Sepeninggal Uje yang baru hitungan hari, tetiba muncul berbagai buku biografi ustad gaul ini. Beberapa buku yang beredar justru malah menyakiti beberapa pihak yang sedang berduka. Bahkan menurut pihak keluarga, buku buku tersebut seakan menguak kembali aib masa lalu Uje.
Di infotaiment, Pipik Dian Irawati pernah memaparkan bahwa dia menghadiahkan buku saat ulang tahun Uje ke 40 beberapa hari sebelum meninggal. Buku itu berisi untaian hikmah tausiah-tausiah pendek Uje yang sengaja Pipik kumpulkan. Jadi, bagi Anda yang nge fans atau simpati dengan Uje ada baiknya memilih buku ini saja. Pipik sempat menumpahkan kekesalannya atas buku buku yang beredar lewat akun instagramnya.
Ada baiknya jika ingin menulis yang menjurus ke biografi, lebih lebih atas orang yang baru meninggal ijin dulu ke pihak keluarga.
"Jika cinta dapat menghilang karena hal hal remeh dan tidak terlalu penting, sejak awal itu bukanlah cinta. Mungkin obsesi, keinginan sementara, mungkin juga permainan iseng".
Judul: Kata Hati
Penulis: Bernard Batubara
Penerbit: Bukune
Tahun terbit: 2012
Halaman: 196
Novel bergenre roman yang ringan tapi realistis. Tentang kisah cinta yang berdurasi lama tapi tiba tiba kandas oleh pengkhianatan. Di saat hati hancur, belum bisa move on, munculah sesosok makhluk yang mengingatkan dengan masa lalu. Ada keraguan karena takut akan tersakiti lagi. Memberi jalan seseorang masuk dan tinggal di dalam hati kita juga berarti menyerahkan sepenuhnya kepadanya untuk merawat atau malah mengobrak abrik hati. Hal hal indah mulai tumbuh saat masa lalunya kembali lagi dan berjanji akan menata kembali kepingan kepingan hati yang dulu dipecahkan.
Ini adalah karya Benzbara pertama yang saya baca. Terlamabat juga sih, bahkan setelah filmnya hilang dari peredaran. Cukup keren karena tidak berselang lama dari novel, munculah versi layar lebarnya. Saya bukan followers benzbara di twitter, tapi tertarik dengan buku ini karena covernya. Simpel, tapi saya banget. hehe. Ternyata gaya bahasa benzbara lumayan enak. Meski temanya biasa saja, karakter nya hidup dan terasa fresh. Bagian yang saya suka adalah saat Dera melabrak Fila, wow dialog dialog nya frontal tapi khas wanita sekali. Recomended kalau Anda cari novel ringan percintaan yang mudah dipahami.
Cashflow yang biasa (otak kiri) |
Cashflow otak kanan |
Penulis mencatat apa yang dialaminya sebagai sejarah kehidupan. Dan dengan itu ia tidak hanya mengubah hidup sendiri, tapi juga hidup orang lain. Inilah salah satu seri dari "my life as..". saya mendapatkan buku ini lewat preorder di bukabuku.com .
Penulis : Haqi Achmad & Ribka Anastasia Penerbit : Plot Point Rencana Terbit : April 2013 Jenis Cover : Soft Cover Halaman : 200
Tersaji 5 penulis yaitu Alanda Kariza, Farida Susanty, Clara Ng, Vabyo, dan Dewi Lestari yang berbagi cerita mengenai perjalanan karir mereka.
cara baru untuk menceritakan sebuah profesi. bukan biografi, bukan pula nonfiksi. membaca buku my life as writer seperti membaca majalah, apalagi dengan penyajian grafisnya yang dibuat santai dan warna-warni. Apalagi penyajian Quotes-quotesnya yang full kreatif. Mungkin ini sedang jadi tren di buku genre memoar, menampilkan kreasi grafis untuk mempertebal buku dan membuat pembaca tidak cepat bosan. mempertebal buku? iya..coba aja quotes nya ditulis biasa atau sekadar diberi bold, pasti buku ini jadi tipis banget ;-) .
Dari 5 penulis yang ada di buku my life as writer, hanya Dewi Lestari yang saya ketahui karya-karyanya. jadi, yang paling diresapi ya bagian ini saja. padahal berharap penulisnya itu yang benar-benar WOW,,dari segala genre. Kalau yangs ekarang kan fiksi semua.
overall, buku ini ringan dan cocok bagi yang suka nulis tapi nggak suka baca.
Published 2007 by Bentang Pustaka
ISBN: 139789791227025
edition language : Indonesian
original title: Edensor
series: Tetralogi Laskar Pelangi #3
literary awards: Khatulistiwa Literary Award Nominee for Prosa (2007)
Ini adalah kali kedua saya membaca novel ini. Pertama kali di tahun 2008 dan belum sempat meresensi. Meski mebaca ulang, tapi tetap seru lho..
Sinopsis:
Ikal dan Arai bukan lagi para pemimpi. Impian keduanya dulu untuk dapat bersekolah ke Perancis, menjelajah sampai afrika telah tercapai. Berkat kerja keras dan pengorbanan, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas Sorbonne Perancis-sebuah impian yang telah sejak lama mereka cita-citakan. Ikal berkutat dengan teori-teori ekonomi, sedangkan Arai sibuk dengan penelitian ilmiah biologinya. Dan ketika liburan musim panas tiba, Ikal dan Arai membuat keputusan gila. Keduanya akan menjelajah Eropa dan Afrika dengan modal sebagai manusia patung!! Mereka menjelajahi dinginnya Belush’ye di bagian utara Rusia, dan menyeberangi panasnya padang pasir sahara di Mali. Mereka mengarungi Islandia di barat sampai ke Laut Kaspia di timur. Tak lupa selama perjalanan itu, Ikal mencari sosok A Ling, cinta pertamanya yang hilang. Cinta pertama yang membuatnya tergila-gila. Cinta pertama yang menghadiahinya novel Seandainya Mereka Bisa Bicara. Cinta pertama yg mengenalkannya pada keindahan Edensor, sebuah tempat yang dipikir Ikal hanya ada di dunia khayal. Penjelajahan usai, namun kuliah terus dilanjutkan. Ikal kemudian pindah kuliah ke Inggris. Sementara Arai pulang ke tanah air karena sakit. Siapa sangka kepindahan Ikal ke Inggris akan mengantarkannya ke tempat terindah yang sangat diidam-idamkannya; Edensor.
Resensi:
Membaca Edensor layaknya mebaca sebuah buku panduan travelling atau catatan perjalanan seseorang. Sangat menarik daripada buku yang memang aslinya buku travelling. Tanpa ada unsur kenarsisan sama sekali, bahkan bertabur metafora yang indah. Metafora yang tersaji sangat scientist tanpa terasa kaku. Meskipun setting ada di luar negeri, tapi penulis tetap menyajikan percakapan dalam bahasa Indonesia sehingga pembaca mudah memahami. Sebuah penyampaian yang tidak membosankan dan membuat penasaran. Karena saya belum pernah ke Perancis dan tidak paham keadaan di sana, saya ikuti saja alurnya meskipun banyak yang bilang ada hal-hal yang tidak logis dan terkesan didramatisir.
Moral value yang bisa ditangkap diantaranya adalah mengenai kegigihan menggapai mimpi. Tuhan memeluk mimpi kita, meski kadang kita sampai garis finish belum mendapatkan mimpi itu justru disitulah jawaban dari Tuhan. Sebuah kenyataan yang kadang pahit atas mimpi yang harus diterima.
jarang-jarang bisa gini :) |
Djakarta Theatre with Femina Group |
habis nonton.. :) |
Tetralogi laskar pelangi Andrea Hirata yang ketiga adalah Edensor. Versi layar lebar dari Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi sudah lebih dulu ditayangkan dan menarik jutaan penonton bioskop. Ketika membaca novel Edensor di tahun 2008, imajinasi saya indah sekali. Berbeda dengan Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang setting nya adalah di Bangka, Edensor sebagian besar berlokasi di Eropa. Bagaimana ya filmnya..penasaran. Di akhir film Sang pemimpi diperlihatkan bahwa tokoh Arai ternyata diperankan oleh Ariel eks Peterpan. Saat itu memang citra Ariel belum seperti sekarang. Saya bertanya-tanya, apakah masih Ariel? Sepertinya tidak. Lalu siapa ya?..
Yang pasti, saya perlu membaca ulang novel ini karena terakhir membaca di tahun 2008...hehe..sudah lupa.
Cover hasil kreasi saya (galau) |