Film remaja yang berbobot, nggak menye-menye apalagi alay. Awalnya
ragu sih, tapi esensinya dapet. Nggak Cuma buat anak SMA, anak rohis, anak
Bandung, tapi buat kita semua yang sedang ingin merenungkan niat sebenarnya
dalam memakai hijab.
Cast
Andania Suri (Annisa), Shawn Adrian (Ananda), Vebby Palwinta
(Jelita).
Sinopsis
Saat kita jatuh cinta, kadang kita tak punya pilihan selain terus
jatuh.
Annisa, gadis 15 tahun yang
periang, terbuka dan bergaya tomboy. Memasuki masa awalnya bersekolah di SMA
Tunas Bangsa, ia berkenalan dan akhirnya bersahabat dengan Jelita, gadis 15
tahun yang berjilbab, ayu namun pemalu dan pendiam.
Memasuki masa awal sekolah,
ketika dilakukan presentasi sejumlah ekskul, perhatian Annisa tertumpah pada
sosok Ananda, penggiat Rohis, yang tinggi, berkulit putih, tenang dan ganteng
namun tak mengenal konsep pacaran. Sementara Jelita tertarik dengan aktifitas
Rohis dan segera bergabung.
Annisa jatuh cinta pada
pandangan pertama pada Ananda. Namun ia melihat Ananda lebih memperhatikan
Jelita yang berjilbab. Annisa pun memutuskan berjilbab hanya agar Ananda
memperhatikan dirinya.
Siapa menyangka jika
ternyata Jelita pun diam-diam memendam rasa suka pada Ananda. Dan membuat
persahabatannya dengan Annisa retak. Keputusan Annisa yang berjilbab dengan
alasan yang salah menemukan tantangannya ketika ia diterima mengikuti program
pertukaran pelajar di Amerika.
Akankah Annisa mampu
mempertahankan jilbabnya? Bagaimana pula dengan persahabatannya dengan Jelita?
Dan apakah rasa sukanya pada Ananda mendapatkan balasan atau hanya bertepuk
sebelah tangan?
Review
Niat awal seseorang untuk memakai hijab pastilah beragam. Ada yang
karena perintah suami, pengaruh teman, atau karena seragam sekolah dan lain
sebagainya. Apakah salah berniat memulai memakai jilbab dengan niat bukan
karena Allah? Di Film Hijabers In Love ini disampaikan bahwa
"apapun niat awalnya, yang penting saat kita sudah menjalani itu…ikhlas apa enggak."Tujuan dari perintah memakai hijab adalah agar kecantikan perempuan tersembunyi. Lalu bagaimana jika setelah memakai jilbab malah jadi makin cantik? Inilah rezeki bagi si pemakai. Ini..sekelumit pembahasan tentang hijab di film HIjabers in Love. Masih banyak lagi yang seru, hehehe.
Kalau pembahasan tentang Love nya gimana. Ananda, si tokoh cowok
keren di film ini adalah “ikhwan bakwan” hahahah ini istilah yang aku tahu
ketika kuliah. Ikhwan bakwan itu cowok rohis tapi masih gencar ngejar cewek. Ya
anak rohis juga manusia sih ya..hahaha.Cinta itu anugerah kata pak Ustadz..dan
quote nya
“Jika cinta datang, sambutlah..tapi jika cinta pergi…segeralah menata hati.”
Kata-kata si Ananda yang nohok gini nih
“Apa gunanya kita nembak, kalau kita nggak boleh pacaran?”
Jadi akhirya nembak nggak tuh si Ananda? Nembak Annisa apa Jelita?
Lihat sendiri aja deh. No spoiler.
Menurutku film ini bisa keren karena pemilihan pemain yang pas. Mereka
masih segar,bukan para pemeran anak SMA yang sering nongol di sinetron kejar
tayang. Karakter nya juga pas. Cuman..si Shawn kurang jenggot dikit..hahahha. Seragam
sekolah termasuk jilbab yang dipakai para pemain juga mencontohkan seragam
sekolah yang benar. Jadi ingat aturan dulu di SMA ku, jilbab harus polos..nggak
nerawang. Nggak harus lebar sih, kalau lebar-lebar malah stereotipnya agak
gimana gitu. Hijabers di film ini hijabers yang masih menghalalkan musik. Music
mungkin memang salah satu pintu masuk setan. Tapi, segala yang ada di dunia ini
sebenarnya adalah pintu masuk setan. Iya kan? Segalanya akan aman jika tak
berlebihan.
setiingnya Hijabers in love di Bandung dengan segala keelokannya. Ada
pak walikota juga…Pak Ridwan Kamil. Heheh mau tau beliau ngapain di film ini?
3 dari 5 bintang untuk Hijabers in Love. Untuk perpaduan cast yang
tepat, setting, serta pesan moralnya.
Source:
bgus certnya ...... lanjutkan ..... !
ReplyDeleteSalam Sukses dari brebes ,, :)
oh sudah nonton juga ya?
Deletesalam... :)