.. mbak innayah ini sama rombongan apa?
rekan kerja kah?
Atau komunitas?
Aku juga pemula lho mba.
DeleteIni aku bareng temen kerja 3 orang..yg lain temennya temen..temenya temennya temen hahhaa. Jadi nambah temen
Jadi tambah pengen ke Prau nih Mba Inn.. tapi keknya musti nunggu sikecil gedean dikit. kalaupun dia betah dinginnya ya rempong gendongnya :P
ReplyDeleteBtw bukit teletubbies jg ada di daerah waduk cemethi, masuk wilayah Banjarnegara dari Dieng masih naik lagi :)
woohh pernah kesana mba? ceritanya dibagi juga dunk... :)
Deletesaya pernah ke Dieng Plateu
ReplyDeletekereen dan bikin krasan
salam sehat dan sukses mbak
amin
naik ke Prau juga mas..seruu
Deleteaaa selalu iriii liat tulisan nay tentang jalan2, apalagi ini ke prau. aku mau ke prau! aaaaaa >.<
ReplyDeleteahza cepet gede dong, nanti temenin ibu naik gunung lagiiiiii..
ahaha.. :P
banyak balita diajak lho mba..tapi ngga ngecamp gitu, pagi aja lihat sunrise naiknya
Deletesaya pengen ke siniiii ^_^
ReplyDeleteayo ayo..disambangi :) bersama keluarga naik gunung bareng..so sweet
Deletejahe anget itu dimanamana emang enaak anget ya rulnay hihi :))
ReplyDeleteyang jahenya dibakar..:)
DeleteJustru Sindoro malah aku udah pernah kesana, tapi kalo Prau malah belum pernah. Kalo turun malah ringan kan, airnya minum udah habis, udah gak berat bawaanya :)
ReplyDeleteberat mba bawa baju basah sisa kehujanan pas berangkat hahaha
DeleteKeren bgt sunrisenya.. dan alangkah beruntung teman2 yg sudah sampai ke sana.. Prau.. Dieng, ahh kapan ke sana....akkk
ReplyDeleteslalu suka liat Foto lanskap mba Nay
makasih mba Ira..
Deletealhamdulillah, semoga kita sellau diberi kesehatan dan kesempatan menjelajah bumi Allah
blm pernah naik gunung yg bnr2 gunung gitu sih mbak... pernahnya juga cuma sikunir, itupun level yg paling rendahnya ;p.. dan aku udh mula kliyengan pas naik -__-.. tapi pas nyampe di atas dan melihat sunrise, itu best moment, paling terindah yg prnh aku liat dan ga bakal keberatan balik lagi walo harus mendaki2 :D
ReplyDeleteVirus naik gunung tuh. Pas ndaki bilang "kapok deh" tapi pas nyampe puncak gembira ria lupa susahnya tadi. Pas udah pulang...susah move on pengen naik lagi hahah
DeleteWah, kayanya asyik nih bisa sampai ke puncak. Nggak terlalu tinggi juga termasuknya. Btw, kalo ngajak anak-anak recommended nggak ya? Anak-anak saya pasti seneng banget bisa lihat empat gunung berjejer.
ReplyDeleteRecommend mas..banyak kok balita balita :)
DeleteKalau dari Kebumen deket tuh Dieng, pengin banget kesana
ReplyDeleteMonggo ke sini..
Delete