Sulit sekali bagi seorang wanita mengatakan "ya..aku juga suka kamu." Kelihatannya naif sih, sama-sama suka tapi seperti musuhan. Tapi kadang itulah bagian dari alur cinta. Kalau jodoh, entah takdir..nasib..kebetulan..atau apalah namanya..akan bertemu kembali, meski awalnya berat sekali dan terasa tak mungkin. "Ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri." Sudah sering kubaca kisah percintaan, tapi yang ini beda. Settingnya bukan Jakarta, Bandung, atau Jogja..melainkan Pontianak. Kisah cinta seorang pengemudi sepit (perahu kayu). Pemuda berhati lurus, kisah cinta realistis.
Judul: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Penulis: Tereliye
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2012 (2014 cetakan ke-8)
Halaman: 512
Kisah cinta Mei dan Borno ini realistis kenapa? Ya ya..bukan hanya kisah si kaya dan si miskin yang maksain memadu kasih. Dibalik itu, ada kenyataan lain yang terlambat diketahui Borno tentang masa lalu Mei. No spoiler ah, hahaha.
Tereliye berhasil menyuguhkan setting yang tak biasa, kapuas Pontianak. Mungkin akan tak menarik jika setting dan alurnya klasik nan umum. Entah mengapa, mungkin ciri dari Tereliye untuk menghadirkan seorang tokoh yang punya banyak petuah berupa "kakek-kakek". Warna lain ciri tereliye adalah tionghoa.
Recommended dibaca buat semuanya, terutama yang mau meluruskan lagi cinta yang sedang dijalani.
Dunia ini terus berputar. Perasaan bertunas, tumbuh mengakar, bahkan berkembang biak di tempat yang paling mustahil dan tidak masuk akal sekalipun. Perasaan-perasaan kadang dipaksa tumbuh di waktu dan orang yang salah.
4 dari 5 bintang untuk Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah.
Quotes favoritku: "aku tidak akan merendahkan kehormatan wanita dengan memegang-megang tangannya."
aku suka banget juga buku ini
ReplyDeleteawesome tereliyeeeee ehehe