Sosok itu selalu standby selama tiga hari saya bed rest. Sejak mulai merasakan demam hingga cek lab darah untuk ke-3 kalinya, dia adalah yang bisa membuat saya merasa baik-baik saja.
“kamu normal..” itu kata dia.
Setiap ada permasalahan terkait dunia medis, dia lah orang pertama yang saya hubungi. Sebut saja “G”, sahabat yang beberapa kali muncul di blog ini entah karena saya mengambil kutipan kalimat-kalimatnya atau muncul sebagai ilustrasi foto. “G” itu seumuran saya, masih muda dan energik. Awal April 2016 adalah karir ke 5 tahun dia sebagai perawat. Tak tanggung-tanggung SK PNS yang didapat membawanya kala itu ke pedalaman Jepara.
Perawat Muda Di Belantara
Sebelum mengenal kehidupan perawat dari “G”, saya sering under estimate dengan pelayanan di rumah sakit. Perawat jutek seliweran dan seenak hati menangani pasien. Sekarang saya tahu, bahwa seorang perawat juga punya kehidupan layaknya saya. Bahkan seringkali perawat harus dinas 2 shift sekaligus dari siang hingga malam.
“kamu dines malem lagi?” tanyaku
“iya..biasa..siang-malam”
"G" |
Jepara itu masih wilayah Pantura Jawa Tengah, kupikir daerah ini layaknya Pantura Pekalongan yang ramai. Ternyata, rumah sakit tempat “G” ditempatkan itu termasuk wilayah pedalaman Jepara. Akses jalan ke tempat kerjanya masih rusak, sinyalpun kadang tiba-tiba hilang.
anak muda yang berjuang dalam kondisi seperti itu dan sudah 5 tahun, kurasa harus diacungi jempol. Untuk mengusir kejenuhan, tiap jatahnya libur (fyi, perawat liburnya tidak ikut kalender) “G” selalu pulang ke Semarang atau Pekalongan. Bolak-balik seperti itu pekalongan-semarang-jepara dia jalani dengan motor kesayangannya.
Nusantara Sehat
Kalau nonton tv dan melihat berita tentang layanan medis yang kurang memadai di Indonesia, saya jadi heran. Sebab, di daerah saya saja ada 2 sekolah tinggi keperawatan dan kebidanan. Kemana saja mereka? Masih banyak kok tenaga medis seperti “G” yang siap dibawa ke pelosok negeri.
Seperti program nusantara sehat yang digagas oleh kemenkes ini, harus kita apresisasi. Saya pun andai punya kemampuan di dunia medis, pasti tertarik bergabung. Apa daya, saya bukan perawat atau dokter manusia...saya dokter mesin.
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan) selama 2 tahun. Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian. Mereka ditempatkan di daerah-daerah yang membutuhkan. Ya..agak mirip dengan Indonesia mengajar gitu lah.
Andai Dokter Mesin Bisa Jadi Dokter Manusia
Asli saya ngebet ikut jadi tim nusantara sehat. Bukan karena travelingnya ya, helloow itu 2 tahun sist. Yang bikin saya antusias adalah karena pasti ilmu saya akan terpakai. Iya sih, di Jawa juga kepakai..tapi rasanya pasti beda. Kita benar-benar ditempatkan di daerah yang bisa jadi belum ada fasilitas bahkan kesadaran apa-apa. puas banget lho kalau ada impact yang terlihat nyata atas usaha kita. Banyak hal yang akan saya alami jika si dokter mesin ini adalah dokter manusia yang tergabung di tim nusantara sehat, diantaranya:
1| Cross Culture
Dalam suatu daerah yang baru, pasti saya akan banyak belajar tentang sosiologi setempat. Tentang mitos-mitos dunia medis yang mereka percayai, obat-obat yang mereka pakai, juga tentang pola kehidupan sehari-hari mereka yang berdampak ke aspek kesehatan.
2| hidup lebih strong
Dua tahun jauh dari keluarga dan lingkungan yang selama ini membuat nyaman pasti butuh ketangguhan. Saya sudah hampir 10 tahun merantau dan jauh dari sanak keluarga, kemampuan bertahan hidup akan makin teruji andai dibolehkan bergabung di tim nusantara sehat ini.
3| bekerja dalam tim
Konsep dari nusantara sehat adalah menempatkan tenaga medis dalam sebuh tim. Oke, saya sepakat banget. Kalau “G” aja yang sendirian bisa, apalagi saya yang sama tim? Selama ini saya bahagia banget jika bisa bekerja dalam tim. Karena apa? pola pikir kita menghadapi masalah itu berbeda-beda. Kadang saya mentok dengan si Anu, eh kata si B itu perkara sepele.
4| makin cinta Indonesia
Mungkin syaa mulai jenuh dengan rutinitas masyarakat urban, lalu sering menyalah-nyalahkan pihak tertentu. Misalnya, saat sungai dekat komplek mampet dan airnya meluap saya menyalahkan pengembang yang nafsu banget bikin apartemen dan mall. Dengan berada di daerah yang serba kurang, pasti deh saya bakal bilang “Indonesia masih butuh aku..aku akna setia sama kamu..Indonesiaku”.
Lalu apa yang akan saya lakukan? Sekedar foto-foto?
1| Analisa itu tidak bisa sebentar
Sebagai engineer saya terbiasa menganalisa masalah dengan metode 4M+1E. Apa itu? Sisi yang kita lihat dari Man, machine, method, material, dan environment. Bisakah untuk problem kesehatan? Bisa dong..tinggal disesuaikan saja.
2|Memanusiakan manusia
Buang hajat di semak-semak itu rasanya kurang pantas. Sesederhana itu sih, lebih memanusiakan manusia dengan memberikan penyadaran.
3| menggunakan pendekatan yang sesuai
Setiap masyarakat punya kekhasan tertentu. Jika aspek reliji nya tinggi, dekati dari aspek ini. Jika mereka lebih mementingkan ekonomi, dekati dari sana.
Pada kenyataannya, saya memang bukan dokter manusia. Saya juga bukan perawat seperti “G” si sahabat tangguh nan strong di Jepara sana. Saya hanya calon dokter hewan yang akhirnya menjadi dokter mesin. Siapapun kamu, Indonesia masih membutuhkanmu..lewat peranmu..dalam bidang apapun.
Sudah pantas belum, jadi tim nusantara sehat? |
Informasi lebih lanjut tentang Nusantara Sehat dapat diakses melalui :
www.nusantarasehat.kemkes.go.id
Twitter @Nusantara_Sehat
Facebook Nusantara Sehat
semangat kakak.. Indonesia butuh pemuda macam kalian Nay.. sukses buat lombanya ya
ReplyDeleteIndonesia juga butuh dirimu mba. Jangan pergi jauh ya, kita berjuang bareng
Deletesalut deh buat mereka yang mau berjuang bukan hanya karena "uang"..
ReplyDeletesemoga semakin banyak tumbuh generasi-generasi penerus seperti "G" dan kawan-kawannya..
dan semoga negaraku semakin mengapresiasi kerja keras yang telah mereka curahkan..
Amiin. Indonesia pasti bisa..jangan demotivated aja kita rakyatnya
DeleteItu yg terakhir bukan jas lab tpb kan nay?
ReplyDeleteEh temen sma ku juga ada yg mpe maumere dan mengabdi jadi suster di pencerah nusantara
Iya itu jas lab TPB wkkwkw.
DeleteLuar biasaa..
masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan tangan-tangan ringan seperti kakak, semoga lomba ini juga menginspirasi para pemuda lain untuk mau terjun membantu sesama
ReplyDeleteSemangat terus pemuda Indonesia.
DeleteKegiatan yang positif
ReplyDeleteSalam hangat dari Jombang
Meneruskan estafet pembangunan darimu pak Dhe..
DeleteJangankan di Jepara, Mbak, di saya aja Cianjur yang masih lingkungan atau dekat Jabodetabek dan dekat dengan Bandung masih terisolir kok
ReplyDeleteSunyal dan listrik byar pet, ke rumah sakit saja harus 2 jam kendaraan....
Kalau puskesmas gitu gimana mba?
DeleteJadi inget komen mbak di post saya yg National Girls Ideal Type hehe. Salut deh sama niatnya ikut Nusantara Sehat. Semoga jadi dokter mesin yang bermanfaat bagi nusa bangsa ya mbak! (y)
ReplyDeleteAmiin ya robb..semoga niatnya tetap lurus dalam kebaikan
Delete