Kondangan |
Usia-usia 23plus itu mulai disibukkan oleh acara-acara kondangan. Seperti weekend kali ini, ada 2 undangan pernikahan sahabat yang harus saya datangi.
Undangan yang pertama datang dari Cilacap dengan pernikahan adat Batak. Sedangkan undangan ke-2, datang dari Jakarta dengan adat pernikahan Minang. Semakin luas lingkaran pertemanan, semakin beragam pula adat dan budaya yang saya pelajari. Hari ini, pertama kalinya saya datang ke pernikahan dengan adat Batak. Sebagai orang Jawa, saya sangat takjub. Yang menikah bermarga Samosir dengan Tanjung.
Undangan Pernikahan Khas Batak
Ketakjuban saya pertama kali adalah ketika melihat undangan pernikahan. 4 halaman dengam 2 bahasanyaitu bahasa Batak dan bahasa Indonesia. Keluarga yang dimention ada 100 orang hampir dari seluruh provinsi. Persaudaraan orang Batak patut diacungi jempol deh.
Tamu yang diundang
Kurasa tamu yang diundang sangat banyak serta mostly adalah saudara kedua mempelai. Ketika saya masuk ke gedung pernikahan, deretan kursi sudah dipenuhi tamu. Iya,,tamu-tamu dengan ulos sudah duduk rapi di kursi. Di belakang kursi ada tempelan nama marga. Saya? Saya berdiri di pojokan mencoba mengikuti acara meski tidak paham.
Debat di pernikahan
Setelah pengantin sampai di pelaminan, ada acara semacam debat. Terdapat dua meja memanjang berhadapan di depan pelaminan. Pria-pria berjas hitam melontarkan kalimat-kalimat yang saya sama sekali tak ketahui.
Hidangan Khusus
Di depan meja debat, terhidang sebuah baskom berisi tulang berserta daging. Di meja seberangnya, ada hidangan ikan mas. Sepertinya ini tidak dimakan saat pesta berlangsung.
Prosesi Pernikahan Batak
Setelah salaman saya bergegas pulang. Kenapa? Sebenarnya penasaran sih sama prosesinya yang panjaaang. Tapi, karena tamunya banyak banget dan saya kegerahan ditambah ngga ngerti bahasa Batak..okedeh pulang duluan.
Nikah Beda Suku
Saat di acara itu, saya jadi berpikir. Bagaimana jika jodoh saya adalah orang beda suku? Saya bukan mau rasis...tapi sungguh ngga pernah terlintas. Toh ketika saya berteman ngga pernah kok nanya “kamu sukunya apa?” hahaha. Palingan juga “kamu asalnya dari mana?”. Yang Batak lebih terlihat sebab mereka punya marga di namanya.
Cross culture pasti ada, dengan siapapun itu. Tapi kalau beda suku, cross nya pasti bakal lebih banyak. Jangankan Jawa-Batak, Jawa-Sunda saja banyak bedaanya kok. Tapi apa mau fokus ke perbedaan? Yang pasti, seiman. Apa Cuma itu? Ya..pasangan itu harus yang nyaman, bersahabat, dan pelukable (Teletubbies dong...hahah).
Nikah Dengan Tetangga
Apapun sukunya, sepertinya paling aman itu nikah sama tetangga...kalau mau ngomong dari sudut pandang culture. Setidaknya namanya tetangga itu sudah saling paham adat masing-masing.
Setiap adat pasti punya keunikan. Saya merasa pernikahan adat Batak itu unik, apa lantas aaya harus tertawai? Tidak. Pun jika orang Batak datang ke pernikahan adat Jawa untuk pertama kalinya, pasti mereka takjub juga.
Kamu punya cerita unik soal pesta pernikahan? Terima kasih sudah membaca Saturday Jomblo Story
Kalo udah mendekati usia nikah, pasti diwejangin sama ortu. Kalo bisa, calon suaminya jgn suku a, b, C. Hihihihi.
ReplyDeleteDikau ud diwejangin blom? Hihihi
Ndak ada wejangan..hahah. palingan "kalau nyari suami itu yang 'biasa' aja"
DeleteAku pernah datang ke acara nikah orang batak, biasanya tamu adat sama tamu nasional dipisah entah beda ruangan atau lantai, tapi waktu itu masi bisa liat prosesinya dari tari-tarian sampai mencacak kerbau di depan pelaminan. Hebring deh, keluarganya banyak banget. Pas makan udah kayak di rumah makan aja suasanya, kadang ngebronx banget suka ada birnya segala di meja.
ReplyDeleteKemarin dicampur tamunya...iya heboh
DeleteWah.. pasti takjub ya, melihat adat pernikanan Batak. Apalagi ada debat seperti itu.
ReplyDeleteSemoga jodohnya nanti sesuai harapanmu & orang tua
Amiin ya robbal'alamiin
DeleteSetiap suku memiliki budaya berbeda. Bahkan sama-sama suku Jawa.
ReplyDeleteBaru tahu jika ada daftar nama keluarga sampai 100 di undangan. Mungkin jumlag itu salah satu prestise juga ya. Di sana kan masih berlaku keluarga adalah harta
Oohh gitu ya...pantesan
DeleteSetiap daerah punya keunikan budaya sendiri yaa mbak. Wajar juga kalo terjadi akulturisasi atau asimilasi budaya atau apalah namanya, yg penting cibta.
ReplyDeleteYhoii cintaaa ohh
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDebat di pernikahan mungkin sama kayak berbalas pantus tradisi betawi ya, Mbak :)
ReplyDeleteIya kayak yang di Betawi. Tapi ini duduk gitu mirip acara ILC..hehe..dan pakai bahasa Batak
Deleteini ngasih kode ke tetangga yak, hayo tetangganya innnayah, ada yg kesengsem nie..
ReplyDeleteWahai tetangga..apakah kamu membaca ini?
DeleteAda debat? Rame doong yah.
ReplyDeleteNikah beda suku itu bikin kaya. Pengalaman, adat istiadat, prosesi2, kebiasaan2, semuamuaanya deehh (based on own experience). Iyeeesss, meskipun sama2 asal Sulawesi, tp suku nya beda.. :D
Cross culture semoga ga bikin perpecahan ya mba
DeleteDi tenpatku juga ada semacam debat gitu, tapi pakai bahasa jawa...aduh, namanya lupa..hehehe
ReplyDeleteOiya? Di Pekalongan ngga ada
DeleteRame ya..ak belum pernah lihat prosesi pernikahan Batak.
ReplyDeleteIni pun pertama kalinya
Deletegapapa mah beda suku yang penting seiman biar sah nikahnya :D
ReplyDeleteNah...iya..
DeleteSeru mba kalau nikah beda suka. Kalau mau ngomong butuh penerjemah. Hihii. Aku nggak begitu lancar bahasa Jawa, jadi kalo pas kumpul keluarga suami, bahasanya diganti bahasa Indonesia biar aku paham. Karena beberapa kali aku nggak paham, mba :(
ReplyDeleteWah...sama orang Jawa ya mba..
Deleteweih, kalau adat minangnya nggak diceritain juga inna ? Penasaran juga nih :)
ReplyDeleteIya..nantikan saja postingannya yaa..
DeleteKarena Cinta datang tak diundang pulang tak diantar...
ReplyDeleteMengingat ada 360 jenis etnik di Indonesia, nikah beda suku pastilah memungkinkan, dan terjadilah blasteran, tingkat lokal
Hahaha...
Mau?
Apa? 360? Alaamak...
Deleteaku termasuk yg beda suku tapi masih di pulau Jawa
ReplyDeleteJawa-sunda mba? Kalau itu...cross culture nya ngga sebanyak Batak-jawa kayaknya ya
Deleteortu saya beda suku. Dan pas mereka merit thn 1962 itu ya sempet bikin kelg masing2...gimanaaaa gitu... Dan tgl 28 Mar ini mereka baru saja merayakan ultah nikah 54 tahun :)
ReplyDeleteEmang gitu ya mba...awalnya yang berat
DeleteDan aku makin penasaran setelah baca pos ini
ReplyDeleteKlo di kondangan aku suka ngamatin baju adatnya