Beberapa waktu yang lalu, saat nonton film 5
cm ada iklan film yang akan tayang akhir
bulan Desember ini. Judulnya Cinta Tapi Beda. Beda disini, ditekankan pada
perbadaan agama. Saya tidak akan bahas film itu, yang katanya diilhami dari cerpen
selebtwit dwitasaridwita. Hemm..
Cinta tapi beda agama, rasanya jaman sekarang
makin banyak. Banyak yang menjalin hubungan dengan lawan jenis
beda keyakinan. Teman saya sendiri bahkan ada yang dilahirkan dari pasangan
beda agama. Ibu kos saya merupakan pasangan beda agama, lalu
anak-anaknya pun dibebaskan memilih agama yang mereka yakini. Lalu bagaimana
dengan saya?
Keyakinan harus sama. Dalam ajaran agama saya,
masih dan tak akan berubah hal itu. Pernikahan dengan keyakinan berbeda itu tidak
sah. Apa dasarnya sih? Logikanya bagaimana, kan masih sesama manusia? Keyakinan
itu hal yang “WAJIB” sama.
Kebanyakan kasus yang saya temui memang begitu
akhirnya, pacaran beda agama, sudah susah untuk pisah, akhirnya salah satu
“pura-pura” pindah agama, nikah dengan agama tertentu, lalu punya anak.
Anak-anak diasuh dengan salah satu agama (biasanya ikut agama si ayah). Yang
lebih tragis lagi, jika keyakinan agama kedua pasangan tersebut tidak kuat maka
kan jadi sama-sama tidak beragama (tidak menajlankan agama masing-masing).
Agama A tidak diajalankan, agama B tidak dilakukan, akhirnya anaknya tidak ada
pondasi agama. Makan babi iya, sholat juga iya (sholat dang-ding-dong). Yang
saya tulis ini bukan karangan saja, tapi sudah banyak kasus yang saya lihat
dari sekitar.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah