Bagaimana mungkin, novel Hujan Bulan Juni tak menyebutkan selarik pun puisi Hujan Bulan Juni yang sering disitir orang itu?
Identitas Buku
Judul: Hujan Bulan Juni
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Halaman: 135
Genre: Novel/sastra
Sinopsis
Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri. Bagaimana mungkin seseorang bisa mendadak terbebaskan dari jaringan benang yang susun-bersusun, silang-menyilang, timpa-menimpa dengan rapi diselembar saputangan yang sudah bertahun-tahun lamanya ditenun dengan sabar oleh jari-jarinya sendiri oleh kesunyiannya sendiri oleh ketabahannya sendiri oleh tarikan dan hembusan napasnya sendiri oleh rintik waktu dalam benaknya sendiri oleh kerinduannya sendiri oleh penghayatannya sendiri tentang hubungan-hubungan pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang. Bagaimana mungkin.
Review
Strategi yang bagus dalam pemilihan judul. Diantara puisi Sapardi, "Hujan Bulan Juni" adalah yang paling fenomenal selain "aku ingin". Saya pikir, ini akak menceritakan "hujan bulan juni" dalam bentuk novel. Cinta yang tabah.
Tapi...yang saya dapatkan adalah cerpen agak panjang yang menceritakan kosah cinta Sarwono dan Pingkan. Tabah? Mimim konflik. Apakah bisa disebut novel? Ragu.
Pemilihan desain sampul cukup menarik. Klasik.
Novel sangat ringan dengan alur maju. Tak banyak tokoh, mudah dipahami. Saya rasa, Sapardi ingin menyampaikan bahwa cinta tak akan menanyakan asal-usul.
Rate
2 dari 5
Quote
Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah