"Apakah cinta tak ubahnya dengan pengadilan, yang setiap pihak harus membuktikan segalanya" (page 234)
Tidak seperti Rahvayana 1 (bagi yang belum baca, reviewnya ada di sini) yang banyak saya skip , Rahvayana 2 ini meski enggan mau beli atau engga tetep aja beli dan dibaca tuntas. Sepertinya IQ ku bertambah sedikit, ehehe.
Judul: Rahvayana 2 Ada yang Tiada
Penulis: Sudjiwotedjo
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: 2015
Jumlah halaman: 296
Sinopsis
Sinta berubah. Namanya jadi Janaki. Janaki pun berubah. Namanya jadi Waidehi. Tapi, Rahwana
tetap mencintainya. Rahwana tetap menjunjungnya, menyembahnya.
Terhadap titisan Dewi Widowati itu ia tak menyembah nama. Rahwana menyembah Zat melalui caranya sendiri. Persembahannya secara agama cinta ....
Hmmm ....
Sebuah nama yang ada bukan karena dinamai. Sebuah nama yang ada juga bukan karena
menamai dirinya sendiri. Adakah itu? Ada. Rahwana yakin itu ada. Dan ia sangat mencintainya
tetap mencintainya. Rahwana tetap menjunjungnya, menyembahnya.
Terhadap titisan Dewi Widowati itu ia tak menyembah nama. Rahwana menyembah Zat melalui caranya sendiri. Persembahannya secara agama cinta ....
Hmmm ....
Sebuah nama yang ada bukan karena dinamai. Sebuah nama yang ada juga bukan karena
menamai dirinya sendiri. Adakah itu? Ada. Rahwana yakin itu ada. Dan ia sangat mencintainya
Review
Ini bukan buku cerita, bukan pula buku puisi. Ini adalah buku yang kalau kamu baca di lain waktu, lain mood, lain ladang, lain ilalang, maka akan menghasilkan makna yang berbeda. Buku ini menarik 3/4 bagian di depan kemudian 1/4 bagian ke belakang terasa berisik. Surat-Surat kepada Sinta yang sangat romantis dan 'gue banget' hahahhahaha. Jangan heran ya kalau makin ke belakang makin absurd. Makin ngawur, ya memang begitu.
Rate
2 of 5 stars
Quote
"Biarlah angin dan burung pungguk yang akan membahasnya. Betapa setiap saat aku dan khayalanku tentang dirimu tinggal alam keberduaan yang tak usai-usai"
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah